"Eomma... aku minta maaf... untuk 3 bulan ini tidak bisa mengirim uang....aku membutuhkannya untuk membayar uang sekolah dan membeli buku" Jeonghan mengeratkan pegangan tangannya digagang telfon umum, sebenarnya dia sangat merasa bersalah membohongi orang tuanya. Tapi mau bagaimana lagi? Dia tak mungkin meminjam ke tempat lain, satu-satunya cara adalah menghemat pengeluarannya.
"Tak masalah sayang... maafkan eomma, harusnya eomma yang mengirimimu bukan sebaliknya. Eomma sudah sangat bersyukur kau sudah melunasi hutang keluarga dan menyelesaikan pendidikanmu..." suara lembut wanita paruh baya itu.
Tanpa sadar, setetes air mata lolos dari mata kirinya. Dia bertambah sedih mendengar harapan orang tuanya yang tak tersampaikan, dia sudah sangat gagal sebagai anak. Mungkin setelah melahirkan bayinya, Jeonghan takkan pernah kembali ke Busan. Karna apa yang bisa dia katakan jika dia pulang kerumah?
'Eomma ini cucumu...'
'Anak dari hasil perbuatanku dengan Jisoo... orang yang melunasi hutang keluarga kita'
Dia pasti langsung membuat eomma nya pingsan dan appa nya terkena serangan jantung seketika.
"Baiklah eomma, terimakasih sudah mengerti..." suara Jeonghan mulai gemetar menahan isakannya. "Aku rindu eomma... rindu appa dan Minkyeong juga..." akhirnya Jeonghan menangis juga.
"eomma juga merindukanmu nak... cepatlah pulang setelah lulus..."
Jeonghan menghela nafasnya, "Baiklah eomma... nanti kutelfon lagi... aku harus bekerja.. sampai jumpa.."
.
-JIHAN-
.
Mingyu berjalan dijalan setapak sambil menendangi krikil dijalanan, bosan. Sekarang yang ada difikirannya hanya Jeonghan, Jeonghan dan Jeonghan. Tak ada yang lain. Dia begitu merindukan pria cantik yang menjadi cinta pertamanya itu.
Wonwoo, teman kelompok Mingyu yang kebetulan menemani pria itu untuk membeli snack, melirik Mingyu sesekali. "Hey perhatikan jalanmu- kau bisa menabrak tiang dijalan kalau menunduk terus..." ujarnya dingin.
Akhirnya Mingyu mengangkat kepalanya saat dia hampir benar-benar mencium tiang dipinggir jalan, jalan di sini memang tak seluas jalan di Seoul. Makanya pejalan kaki harus berjalan dipinggir sekali jika tak ingin di serempet mobil atau kendaraan lain.
Saat melewati pertigaan menuju asrama kedokteran, Mingyu melihat seorang wanita berpakaian tebal keluar dari telepon umum dan pergi menuju halte.
Jantungnya berdebar hanya dengan melihat punggungnya saja, dia seperti mengenal wanita itu. 'Siapa dia?'
Tanpa sadar Mingyu berjalan mendekati wanita yang terlihat menunduk, dia seperti sedang menangis. Dan hati Mingyu tergerak untuk memeluk dan menenangkannya, dia tak mengerti apa yang dia fikirkan tapi dia yakin intuisinya selalu benar.
Wonwoo yang melihat itu membiarkan Mingyu begitu saja dan pergi ke asrama sendiri. "Dasar, dia sebelas dua belas sama sahabatnya itu kalau soal perempuan" desisnya, untung saja semua belanjaan dia yang membawanya.
Wanita itu mengangkat wajahnya sesaat setelah dia membersihkan sisa air matanya.
Mata mereka bertemu sesaat, salah satunya terkejut. Dan lainnya pergi dengan bus meninggalkan yang terkejut dengan penuh tanya.'Apa aku berkhayal atau itu memang Jeonghan?' Mingyu memutuskan untuk lebih sering mengawasi halte kalau begitu.
.
-JIHAN-
.
Hari ini benar-benar hari yang sangat melelahkan untuk Taehyung, dia tengah beristirahat setelah memberikan suntik imunisasi kepaa hampir 1000 anak di acara amal Universitas Myungsei. Sebenarnya yang bekerja bukan hanya dirinya, ada 6 dokter magang lain dan juga setengah anak SMA Hanyang membantu mengkoordinir antrian dan membantu yang mereka bisa.

KAMU SEDANG MEMBACA
MY MAID [JIHAN]
FanfictionWarn: NC yg kurang dari 17+ menjauh Hush hush/? Dedicated to Jihan or shujeong shipper Gak suka jangan baca/? It's yaoi ff Happy read!