Tuhan sedang menguji cinta. Bertahan dan berdiam diri, mundur, atau berjuang
Untuk mendapatkannya. Jika memang mencintainya berjuanglah. Tak ada kata "aku bahagia walau kau tak bersamaku." Yang ada hanya "Kau akan bahagia jika bersamaku." Terdengar egois, tapi itu yang seharusnya di lakukan. Cinta yang berharga
Adalah cinta yang butuh perjuangan, tidak mudah untuk didapatkan karena cinta sang wanita sangat berharga. Seperti mutiara yang ada di dasar laut. Perlu menyelam jauh ke dalam Untuk mendapatkannya.***
Tokyo, November 2014
Yuki pov
Empat hari aku di sini, di kota tempat tinggal Ayah timpat ia tumbuh. Sebenarnya Ayah lahir di Yokohama, tapi Ayah besar di sini, Tokyo.
Musim dingin akan segera datang, namun hawa dinginnya sudah terasa menusuk kulit tubuhku. Seperti dinginnya hatiku sekarang memikirkannya, Maxime.
Sedikit demi sedikit mulai membeku, hingga rasanya sulit hati ini untuk terbuka untuk siapa pun karena yang dapat membukanya hanya dia.
Aku menatap ke luar jendela, memandang nanar pemandangan Tokyo malam ini dengan perasaan kacau. Sekeras apapun aku berusaha, nyatanya aku tetap memikirnya. Aku memang membencinya tapi tak benar-benar bisa.
Aku berdiri di balkon kamarku diapartemen Ayah. Aku dapat melihat keindahan kota Tokyo tapi aku sama sekali tak dapat menikmatinya.
Tiba-tiba saja air mata ini meluncur, membasahi pipiku. “Hah... sampai kapan aku mau terus nangisin dia.” Desahku frustasi. Bahkan di Tokyo pun aku bisa menangis untuknya, what the hell?
Aku mendengar suara langkah kaki menghampiriku. Lalu berdiri di sampingku, tanpa diinstruksi aku berhambur ke pelukannya. Melepaskan semua kesedihanku, menyandarkan kepalaku di dada atletisnya.
“Aku cinta dia, aku harus bagaimana?” tanyaku di sela isak tangis yang sudah tak bisa kutahan lagi lebih lama.
“Aku tau.” Jawabnya kemudian membelai pungungku, menenangkanku.
“Kenapa hanya ada dia di pikiranku, Al?” ucapku lagi.
“Aku nggak tau Yuki, jawabannya ada di dalam hati kamu sendiri.” Ucap Al lalu membelai pipiku, menghapus air mataku.
“Aku benci dia! Tapi juga cinta dia. Kenapa dia jahat banget.” Ucapku masih memeluknya.
“Udah... stop nangis, kamu bisa buat aku mandi air mata kamu, Ki.” Ucapnya.
Aku melepaskan pelukanku pada Al. “Aku tuh lagi sedih, kamu masih aja bikin aku kesel. Jadi sepupu yang baik sedikit gak bisa ya?” ucapku lalu menyilangkan kedua tanganku ke depan dada.
“Nah, galak begini kan cantik.” Balasnya.
“Udahlah Al, kamu emang nyebelin.”ucapku lalu berjalan ke ranjang empukku.
“Tapi gini-gini banyak cewek yang suka loh.” Ucapnya menyombongkan diri.
“Sok ganteng banget sih.” Balasku. Al berjalan menghampiriku, lalu duduk di sampingku.
“Mendingan kita jalan-jalan aja, gimana?” tanyanya menatap manik mataku. Dia memang tampan dan cool.
“Oke. Aku siap-siap dulu, kamu pergi sana dari kamar aku!” usirku pada Al.
***
Author pov
Baru satu jam lalu Maxime sampai di Tokyo, ia langsug menuju alamat yang diberikan Aiko. Demi cintanya, apapun ia akan lakukan. Toh ini kesalahannya juga melewatkan Yuki-nya begitu saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
Meet With Love
FanfictionCinta masa kecil yang tak pernah aku bayangkan akan kembali. Cukup kusimpan dalam hati dan tak pernah akan aku ungkapkan pada lelaki ini, tapi takdir mempertemukan kita kembali, mempermainkannya dengan sesuka hati. Akankah ketika kita bertemu cinta...