Remember Me

26 1 0
                                    

"Bagaimana bisa?" tanya Rafa sambil melangkahkan kakinya ke arahku dan memegang pundakku.

"Ceritanya sangat panjang" jawabku sambil menatap Rafa sedikit ragu.

"Ceritakan saja.. ayo sambil duduk" ucap Rafa padaku dan menyuruhku untuk duduk lalu menceritakannya.

"Jadi dulu saat masih kelas 7, sekolah kami mengadakan kemah. Malam itu, saat api unggun aku dan temanku mencari kayu bakar. Aku tak sengaja menabraknya dan kami saling suka saat itu" jelasku.

"Ah.. lalu?" tanya Rafa.

"Kami berpacaran 2 minggu kemudian sampai kami kelas 9. Namun saat kami lulus SMP, aku dan adikku pindah ke Seoul dan dia tetap di Busan. Kami tak pernah bertemu lagi sejak itu.." jelasku.

"Ah.. chukkae! Kalian dipersatukan lagi.. memang takdir!" ucap Marsha menggodaku.

"Hmm.. gomawo Marsha-ah" ucapku berterima kasih.

"Tapi eonnie.. kau memang terlihat cantik jika tanpa kacamata dan kunciran.. bisa-bisa kau mengalahkan Song Hye Kyo." ucap Rafa memujiku.

"Jadi apa hubungan kalian berdua sekarang?" tanya Jin oppa.

"Couple" jawab Jimin tanpa ragu.

"Eum.. Jagi.. tapi kenapa kau memakai kacamata dan mengikat rambutmu?" tanya Jimin.

"Aku sepertinya terlalu sering belajar akhir-akhir ini sampai-sampai mataku minus.. kalau kunciran rambutku itu aku sengaja karena terasa nyaman saja" jelasku.

"Jakkuman!! Tadi Jimin memanggil Iana dengan sebutan 'Jagi' wah.. jinjja" ucap Marsha.

"Oohhh.. Iana-ah mengapa kau tidak memanggil Jimin dengan sebutan 'Yeobo' saja sekalian?" goda Marsha, Rafa, dan Jin oppa. Jimin pun hanya tersenyum dan merangkul pundakku.

"Eoh! Jimin-ah! Jaga dia baik-baik ne? Terutama dari Seulgi dan Irene!" ucap Rafa tiba-tiba.

"Waeyo?" tanya Jimin penasaran.

"Seulgi dan Irene itu sering mem-bully Iana karena penampilannya. Dia juga jadi pendiam karena mereka berdua." jelas Marsha.

"Geurae.. kau juga jangan sakiti dia.. habislah kau jika aku melihat Iana menangis" goda Rafa.

"Ay.." ucap Jimin.

KRING!!

"Ah sudah masuk! Anyeong Marsha-ah.." ucap Rafa pada Marsha.

Di kelas..

Aku, Jimin, Rafa dan Jin baru saja duduk tiba-tiba Seulgi datang.

"Jimin oppa.. apakah kau bisa mengerjakan soal ini? Aku tidak bisa mengerjakannya" ucap Seulgi.

"Um? Aku tidak bisa.. Jagiya.." panggil Jimin padaku.

'Apa dia baru saja memanggil Iana dengan sebutan Jagiya? Omo! Tidak mungkin.. gadis kampungan itu.. Aish!' batin Seulgi.

"Ne?" tanyaku.

"Umm.. soal matematika yang ini susah.. ehehe kamu kan udah cantik terus kamu kan siswi andalan di sini ya kan?" ucap Jimin sambil merayuku.

"Aish.. kau masih seperti dulu" jawabku sedikit kesal.

"Ini pakai rumus yang ada di halaman 219.." sambungku.

"Gomawo jagiya.. aigoo imutnya" ucap Jimin berterima kasih kemudian mencubit pipiku gemas.

"Ack! A-appo Jimin-ah.." ucapku sambil memegangi pipiku yang sakit karena dicubit Jimin.

"IANA EONNIE!!" teriak Rafa menghampiriku.

"Ne?" aku menjawabnya dengan nada cukup pelan.

"Big Hit Entertainment akan merilis boy group baru!!" ucap Rafa ngos-ngosan.

Only MineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang