Chapter 5

65 35 5
                                    

Mulmed >>>>> Satrya Wardhana

Jangan lupa voment yahh 😊😀...

***

Semua siswa keluar dari kelas mereka masing-masing ketika beberapa menit yang lalu mereka mendengar suara bel pulang. Rindi juga berada di antara mereka, ia langsung melangkahkan kakinya menuju halte seperti biasa. Tiba-tiba ada seseorang memanggilnya dari belakang..

"Rindiii..."

Seketika Rindi menoleh ke belakang, ternyata Satrya yang memanggilnya.

"Gue anter pulang ya?, gue kan masih ada dare buat nganterin loe pulang" ucap Satrya lagi.

"Ngga usah deh. Gue pulang sendiri aja, lagian loe kan ada latihan basket hari ini. Gue gak mau ngrepotin loe" ucap Rindi seraya melangkahkan kakinya yang langsung dihalangi oleh Satrya.

"Ngga boleh, loe harus pulang sama gue. Gue cuma bentar ko latihannya" Satrya menarik tangan Rindi menuju lapangan, sedangkan Rindi hanya pasrah.

"Loe tunggu sini bentar, gue gak lama kok" ucap Satrya sambil meninggalkan Rindi yang sudah duduk di bangku yang berada di pinggir lapangan.

Sekarang Rindi sedang melihat Satrya yang sedang berlatih bersama teman-teman basketnya termasuk Kak Rizal. Diam-diam Rindi memotret Kak Rizal yang sedang mencoba memasukkan bola ke dalam ring basket dan Satrya yang masih mencoba menghalanginya.

 Diam-diam Rindi memotret Kak Rizal yang sedang mencoba memasukkan bola ke dalam ring basket dan Satrya yang masih mencoba menghalanginya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Happp...

Kak Rizal berhasil memasukkan bola itu ke dalam ring basket. Senyum kemenangan menghiasi wajahnya sedangkan Satrya sudah menampilkan wajah masamnya.

"Loe masih perlu banyak belajar buat ngalahin gue" ucap Rizal sambil menepuk pundak Satrya.

"Mungkin saat ini belum tapi, bakal gue pastiin suatu saat nanti gue bisa ngalahin loe. Bukan cuma waktu latihan tapi, saat pertandingan juga" ucap Satrya sengit. Rizal hanya tersenyum meremehkan lalu pergi meninggalkan Satrya yang masih mematung di hadapan ring basket.

Rindi melangkah mendekati Satrya lalu menempelkan botol minuman dingin di pipi Satrya. Sekejap Satrya kaget, tetapi ketika melihat bahwa yang berada di sisinya adalah Rindi ia langsung menaikkan alisnya bingung.

"Gak usah masang wajah sok bingung gitu deh, anggap aja ini sebagai rasa terima kasih gue ke elo karna loe udah mau gue repotin. Nih..!!" ucap Rindi sambil memberikan botol minuman itu pada Satrya.

Satrya hanya tersenyum ke arah Rindi.
"Tumben loe tau terima kasih, apa jangan-jangan loe udah mulai terpesona sama kegantengan gue ini" ucap Satrya sambil menata rambutnya ke belakang.

"Dasar sok kepedean loe, gue ngasih ini murni karna rasa terima kasih bukan karna terpesona sama loe ya. Catet itu!!" Rindi mendengus kesal.

Satrya masih menampilkan senyum yang menyebalkan bagi Rindi meskipun tak bisa dipungkiri bahwa dia mengakui senyum itu memang sangatlah manis.

"Terserah loe aja deh, mungkin loe gengsi kalo ngaku udah terpesona sama kegantengan gue" Satrya melenggang pergi sambil meminum minuman yang tadi Rindi berikan. Rindi hanya memutar bola matanya kesal, percuma toh ia akan kalah jika berdebat lagi dengan Satrya. Lebih baik diam.

***

Sekarang motor Satrya sudah melaju di jalanan dengan kecepatan sedang.

"Pegangan aja Rin, nanti loe jatoh gue yang susah lagi" Satrya melirik Rindi dari spion motornya.

"Gak mau, gue gak bakal jatoh kok" ucap Rindi pede.

"Dasar cewe batu" rutuk Satrya dalam hati lalu langsung melajukan motornya dengan kencang, Rindi refleks memeluk pinggang Satrya. Satrya tersenyum penuh kemenangan di balik kaca helmnya.

Baru beberapa menit motor Satrya melaju, ia menghentikan motornya di depan sebuah warung bakso yang cukup ramai.

"Ngapain kita berenti di sini Sat?" tanya Rindi.

"Gue mau nambal ban" Satrya melepas helmnya.

"Di sini?, nambal ban?, gak salah?" tanya Rindi lagi.

"Loe begonya kebangetan yah?. Jelas-jelas kita berhentinya di depan warung bakso, ya mau makan lah. Loe pernah liat tukang bakso jualan sambil nambal ban?"

"Kan elo yang bilang, lah kenapa malah elo yang bilang gue bego?. Ya jelas elo lah yang bego, masa mau nambal ban di tukang bakso" seru Rindi tak mau kalah.

"Ahgrr,, udah-udah kita masuk aja, percuma gue ngomong sama loe. Kagak akan pernah kelar!!" seru Satrya.

Mereka berdua pun memasuki warung bakso tersebut dan segera memesan di sana.

"Pak bakso dua, es jeruknya juga dua ya" kata Satrya kepada pelayan di warung tersebut.

"Baik mas" ucap sang pelayan.

"Loe gapapa kan makan di warung pinggiran kaya gini?" tanya Satrya kepada Rindi.

"Apaan sih Sat?, ya nggapapa lah santai aja kali"

"Cuma loe cewe yang gue ajak ke sini bilang gapapa, yang lainnya milih langsung pulang tau gak?" seru Satrya.

"Masa sih?, Mungkin tempat ini kurang nyaman buat mereka" ucap Rindi. Satrya hanya mengendikan bahunya "Mungkin tapi, loe ngga" seru Satrya lagi.

"Semua cewe beda kali" ucap Rindi acuh. Tak berapa lama pesanan mereka datang lalu mereka segera memakan pesanan mereka itu.

***

"Makasih ya, loe udah nganterin gue pulang dan udah traktir gue makan tadi" ucap Rindi sesampainya mereka di depan rumah Rindi.

"Sama-sama, ya udah gue balik dulu ya" Satrya mulai menstater motornya.

Rindi hanya mengangukkan kepalanya lalu segera masuk saat motor Satrya sudah hilang dari pandangan matanya.

TBC

***

Hai readers...
Akhirnya aku bisa update juga, oke jangan lupa voment yah..
Kalo typo coment aja langsung, soalnya typo bertebaran..

See you next time✋✋

 Cry Baby in Love (HIATUS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang