42

101K 8.3K 185
                                    

Kalau menurut kalian cerita ini cukup baik, tolong bantu berikan pendapat kalian di kolom komentar. Semakin banyak, semakin baik. 😎😎

Anyhoe ... enjoy!

.
.
.

"Arthur?" Athena akhirnya memberanikan diri membuka pintu kamar Arthur. Meski dia merasa kurang sopan, tetapi mau bagaimana lagi, ini sudah hampir tengah hari dan lelaki itu belum keluar dari ruangan ini sejak kemarin.

Athena mendesah lega saat mendapati pintu kamarnya tidak terkunci. Matanya terbelalak ketika melihat ke dalam kamar Arthur.

Ini pertama kalinya gadis itu memasuki ruang pribadi sang suami. Bukan kamar luas nan elegan itu yang membuat Athena terkejut. Melainkan pecahan kaca bekas botol minuman keras dan vas bunga bertebaran  di mana-mana, memenuhi lantai.

Mata Athena menyisir setiap sudut ruangan tempat Arthur menghabiskan malam-malamnya tersebut. Dia tidak ada di atas ranjang king sized-nya. Tidak juga ada di kamar mandi yang terlihat dari dinding kaca. Mata Athena kemudian mendapati satu pintu yang dia yakin adalah ruang kerja Arthur.

Athena tahu, dengan dia memasuki kamar Arthur, dia sudah melanggar privasi pria itu. Namun, setelah melihat reaksi Arthur kemarin dan kenyataan bahwa dia seharian tidak keluar dari kamarnya, bahkan tidak untuk makan, membuat Athena risau.

Athena yang memakai sandal berjalan hati-hati berjalan di antara serpihan kaca. Gadis itu terus berjalan hingga ke depan pintu yang dia lihat. Dia kemudian meraih gagang pintu kayu di depannya dan membuka pintu tersebut.

Mulutnya terkesiap ketika Arthur duduk di lantai dengan kepala terkulai ke bawah sementara punggungnya bersandar di dinding.

"Arthur! Hey!" Athena buru-buru mendekati suaminya. Dia dengan refleks mengguncang pelan tubuh suaminya. Ketika dia rasa tubuh lelaki itu bergerak, Athena merasa lega. Setidaknya Arthur masih hidup.

Athena langsung mengeluarkan ponsel dari saku celananya dan berniat menekan nomor 911. Namun, tangan Arthur menghentikannya.

"Aku masih hidup, tidak perlu menghubungi bantuan." Suara Arthur terdengar parau. Dia tidak menatap Athena dan masih menundukkan kepalanya. "Dan bisakah kau berhenti menyentuhku?" tanyanya dingin.

Athena melakukan permintaan Arthur dengan sedikit heran lalu memperhatikan penampilan Arthur yang benar-benar berantakan. Matanya kemudian mendapati luka di tangan pria itu.

"Good God! Arthur! Apa yang terjadi dengan tanganmu?!" Athena berteriak histeris melihat tangan itu ditutupi darah yang telah mengering. Secara spontan, gadis itu meraih tangan Arthur yang luka.

Akan tetapi, Arthur dengan mengejutkan langsung menyentak tangannya dari genggaman sang istri. "Berhenti menyentuhku!"

Athena tertegun. Arthur tidak seperti Arthur. Dan Athena tidak tahu bagaimana untuk memperbaiki suasana hati suaminya.

"Ambilkan ponselku di meja," pinta Arthur kemudian.

Athena menghela napas. Hingga detik ini, tidak sekali pun Arthur menatap wajahnya. Kendati bingung, Athena mengambilkan benda yang diminta oleh Arthur tadi.

Ketika Athena menyerahkan, Arthur meraih cepat ponselnya. Ibu jarinya bergerak-gerak cepat mengetuk layar ponsel untuk melakukan panggilan.

"Aku mau kau datang ke rumahku dalam dua puluh menit," perintah Arthur datar.

Athena mendengarkan sambil bertanya-tanya dalam hati siapa gerangan yang sedang Arthur hubungi.

"Untuk apa? To fvck of course." Arthur kemudian tertawa. "Kau yang menginginkan tubuhku. Kau cuma bermimpi kalau berharap aku akan serius denganmu."

Lelaki itu kemudian melemparkan ponselnya ke dinding dengan kuat. Athena bisa menebak apa yang baru saja terjadi. Arthur menelepon teman kencannya.

Athena duduk bersila di depan Arthur. Dia lantas menyipitkan mata melihat suaminya.

"Bagaimana denganku?" tanya Athena dengan nada menantang.

Arthur yang sekarang mendongak memandangi langit-langit kamarnya bertanya bosan, "Apa?"

"You want to fvck somebody. Kenapa tidak denganku saja?" Athena menghapus semua ekspresi dari wajahnya. Dia memakai wajah dinginnya sebagai topeng.

Hening menyapa keduanya selepas kalimat tadi meluncur dari bibir merah Athena.

Ditanyai begitu oleh sang istri, Arthur terdiam. Matanya kelihatan menilai Athena, tetapi tatapan itu juga kelihatan bercampur dengan sesuatu yang tidak Athena mengerti. Ada yang tidak bisa Athena baca dari mata suaminya. Dan gadis ini hanya bisa diam menunggu jawaban pria di hadapannya.

Beberapa menit berlalu. Arthur memecah keheningan dengan tawa mengejek. "Kau? Ahahaha. Apa yang membuatmu berpikir kau cukup baik untukku? Kau hanya bocah yang tidak tahu apa-apa tentang memuaskan pasangannya."

Sudah barang tentu ucapan Arthur ini melukai ego Athena. Gadis itu benar-benar tersinggung dengan kalimat yang dilontarkan Arthur barusan. Seakan-akan dirinya tidak berharga.

"Aku hanya menawarimu karena aku tidak ingin kau terkena penyakit kelamin. Oh. Bodohnya aku, barangkali kau memang sudah tertular." Athena kemudian bangun sembari menahan amarah yang membuncah di dadanya.

Dia berusaha menyerahkan dirinya untuk Arthur, tetapi lelaki ini justru menghinanya. Tanpa membuang waktu lagi, Athena berniat untuk pergi dari hadapan Arthur. Namun, sebelumnya Athena berujar, "Die! You, Jerk!"

Tiba-tiba dirinya merasa muak dengan pria itu.

.
.
.

10 Februari 2017
84,2K views 14,6K votes
#79 in Romance

Salvation in You (Completed/Tersedia di Toko Buku)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang