Chapter 9

77 15 0
                                    


Langit masih setia menumpahkan rintik air hujannya ke bumi. Begitu juga dengan seorang pemuda yang masih setia menunggu seseorang di depan halte sekolah. Ya, dia adalah Satrya.

Setelah rapat tim basket selesai, ia segera mengeluarkan motornya dari parkiran lalu memutuskan menunggu seseorang di halte depan sekolah.

Sudah kesekian kalinya Satrya melirik arlojinya, tetapi orang yang ditunggunya tak kunjung tiba.

"Kemana sih si Cry baby?? Masa dari tadi gak nongol-nongol." keluh Satrya dalam hati.

Sudah hampir dua jam Satrya menunggu Rindi, hanya ditemani rintik hujan yang semakin deras dan Ninja Putihnya.

Titt..titt..

Suara klakson mobil memekakkan telinga. Sesaat klakson mobil itu membuat Satrya kaget, terlebih lagi mobil itu berhenti tepat di sampingnya, tetapi saat mengetahui pengendara mobil itu adalah Mita, ia langsung tampak bersikap biasa saja.

"Satrya?? Ngapain lo di sini?" tanya Mita sesaat, setelah ia membuka jendela mobilnya.

"Mana si Cry baby ?" tanya Satrya tanpa menjawab pertanyaan Mita.

"Maksud lo Rindi?" tanya Mita balik.

"Ya iyalah, sekarang dia lagi di mana?" tanya Satrya lagi.

"Emang Rindi gak bilang sama lo? Dia kan lagi jalan sama Kak Rizal." ujar Mita kalem.

"Loh, bukannya dia ngerjain tugas bareng sama lo?"

"Iya sih, tapi gue ijinin dia pulang duluan." ucap Mita santai.

"Emang mereka jalan ke mana?" tanya Satrya kesal.

"Ya mana gue tau," ucap Mita acuh lalu mulai pergi meninggalkan Satrya.

"Sialan"

Entah mengapa Satrya merasa kesal. Bukan, ia bukannya cemburu hanya merasa kesal karena Rindi telah membuatnya menunggu lama.

Padahal ia berencana untuk meminta maaf tentang kejadian tadi pagi  dimana mereka dihukum karna kesalahan Satrya.

Dengan marah Satrya menaiki motornya dan pergi meninggalkan sekolah.

***

Satrya hanya melajukan motornya dengan cepat bersama hujan deras yang mengiringinya, pikirannya sedang terbagi sekarang, antara fokus menyetir dengan kekesalannya pada Rindi.

Tak berselang lama jalanan yang Satrya lewati dilanda kemacetan yg cukup panjang.

"Huuft" Satrya menghembuskan napas dengan kesal. Keadaan macet di sekitarnya semakin membuat mood Satrya rusak.

Tak disangka, di tengah hujan deras itu, seorang pengamen waria datang menghampiri Satrya dengan payung pinknya dan dandanan hebohnya.

~Pacarku memang dekat, lima langkah dari rumah. Tak perlu kirim surat, sms juga nggak usah~

"Apaan sih nih mas-mas, bikin gue tambah kesel aja!" batin Satrya.

"Lirik eike dong mas, eike kan lagi nyanyi~" ujar sang pengamen waria itu sambil mencolek dagu Satrya, hujan bahkan tak menyurutkan semangat sang waria untuk menggoda Satrya.

Satrya hanya bisa melongo dengan ekspresi horror sambil bergidik ngeri, sedangkan si pengamen itu malah membalas tatapan Satrya dengan kedipan mata seolah sedang merayu Satrya.

Satrya mulai pucat saat si waria mulai menggodanya lagi.

Saat Satrya ingin pergi dari tempat itu, ia tak sengaja melihat Rindi yang baru keluar dari sebuah restoran elit di daerah tersebut.

Saat ia ingin memanggil Rindi,

"Rin-"

Panggilan Satrya tertelan kembali saat dilihatnya Kak Rizal  menghampiri Rindi lalu mengacak rambut Rindi dengan gemas dan Rindi hanya tersenyum malu-malu ke arahnya.

Entah mengapa dada Satrya panas dan emosinya memuncak.   Saat dirasa jalanan mulai longgar ia menancap gas dan melajukan motornya dengan cepat.

"SHIT !!!"

Tbc

***

Maaf baru update,, pendek ya??,, hehe
Pasti cerita ini ga lucu deh,, sory ya selera humorku kurang soalnya😂😀
Typo??, coment aja, biar bisa aku benerin.
Voment nya jangan lupa ya😄

See you next time😁



Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 30, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

 Cry Baby in Love (HIATUS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang