Chapter 3

105 41 6
                                    

Mulmed >>>>> Ochtaviane Claretta (Ocha)

Jangan lupa vote yah,, di coment juga boleh..

***

Upacara penutupan kegiatan pramuka telah berakhir semua siswa sedang sibuk mengambil kendaraan mereka di parkiran. Begitu juga dengan Satrya, dia sedang berusaha mengambil Motor Ninja Putihnya. Setelah beberapa menit akhirnya ia keluar dari parkiran, motornya melesat menuju halte angkutan umum di depan sekolahnya. Di sana ia melihat Rindi sedang menunggu angkutan umum.
Satrya pun membuka helm fullfacenya.

"Cepet naik" perintah Satrya kepada Rindi.
"Gue??" Rindi menunjuk dirinya sendiri.
"Yaiyalah, menurut loe gue ngomong sama angin?"
"Ya ga gitu juga, gue kan cuma nanya slow aja napa?!"
"Terserah loe aja deh, loe ga lupa kan gue dikasih dare apa tadi?"selidik Satrya.
"Hmm,, gimana kalo gak usah aja?, lagian temen temen juga gak bakal tau ini".
"Gak bisa, sebagai cowo gue wajib ngalaksanain tantangan yang udah dikasih" kekeuh Satrya.
"Gue gak mau pulang bareng loe, gue di sini aja nunggu angkot"
"Loe tuh yah jadi cewe batu banget udahlah gue anter aja lagian udah sore angkot juga udah jarang yang lewat" ucap Satrya namun Rindi menjawabnya dengan gelengan, dengan kesal Satrya pun turun dari motornya dan menghampiri Rindi kemudian menarik tangannya menuju Motor Ninjanya.

"Eeh apa apaan nih?" tanya Rindi.
"Brisik loe tinggal naik aja juga". Akhirnya dengan berat hati Rindi mau menaiki motor Satrya.

" Pegangan nanti loe jatoh kenapa napa lagi" seru Satrya, Rindi hanya mencebikkan bibirnya kesal. Dengan sangat terpaksa Rindi berpegangan di tas ransel Satrya. Lalu tak lama motor Satrya pun menderu deru berjalan membelah keramaian kota.

Di jalan mereka hanya saling diam tidak ada yang mencoba membuka percakapan. Satrya bahkan tidak terlalu peduli dengan Rindi sedangkan Rindi dia terlalu sebal dengan mahluk di depannya itu.

Menurut Rindi sebenarnya Satrya itu tergolong cowo yang tampan meskipun ia kalah tampan jika dibandingkan dengan Kak Rizal, tetapi kelakuan Satrya yang kelewat jail dan sangat suka membuatnya menangis makin membuatnya tidak menyukai Satrya bahkan membenci cowo itu.

"Belok ke mana nih?" tanya Satrya yang sudah berhenti di persimpangan.
"Belok kanan, rumah yang catnya abu abu" tunjuk Rindi.

Motor Satrya pun berhenti di depan rumah bercat abu abu bergaya modern yang tak lain adalah rumah Rindi. Rindi pun turun dari motor Satrya.

"Emm,, thanks yah, loe udah nganterin gue pulang" ucap Rindi.

"Iya sama sama, loe gak nawarin gue masuk gitu?" tanya Satrya.

"Gak usah lah, loe pulang aja gue lagi males nerima tamu" jawab Rindi.

"Bersukur kek gue udah baik mau nganterin loe,, ehh elo malah seenak jidat ngusir gue"

"Kan tadi gue dah bilang makasih. Lagian ini rumah, rumah gue ya suka suka gue dong wleeee" ucap Rindi berteriak sambil berlari menjauhi Satrya.

"Emang loe cewe songong yah, awas loe gue bikin nangis besok" ucap Satrya berteriak juga.

"Udah sono balik!, apa perlu gue lempar pake sepatu biar loe balik?" Rindi melepas sepatu kanannya dan mengacungkannya ke arah Satrya.

"Sini lempar, gue gak takut" ucap Satrya sambil memeletkan lidahnya.
Karena Rindi mulai kesal akhirnya ia melemparkan sepatu yang ada di tangannya.

"Happp,, dapettt" seru Satrya sambil memegang sepatu Rindi.
Rindi yang melihat itu pun tambah kesal karena lemparannya meleset "Balikin sepatu gue!" serunya.

 Cry Baby in Love (HIATUS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang