Shoelace

1.6K 187 4
                                    

Title : Shoelace

Summary : "Aku bahkan tak bisa melihat jari kakiku sekarang bagaimana aku bisa memotong kuku?"

Rating : general

Warn : ini nista, mpreg, yaoi, pendek.
.

.

.

Hansol ingat dengan baik, hari ini tepat 6 bulan 15 hari sejak ia mengetahui dari dokter bahwa pacarnya, Boo Seungkwan hamil. Waktu itu dokter bilang usia kehamilannya sudah 8 minggu, jika usia kehamilan wanita ditetapkan berdasar tanggal menstruasi terakhir Hansol benar-benar tidak tahu bagaimana cara dokter menetapkan usia kehamilan Seungkwan.

Hari ini mereka mau keluar, mencari baju bayi yang akan mereka rawat berdua nantinya. Hansol sudah siap berangkat sedangkan Seungkwan masih memakai baju, mungkin ia akan memakai dress ibu hamil  --model yang agak ketat dibagian dada lalu melebar dari dada kebawah-- yang panjangnya mencapai lutut dilapisi dengan cardigan panjang yang hampir sama panjang dengan dressnya. Seperti menyamar sebagai wanita meski ia tak benar-benar melakukannya, rambutnya masih pendek tapi wajahnya cantik jadi tidak ada yang curiga meski dadanya rata.

"Babe, aku akan mengambil mobil, kau langsung ke lobi saja oke?"

"Iyaaa"

Parkiran diapartemen mereka ada di lantai paling bawah, secara fisik berada dibawah tanah dan harus lewat tangga dulu sedangkan untuk sampai dil lobi hanya perlu pakai lift.

Seungkwan sudah selesai memakai bajunya dan hanya tinggal memakai sepatu converse supaya selaras. Ia mencoba membungkuk untuk mengikat talinya tapi tidak bisa karena perut besarnya menghalangi, ia beranjak ke kursi terdekat dan duduk, mencoba mengikat tali sepatunya tapi tangannya tidak sampai.

Hansol sudah mengeluarkan mobilnya dan menunggu didekat pintu lobi tapi Seungkwan belum juga keluar, ia jadi khawatir, sambil mengetuk-ngetukkan jari telunjuknya ke setir kemudi ia ingat beberapa hari lalu Seungkwan pernah merengek tentang-

"Aku bahkan tak bisa melihat jari kakiku sekarang bagaimana aku bisa memotong kuku?"
Hansol sedang memanaskan lasagna sementara Boo berdiri tak jauh darinya.

Akhirnya malam itu Hansol yang dengan hati-hati memotongkan kuku jari kaki Seungkwan.

Untungnya kakinya bersih dan tidak bau, jika tidak ia pasti akan lebih memilih memberikan salah satu kartu kreditnya dan mengatar Seungkwan kesalon untuk pedicure.

'Ah benar juga, mungkin dia sedang kesulitan memasang sepatu sekarang'
Dengan itu, Hansol kembali berlari kedalam lewat pintu depan dan benar saja sampai diapartemennya ia menemukkan Seungkwan yang duduk disofa dengan kaki yang ia tumpukan di meja --yang tidak tinggi-- dan tangan yang mencoba meraih talinya.

Ia menghela nafas dan tersenyum kecil melihat usaha Seungkwan. Perlahan Hansol berjalan mendekat dan berjongkok didepan Seungkwan, menurunkan kakinya dari meja dan mengikatkan sepasang tali itu dengan simpul kupu-kupu. Begitu pula dengan kaki yang satunya, kemudian ia berdiri dan mengecup sekilas kepala Seungkwan sebelum menautkan tangan mereka dalam genggaman hangat.

Seungkwan hanya terseyum lebar. Padahal tadi ia sudah berfikir untuk duduk dilantai dengan posisi menyilangkan kaki jika strateginya 'duduk-di-sofa-dengan-kaki-diatas-meja' gagal.
.

.

.

END

a/n : geli gak sih bayangin seungkwan pake dress? Kok saya enggak ya?" Mau tau sesuatu? Sebenarnya ini chapter pertama yang saya buat dr sema verkwan drabble

Badakjawaⓒ2017

Verkwan drabble collectionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang