Sweet Moment

4.5K 290 13
                                    

“Lily dengar ya aku ini tidak mempunyai..” ucapan Zayn terhenti begitu ia melihatku. “WENDY?!” Zayn terlihat sangat terkejut begitu ia membuka matanya dan menemukanku berada di kamarnya.

“Iya itu aku” Aku berusaha tersenyum walaupun sepertinya pasti senyuman ini adalah senyuman teraneh yang kumiliki. Aku bingung harus bicara apa, aku tidak mau membuatnya besar kepala!

Zayn pun turun dari tempat tidurnya dan berjalan menghampiriku. "Mengapa kau bisa ada disini?" tanyanya dengan tatapan bingung.

 “Kenapa kau bertanya begitu? Bukannya wajar jika pacarmu ingin main kerumah?” anak kecil itu langsung membalikan pertanyaan Zayn ketika aku belum sempat menjawab.

“Lily dia ini bukan pacarku” bantah Zayn sambil menatap gadis kecil itu dengan tatapan kesal.

“Zayn kau tidak boleh berbicara seperti itu, masa kau tidak mau mengakui pacarmu sendiri? Pasti dia sedih jika kau tidak mengakuinya” anak perempuan itu membantah balik ucapan Zayn, sementara aku diam saja melihat pertengkaran mereka.

“Dia memang bukan pacarku Lily, sudah lebih baik kau nonton tv saja sana” Zayn mengusir anak perempuan yang sepertinya adiknya itu.

“Wow apa yang mau kau lakukan dengannya di kamar ini Zayn? Apa seperti yg di tv?” anak kecil itu bertanya dengan muka yang sangat polos, membuatku ingin mencubit pipinya yang bulat itu.

“Ya tuhan Lily! Baiklah aku saja yang keluar” Zayn menarik tanganku sampai ke belakang rumahnya. Aku tidak menyangka di belakang rumah Zayn terdapat halaman kecil yang dihiasi dengan beberapa tanaman hias dan terdapat bangku yang berbentuk seperti ayunan.

Aku berusaha melepaskan tanganku yang sejak tadi ditarik oleh Zayn. “Ih kau apa-apaan sih?! Kau pikir tanganku tidak sakit ditarik-tarik seperti ini?”

Zayn melepas tanganku, “Maaf, sini duduk” Zayn duduk di bangku tadi sambil menepuk-nepuk tempat kosong di sebelahnya, menyuruhku duduk.

“Kenapa kau bisa ada di rumahku?” Zayn langsung menanyaiku begitu aku sudah duduk di sebelahnya.

“Entahlah..”

“Hah? Maksudmu?”

“Hm.. maksudku.. maksudku aku ingin mengembalikan jaket ini” aku menunjukkan jaket Zayn-yang kemaren dipinjamkannya- yang sekarang sedang ku pakai. Tadi ketika aku sedang di perjalanan menuju rumah Zayn tiba-tiba gerimis turun jadi terpaksa aku mengenakan jaket ini lagi, padahal semalam aku sudah mencucinya dan berusaha mengeringkannya dengan susah payah tapi akhirnya jaket ini malah aku pakai lagi, bodohnya diriku.

“Sudahlah jaket itu buatmu saja, sepertinya kau menyukainya” Ia menatapku dengan senyuman meledek.

“Apa katamu? Aku menyukai jaketmu? Dalam mimpimu saja tengil!” aku melepaskan jaket itu kemudian melemparnya tepat di wajah Zayn.

Zayn mengambil jaket yang ada di wajahnya dan menjulurkannya ke arahku. “Ayolah mengaku saja Wen, aku benar-benar ikhlas ingin menyumbang jaket ini untukmu” Zayn menatapku denan tatapan sok seriusnya.

“Stop it Zayn!”

“I wont!”

“Stop it!”

“No!”

“STOP IT!”

“NO!”

“ZAYN!”

“WENDY!” Aku yang sudah kesal langsung mengelitiki perut Zayn, ia langsung tertawa terbahak-bahak. “Oke oke ampun Wendy aku janji aku tidak akan meledekmu lagi” Zayn masih sambil tertawa memegang kedua tanganku, menahan untuk tidak mengelitikinya.

ASL? (Zayn Love Story)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang