11

739 67 3
                                    

Aku ingin selalu bersamamu
Selamanya. Sampai aku tak bernyawa lagi. Sampai nafas ini tak berhembus lagi. Sampai tubuh ini tak utuh lagi. Hati ini hanya milikmu
Yukiku. - Maxime.

***

Mentari pagi telah kembali lagi, tak henti sinarnya menyinari bumi ini. Meski matahari sudah cukup tinggi tapi hawa dingin di Tokyo tetap saja menyerang laki-laki ini.

Maxime tidur dengan kamar yang berantakan, ia tak ingat apa yang sudah ia perbuat pada kamar hotelnya ini. Semuanya menyakitkan untuk di ingat.

Lenguhan dari laki-laki itu terdengar masih enggan untuk bangun dari tidur tak nyenyaknya, dia hanya tidur 3 jam, dan sekarang sudah pukul 7 pagi waktu Tokyo. Dia mengerjapkan matanya tak siap menerima cahaya yang masuk melalui celah jendelanya. Menutup matanya dengan telapak tangannya lalu bangkit dari ranjangnya, ia ke kamar mandi untuk mencuci muka dan gosok gigi, setelah semua selesai Max berjalan ke balkon kamar hotelnya yang tak jauh dari apartemen milik orangtua Yuki.

Menatap indahnya Tokyo di pagi hari. Udaranya, pemandangannya, kerapiannya, menakjubkan.

Memejamkan matanya sejenak, lalu menampilkan senyum tipisnya,”Gue akan berjuang semampu yang gue bisa, gue harus ketemu sama loe lagi Yuki.” Ucap Maxime lalu merentangkan kedua tangannya ke udara, “Gue gak akan menyerah!” teriaknya.

***

Di tempat yang berbeda, namun wilayah yang sama. Seorang wanita masih meringkuk di balik selimut tebalnya. Mengantuk, Yuki masih sangat mengantuk pagi ini. Sampai sepupunya Al mengetuk pintu kamarnya cukup keras.

“Yuki, bangun!!!” teriak Al.

Untuk pagi ini terpaksa Al harus masuk ke kamar Yuki tanpa permisi. Duduk berjongkok di depan wajah Yuki, lalu memandangnya, betapa menggemaskannya dia saat tidur.

“Honey, bangun!” ucapnya tepat di telinga Yuki.

“Emm, aku masih ngantuk Al.” Jawab Yuki masih memejamkan matanya.

“Ayahmu bilang, kamu harus ke Yokohama hari ini.” Ucap Al masih berjongkok, wajahnya tepat di depan Yuki jaraknya cukup dekat. Mereka memang sepupu yang sangat serasi.

“Apa... Hari ini, kenapa dadakan begini?” tanya Yuki terkejut lalu bangun dari tidurnya dengan tiba-tiba.

DUK

Kening Yuki menghantam kening Al. “Aww, sakit Al!” Teriaknya.

“Yang salah siapa?” tanya Al lalu mengusap keningnya, ia juga merasakan sakit yang sama seperti Yuki.

Yuki menatap Al dengan sebal, “Yang salah ya kamu.” Ucap Al lagi.

“Iya-iya aku yang salah. Puas hah?” ucap Yuki.

“Cepet siap-siap, kereta kamu berangkat 2 jam lagi.” Ucap Al lalu berdiri dan melangkah pergi.

“Al, kamu gak ikut?” tanya Yuki.

“Enggak, aku masih ada tugas dari kampus. Lagian kamu paling 2 hari di sana, waktu yang cepet kok.” Balas Al lalu benar-benar pergi dari kamar Yuki.

Yokohama, mungkin tempat yang tepat untuk menenangkan pikiran dan perasaannya yang kacau untuk saat ini.

Yuki bangun dari ranjangnya lalu segera menyiapkan apa yang harus ia bawa. Yuki sudah siap dengan barang-barangnya.

“Al, aku udah siap.” Teriaknya.

“Ayo berangkat, bisa ketinggalan kereta nih.” Balas Al lalu menggandeng tangan Yuki dan tangan yang lainnya membawa koper kecil milik Yuki.

Meet With LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang