Hai hai, sedikit curhatan, ini gak jauh beda dari kisah aku, hahaha...
Yang ini beda sama "On Rainy Days" kemarin, beda cerita juga, jadi bukan beda side....
Yaudahlah, daripada males baca ini ye kan, daripada itu juga, happy reading readers,,,, :*
.
.
.
.
.
.
.
-RainyDays-
Rasanyaseperti kau akan datang dari suatu tempat
Akankah kau jatuh seperti curah hujan?
Itu hanya harapanku, itu terlalu terlambat
Berbicara soal cinta, sama halnya dengan musim yang dating dan pergi. Menetap sementara dan akan pergi ke tempat yang lain. Layaknya hujan manis yang jatuh sebentar dan kemudian berhenti.
Musim panas sudah terlalu lama di kota ini. Aku selalu berdoa semoga hujan turun di kota kering ini. Ya, satu-satunya cara agar aku bisa merasakanmu. Melalui hujan yang membasahiku.
Setiap hari, setiap malam, di pandanganku, hujan masih saja turun. Aku selalu berharap hujan ini adalah hujan cahaya. Tapi mengapa rasanya seperti musim yang panjang? Mengapa begitu?
Aku selalu berkhayal seperti kau akan dating dari suatu tempat. Akankah kau jatuh seperti curah hujan? Itu hanya harapanku yang terlalu mengharapkanmu, bahkan ini sudah terlambat.
Ketika hujan turun dan menyentuh wajahku. Aku seperti bisa menyentuhmu. Hujan yang turun mirip denganmu. Cahaya kebahagiaan sudah basah. Terkadang aku membenci hujan. Aku mencoba melupakanmu. Tapi kau terus turun, hentikan. Seperti ini setiap hari setelah kau pergi meninggalkanku. Sepanjang hari, selalu hujan. Dan kau selalu muncul dibenakku. Aku tak tahan. Hentikan.
Berkenalan dari jauh. Bahkan sulit untuk kita untuk bertemu. Tapi putus begitu mudah. Setiap dari kita mempunyai cara yang berbeda untuk saling menyakiti. Itu hanya beberapa perbedaan yang mungkin sulit. Sekarang kita seperti orang asing. Sudah berakhir sekarang.
-flashback on-
Aku mengirim pesan padamu. Aku merasa kita semakin jauh karena kurangnya komunikasi selama beberapa hari ini. Aku sangat merindukanmu.
"Aku merindukanmu, Changkyun-a," aku mengirim sebuah pesan kepadamu.
"Aku menyayangimu," tambahku.
Tidak ada balasan. Bahkan beberapa jam sudah berlalu. Dan kau sudah aktif di sosial media lainnya. Aku hanya menghela nafas. Mungkin kau sedang lelah dan butuh istirahat. Aku berusaha fokus pada pekerjaanku. Sebuah pekerjaan yang menuntutku tak bisa selalu menghubungimu. Hingga pada akhirnya aku selesai dari pekerjaanku. Ku tatap layar ponselku. Tak ada balasan darimu. Helaan nafas beratku terasa memilukan. Ada apa denganmu?
Hujan. Bahkan saat itu hujan. Dingin menyeruak masuk ke dalam jaringan kulitku. Ponselku bergetar. Balasan darimu. Aku tersenyum. Sedikit terasa hangat. Akhirnya.
"Berhenti menyukaiku, berhenti mencintaiku. Hentikan semua ini, aku tidak bisa melakukannya lagi. Mungkin kau harus berhenti menghubungiku, aku tahu ini pilihanku terlalu mendadak tapi maafkan aku. Aku merindukanmu dan hentikan semuanya," senyuman hangat tadi berubah menjadi senyuman miris.
Bahkan dingin yang sempat hilang tadi kembali seolah memenuhi ruang hatiku. Sesak. Bagaimana bisa?
"Maaf," apa? Maaf katanya, hah aku bahkan tak bisa mengucapkan sepatah katapun.
"Ah, kenapa harus secepat ini? Aku tak bisa mengatakan apapun," aku berusaha mengontrol kesakitanku.
"Sudah selesai, semua ini," kenapa dia mudah sekali mengatakannya.
Tidak tahukah dia aku bahkan tersiksa dengan rasa rindu ini? Aku ingin menangis, tapi apa yang bisa ku lakukan? Air mataku seolah tak ingin menangisi keadaanku sekarang. Aku berusaha kuat. Tapi sebenarnya rapuh.
"Baiklah, maafkan aku, maaf jika aku tidak bisa berhenti," aku memaksakan senyumanku.
"Untuk apa?" Kau bertanya begitu. Tidakkah kau mengerti?
"Mungkin aku butuh waktu untuk bisa berhenti mencintaimu, tapi aku tidak akan mengganggumu, terima kasih sayang untuk waktu kebersamaan kita selama ini, mungkin ini terakhir kalinya aku mengucapkan aku mencintaimu, dan bahkan hari ini aku tidak bisa melupakanmu, maafkan aku," lagi aku memaksakan senyumanku yang sebenarnya pedih.
Bukan aku tak ingin menanyakan mengapa tiba-tiba kau memutuskan hubungan ini. Aku hanya merasa terlalu menyakitkan dengan ketiba-tibaan ini. Dan lagi aku sudah berjanji tidak akan menghubungimu lagi.
"Maaf," lagi, sebuah maaf darimu bahkan tak mengobati goresan kecil ini.
Aku runtuh di hari yang hujan ini.
-flashback off-
Setiap siang, setiap malam, seolah tidak ada gunanya. Cuaca berkata ini akan menjadi hari yang berbeda. Tapi itu salah. Lihatlah kepalaku, basah kuyup dengan pemikiran tentangmu. Aku selalu bertanya. Apa kau bersama orang lain, di suatu tempat?
Setelah hujan berhenti. Mungkin kau akan menyesal, mungkin. Rasanya seperti kau akan kembali. Selalu di tempat itu. Di jalan ini dimana kita pertama kalinya bertemu. Kembali saja padaku. Itu hanyalah harapanku.
Hujan selalu turun di setiap hariku. Membasahi wajahku. Bayanganmu pun memasuki pikiranku. Aku sangat benci hujan. Aku mencoba melupakanmu. Tapi kau terus turun seperti hujan. Hentikan. Selalu seperti ini setiap hari. Selalu hujan.
-End-
Cukup iya cukup, terlalu menyakitkan melanjutkan cerita ini wkwkwkwk....
Okey see you at next work...
Kemarin ada yang nanya kapan Jookyun Lovey Doveynya? Wkwkwk, nanti kalo dapet feel lovey doveynya, lagi ngegarap FF lain juga yang ada unsur loveydoveynya mereka juga sih, tapi susah tuh, aku kebanyakan work hahahah....
Hahahaha, udah ahhh... Bhaayyy...
KAMU SEDANG MEMBACA
-FF One Shoot Monsta X- [Complete]
DiversosKumpulan FF one shoot Monsta X, bisa jadi JooKyun, Hyungwonho, Showki, Showhyuk atau Triangle Love~ Beberapa story berdasarkan lagu yang sesuai pengalaman, ya sesuai judul lah, sisanya, hasil pikiran gila kak changkyun &_& Happy reading!!! ©kak_chan...