"Kau membiarkanku pulang sendiri?" Aku menatapnya dengan tatapan kesal sekaligus tidak percaya, bagaimana mungkin dia lebih memilih mengantar mantan pacarnya daripada pacarnya yang sekarang? Apa karena kaki gadis itu sakit? Uhhh, aku sangat amat yakin kaki gadis itu sebenarnya baik-baik saja, ia hanya berpura-pura supaya Zayn khawatir padanya.
"Bukan begitu maksudku Wen,"
"Lalu apa? Kau ingin bernostalgia dengan mantanmu?" tanyaku dengan tidak sabaran.
Zayn menatapku dengan tatapan tidak percaya, sepertinya dia sudah tidak sabar lagi menghadapiku. "Kau ini tidak pernah berubah ya, selalu saja berpikiran negatif padaku, aku sudah lelah dengan sikapmu ini Wen. Sekarang aku tetap akan mengantar Bella pulang, kau hati-hati di jalan." Ujarnya lalu langsung meninggalkanku yang masih memegang sepedanya. Zayn menggendong gadis itu di punggungnya, sekilas aku melihat gadis itu tersenyum penuh kemenangan ke arahku. Arrrrrgh rasanya aku ingin sekali menjambak rambut gadis itu!
"ZAYN KAU BENAR-BENAR MENYEBALKAN! AKU MEMBENCIMU!" teriakku sambil memandang punggung Zayn yang sedang menggendong gadis itu dari kejauhan. Aku yakin Zayn mendengar ucapanku itu karena orang-orang di sekitarku juga melirik ke arahku, tapi Zayn tetap saja berjalan dan sama sekali tidak menengok ke arahku seolah-olah tidak ada apapun yang terjadi. Aku benar-benar kesal sekarang, aku menjatuhkan sepeda Zayn begitu saja di bawah dan segera pergi dari tempat itu.
***
Bau khas tanah yang tercium saat hujan turun langsung tercium begitu aku sedikit membuka jendela kamarku untuk merasakan udara dingin yang tercipta karena hujan. Sudah tengah malam, tapi aku masih saja terjaga karena pikiranku penuh dengan kejadian hari ini. Menangis? Aku mungkin sudah menghabiskan beratus-ratus tissue untuk mengelap air mataku tadi. Aku sangat kesal dengan Zayn, kenapa sih tadi dia lebih memilih mantannya itu? Apa ia sebodoh itu sampai-sampai tidak menyadari bahwa mantannya itu membohonginya? ARRGGGGH aku benar-benar membencimu 'lagi' Zayn! Karena bingung harus melakukan apa, aku pun akhirnya mengirimi Zac pesan. Aku rasa aku butuh teman untuk bercerita. Lagipula tidak biasanya dia tidak mengirimiku pesan hari ini.
Me: Zac
Me: Apa kau sudah tidur?
Zac: Aku belum tidur kok, ada apa?
Me: Boleh aku curhat padamu?
Zac: Tentu saja! Kau kenapa Lu?
Me: Aku bertengkar dengan Zayn
Zac: Wow kenapa bisa?
Me: Ia lebih memilih mengantar mantannya daripada mengantarku yang jelas-jelas pacarnya. Bagaimana aku tidak kesal.
Zac: Mungkin ia mempunyai alasan sendiri, Lu
Me: Ya mungkin alasannya karena kami berdua tidak sengaja menabrak mantannya itu, lalu gadis itu mengatakan bahwa kakinya sakit
Zac: Nah benar kan, pasti Zayn tidak tega dengan gadis itu
Me: Huh, kau ini selalu saja membela Zayn
Zac: Aku bukannya membela pacarmu itu, aku sebagai laki-laki juga tidak akan tega membiarkan seorang perempuan yang sedang sakit pulang sendirian
Me: Asal kau tau saja ya, gadis itu hanya berpura-pura
Zac: Darimana kau tau? Kau tidak boleh menuduh orang sembarangan, Lu
Me: Buktinya saja gadis itu tersenyum lebar kepadaku ketika Zayn menggendongnya
Me: Coba saja kau pikir, bagaimana bisa ia tersenyum kalau kakinya sedang sakit?
Zac: Benarkah?
KAMU SEDANG MEMBACA
ASL? (Zayn Love Story)
FanfictionBagi kalian yang sering membuka situs Omegle dan chat disana pasti tidak asing mendengar istilah ASL. ASL atau age, sex, and location adalah istilah yang biasa digunakan untuk mempersingkat huruf ketika menanyakan umur, jenis kelamin, dan lokasi kit...