“Sudahlah mending aku pulang saja, sejak kapan seorang Wendy takut dengan hujan? Mending aku hujan-hujanan saja, tapi bagaimana dengan sepeda si tengil ya? Apa aku tinggalkan saja disini?” aku berpikir cukup lama sampai ada seseorang yang menaruh sesuatu yang panas dipipiku.
“Aw” keluhku sambil memegang pipiku. “Zayn? Bukankan kau tadi sudah pulang?” tanyaku bingung karena ternyata orang yang mengagetkanku tadi adalah Zayn.
“Mana mungkin aku meninggalkanmu..ehm maksudku meninggalkan sepedaku disini, aku hanya mencari sesuatu yang panas agar kita tidak kedinginan. Ini cepat minum, nanti keburu dingin.” Zayn duduk disebelahku sambil memberiku gelas yang sepertinya berisi kopi panas kepadaku. Ia terlihat sibuk meniupi kopinya yang sepertinya masih panas sedangkan aku entah mengapa merasa sangat bersalah karena sudah berpikiran yang tidak-tidak padanya.
“Zayn?”
“Ya?”
“Terima kasih ya” aku tersenyum sambil menatapnya, terlihat sekali ia sangat terkejut ketika aku mengucapkan kalimat itu. Tapi aku langsung membuang muka dan pura-pura sibuk dengan kopiku.
“Wen” Zayn balik memanggilku, hey tumben sekali ia tidak memanggilku loser!
“Ya?”
“Kau marah padaku ya?”
“Kenapa kau menanyakan hal itu? Jujur aku memang sedikit kesal padamu tapi aku tidak sampai marah padamu kok.”
“Terus mengapa kau cuek padaku akhir-akhir ini?” Oh jadi itu yang menyebabkannya mengiraku marah padanya.
“Aku hanya sedang malas saja meladenimu tengil”
“Kenapa kau malas?”
“Hey lama-lama kau seperti wartawan saja menanyaiku banyak hal,haha” tawaku pecah ketika melihat Zayn sangat penasaran. Apakah aku harus menceritakan Zac padanya? Karena Zac lah penyebab aku malas meladeninya. “Hmm giliran aku sekarang yang bertanya, kau sedang apa di taman kota sendirian?” aku ingin memastikan sekali lagi bahwa dia bukanlah Zac, walaupun ia memakai kupluk merah yang sama seperti yang akan Zac pakai.
“Kau benar-benar sangat ingin tahu?” Ia menatapku dengan tatapan meledek.
“Tentu saja tengil, jika tidak mengapa aku menanyaimu” ujarku kesal sambil memukul lengannya.
“hahaha aku hanya ingin membeli ini di toko permen dekat taman kota untuk adikku sebelum menabrakmu” Zayn mengeluarkan sesuatu yang sudah tidak berbentuk lagi dari kantong jaketnya yang sepertinya seperti lolipop yang sudah pecah.
“Ini lolipop kan?” aku mengambil benda di tangan Zayn dan menelitinya. “Kenapa bisa jadi seperti ini?”
“Sepertinya pecah waktu tadi aku menabrakmu” Zayn mengambil lolipop itu lagi dan menaruhnya di kantong jaketnya.
“Maaf ya Zayn, aku tidak sengaja. Hmm apa mau aku ganti?” tawarku karena aku merasa tidak enak.
“Santai saja tidak usah kok. Kau sendiri mengapa ada disini sendirian?” Akhirnya Zayn menanyaiku balik, apakah aku harus jujur?
“Baiklah aku akan menceritakannya tapi kau janji ya tidak akan menertawakanku?” aku menanyainya balik. “Pinky Swear?” aku mengancungkan jari kelingkingku di hadapannya.
“Haruskah kita melakukan ini?” tanya Zayn dengan pandangan tidak percaya.
“Baiklah jika kau ti-“
“Ok, aku janji tidak akan menertawakanmu” Zayn mengaitkan jari kelingkingnya di jari kelingkingku.
“By the way mengapa kita jadi terlihat sangat akrab sekali? Pasti Jane akan menertawakanku jika ia melihat ini. Haha” tawaku pecah begitu menyadari apa yang baru saja aku lakukan dengan Zayn.
KAMU SEDANG MEMBACA
ASL? (Zayn Love Story)
FanfictionBagi kalian yang sering membuka situs Omegle dan chat disana pasti tidak asing mendengar istilah ASL. ASL atau age, sex, and location adalah istilah yang biasa digunakan untuk mempersingkat huruf ketika menanyakan umur, jenis kelamin, dan lokasi kit...