2

852 88 1
                                    

Bertemu dengan cinta yang lahir dari hati yang masih naif. Yang membuatmu mengerti cinta putih itu apa. Cinta yang memang tulus dari hati. Yang membuatmu bersyukur bahkan hanya dengan melihat senyumnya. Yang membuatmu berharap dan membuatmu bermimpi Bahwa kisah ini akan berakhir bahagia.
Aku, Yuki Agni Pertiwi  menyatakan akan menemukan cinta putih itu lagi. Dan kini cinta itu telah kembali.

***

Laki-laki itu memandang novel si wanita yang terjatuh di taman tadi, mencoba mencari petunjuk dari si pemilik novel. Membolak-balik setiap halaman novel itu.

“Jadi namanya Yuki Agni Pertiwi, kenapa dia tadi kaget begitu dengar nama gue?” ucap laki-laki yang sekarang sedang memandang buku wanita yang terjatuh di taman tadi.

“Apa ada yang aneh ?” tanyanya pada diri sendiri, lalu berjalan ke cermin dan memandang wajah rupawannya.

“Gak ada kok, terus kenapa dia begitu?” ucapnya lagi.

“Aneh, kenapa jadi mikirin dia begini. Terus kenapa gue kayak gak asing sama wajah cewek itu. Gue harus balikin novel ini segera.” Ucapnya.

***

Sudah hampir satu minggu berlalu setelah kejadian di taman itu, tapi Max belum juga menemukan wanita itu. Lebih tepatnya dia belum mencarinya dengan serius.

“Kenapa sih mas brow? perasaan novel itu beberapa hari terakhir ini sering di bawa kemana-mana.” Tanya salah seorang teman Max, Radit namanya.

“Lagi cari yang punya nih novel Dit.” Jawab Max.

“Lah, gimana mau ketemu nih yang punya novel, loenya aja Cuma diem begini gak ada usaha.” Ucap Radit.

“Aku gak tau Mas brow. Waktu mau usaha nyari orangnya ada perasaan aneh muncul, dan itu malah mengganggu niatan gue buat nyari tuh orang.” Ucap Max.

“Jatuh cinta kah?” tanya Radit to the point.

“Gila aja jatuh cinta sama cewek yang gak genap sejam gue kenal. Hanya 10 menit ngobrol, eh dia udah lari begitu aja.” Balas Max diiringi senyum manisnya.

“Kak Max, boleh minta foto bareng gak?” tanya seorang cewek yang tiba-tiba menghampiri mereka.

“Eh... maaf bukan artis, tanda tangan aja gimana?” ucap Max mencoba sesopan mungkin pada cewek itu.

“Ya udah deh kak gak papa.” Jawab cewek itu. Setelah mendapat tanda tangan Max si cewek berlalu dari hadapan mereka.

“Parah-parah, kayak artis aja mas brow kasih tanda tangan. Mana dimintain foto bareng gak mau lagi, sok banget oy.” Ucap Radit yang dari tadi diam melihat reaksi cewek yang kecewa parah karena gak bisa foto bareng Max.

“Yaelah, ntar kalo foto gue buat macem-macem bisa jadi masalah.” Balas Max.

“Bener juga sih, tadi sampe mana soal cewek itu?” tanya Radit.

“Masih mau dibahas lagi. Udahlah mas brow, gue jadi pusing sendiri.” Ucap Max.

“Yah gitu aja udah pusing gimana entar kalo udah berumah tangga mas brow.” Ucap Radit.

“Masih jauh oy, lagian gue lagi fokus sama pertunjukan gitar klasik buat bulan depan, harus banyak latihan.” Ucap Max.

“Mau nyanyi berapa lagu loe?” tanya Radit.

“2 lagu rencanaya, tapi tunggu konfirmasi berikutnya juga sih.” Balas Max.

Mereka kemudian berjalan menuju ruang musik gitar klasik. Ya Max memang mengambil fakultas seni musik dan lebih tertarik ke gitar klasik. Itu penyebab kenapa dia sulit menemukan Yuki. Mereka berada di gedung yang berbeda, sebenarnya hanya berjarak 200 m dari gedung fakultas Yuki. Gedung mereka bersebelahan.

Meet With LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang