8

554 64 2
                                    

Memanfaatkan hidup ini dengan melupakanmu
Inilah pilihanku. Aku memang masih mencintaimu, dan entah sampai kapan cinta ini akan bersarang di hatiku. Hidupku harus terus berjalan. Dengan atau tanpamu. Aku akan terus melangkah Meninggalkan masa lalu. - Yuki.

***

Yuki pov

Hari berlalu begitu cepat, bumi memang sedang mengalami fase akhir zaman. Pernahkah kalian berfikir begitu, dari tahun ke tahun hari semakin cepat saja berlalu? Dan aku Yuki Agni Pertiwi memutuskan untuk memanfaatkan hidup ini sebaik-baiknya, salah satunya dengan mencoba melupakan Maxime sialan itu, segalanya tentang Maxime.

Bohong besar jika aku bisa melupakannya. Nyatanya dia masih tetap saja di sudut hatiku menjadi bayang-bayang yang terus ada di pikiranku.

“Aaaaaaa.... aku harus bisa!!!” teriakku di balkon kamar.

“Yuki, berisik!!! Kenapa sih teriak-teriak gak jelas gitu, kakak lagi konsentrasi sama desain baru tau!” teriak kak Aiko di depan kamarku. Kamar kak Aiko memang di sebelahku, tapi aku gak nyangka efek teriakanku sampe ke kamar dia.

Kak Aiko masuk ke kamarku begitu saja, aku masih tak bergeming berdiri di balkon kamarku. Masih belum sadar sepenuhnya, tiba-tiba ada tepukan di bahuku cukup keras.

“Kak Aiko, sakit tau!” ucapku lalu memijat bahu kiriku sejenak.

“Kamu itu gak denger omongan kakak tadi ya?” tanyanya.

“Denger kok.” Balasku lalu menoleh ke arah kak Aiko.

“Kamu kenapa Ki, ada masalah sama Max?” tanyanya yang 100% tepat.

“Jangan sebut namanya deh kak, anggap aja kakak gak pernah kenal. “ ucapku lalu  berjalan ke ranjang empukku.

“Cinta jadi benci ceritanya?” tanya kak Aiko.

“I don’t know, tapi aku sekarang sedang berusaha membencinya.” Jawabku lalu melipat kedua tanganku ke depan.

“Benci kok di buat-buat. Masih cinta juga pake acara belajar benci, kamu itu lucu deh dek.” Ucap Kak Aiko mencubit kedua pipiku.

“Kak, pipi aku sakit. Udah bukan bakpao lagi tau.” Sewotku.

“Yang sekarang jadi kurus, tapi tetep aja tuh pipi chubby. haha...” tawa kak Aiko menggema dalam kamarku. Aku menampilkan wajah cemberutku.

“Ki, kakak gak tau kamu ada masalah apa sama Max, tapi kamu yakin mau benci dia?” tanya kak Aiko mulai serius dengan pembicaraan ini.

Terdiam, mencoba menahan perih yang tiba-tiba menjalar di hatiku. Mendongakan kepala untuk beberapa saat, mencoba menahan air mata ini keluar lagi untuknya, Maxime.

“Ki, kamu bisa cerita sama kakak kok.” Ucap kak Aiko yang mengerti kalo adik tercintanya ini di landa pilu.

“Aku udah coba kak. Selama hampir 2 minggu ini untuk cari dia, aku Cuma mau penjelasan, hanya itu. Tapi dia nggak ada di manapun.” Ucapku yang kini menunduk, menumpahkan air mata yang sejak tadi ku tahan.

Kak Aiko memelukku, mencoba menenangkanku.

***

Author pov

Malam ini Maxime melajukan mobilnya dengan pikiran yang hanya memikirkan wanita itu, Yuki. Max tidak 100% fokus pada jalanan di depannya.
Tiba-tiba Max membanting kemudinya dengan cepat sampai kepalanya membentur kemudi, begitu juga dengan teman yang berada di sampingnya, kepalanya membentur dashbor mobil.

“Wah loe mau kita mati Max?” tanya Radit masih shock.

“Gue harus ke rumahnya.” Ucapnya.

Meet With LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang