Jeonghan terbangun dipagi hari dengan kondisi yang menyedihkan, mata bengkak setelah menangis, bibir pucat yang gemetar karna kedinginan, dan juga hati yang hancur. Perutnya mendadak terasa sangat sakit sekali, mungkin ini kontraksi yang Jun katakan padanya. Ya, tidak mungkin bayinya lahir sekarang kan?Dirinya ingat semalam Joshua datang kemari menemuinya dan memutuskan untuk meninggalkannya, tapi tetap saja Jeonghan ingin melihat Joshua terakhir kalinya.
Akhirnya, dengan kalut. Jeonghan bangun dan mencuci wajahnya lalu menyambar mantel yang tergantung dan memakainya asal. Hari ini Joshua akan kembali ke Seoul, dia harus melihat Joshua hari ini. entahlah, firasatnya mengatakan bahwa dia harus melihat Joshua sebelum pria itu meninggalkannya.
Jeonghan terlalu lemah untuk berlari, jadi dia memutuskan untuk berjalan cepat menuju halte tempat dimana ia dan Joshua dipertemukan kembali setelah sekian lama terpisah. Dengan tergesa, Jeonghan berjalan cepat hingga ia sampai ditempat dimana ia dan Joshua pernah bertemu, dari halte dia bisa melihat banyak teman-teman sekolahnya yang berkumpul menunggu giliran naik bus.
Tanpa malu dan ragu, Jeonghan ikut berbaur dengan para siswa SHS yang kebetulan tengah memakai baju biasa saat ini. dia harus menemukan Joshua.
Namun sebelum ia menemukan Joshua, Jeonghan malah ditarik paksa oleh seseorang yang tidak dikenalnya untuk menjauh dari kerumunan.
Jeonghan ingin melawan tapi tenaganya sudah habis untuk berjalan kesini, sehingga ia hanya pasrah dibawa pria yang bertubuh lebih besar darinya menuju sebuah taman.
Pria itu berbalik dan menatap Jeonghan sendu, dan Jeonghan tak mungkin bisa melupakan siapa orang itu. “Kim Mingyu?” tanya Jeonghan memastikan.
Mingyu menganggukkan kepalanya, “Kau pasti kelelahan... ayo duduk disana. Ada yang ingin kuberitahukan padamu...”
.
-JIHAN-
.
Kedua anak adam itu memutuskan untuk duduk dibangku taman rumah sakit, sedikit jauh dari halte tempat murid-murid tadi berkumpul. Mingyu sama sekali tak khawatir jika dia ditinggalkan oleh bus yang membawanya kemari, karna dia sudah menyiapkan cukup uang untuk kembali ke Seoul sendirian.
Beberapa menit terbuang tanpa melakukan apa yang Mingyu ingin lakukan, yaitu membicarakan tentang kebohongan yang selama ini dia buat dan menjadi dosa juga beban untuk hidupnya selama ini. dia tak pernah berfikir bahwa ketika berhadapan dengan Jeonghan membuatnya segini panik dan bingung, karna dia sudah membayangkan cacian atau kutukan yang mungkin akan dia dapatkan dari pria yang menjadi cinta pertamanya itu.
Lain dengan Mingyu, Jeonghan agak khawatir tidak bisa bertemu Joshua. Dia sangat merindukan pria itu, dia tak mau kehilangan pria itu lagi.
Tanpa berkata, tubuh Jeonghan seolah tergerak sendiri untuk beranjak dari tempat itu. Namun, Mingyu tersadar dan menahan tangan Jeonghan.
“Jeonghan-ah... aku mohon dengarkan aku sekali ini saja. Kau bisa membunuhku jika kau mau setelah mendengar semua kebenaran ini... tapi kumohon dengarkan aku-“ ucap Mingyu penuh harap.
Jeonghan menatap Mingyu bingung, “Kebenaran soal apa Mingyu-ah?”
Mingyu kemudian membawa Jeonghan untuk duduk kembali, lalu setelah menghela nafas berat dia mulai menceritakan awal mula dari ide nya menipu Jeonghan dengan bantuan Joshua sampai dengan temannya sendiri mengkhianatinya dengan menjadikan Jeonghan sebagai miliknya sendiri.
Jantung Jeoghan terasa diremas, hatinya hancur dan kepalanya terasa dipukul sesuatu yang berat. Membuatnya hanya bisa meringis tanpa suara, dan menatap Mingyu dengan tatapan kosong juga air mata yang tak berhenti mengalir.

KAMU SEDANG MEMBACA
MY MAID [JIHAN]
FanfictionWarn: NC yg kurang dari 17+ menjauh Hush hush/? Dedicated to Jihan or shujeong shipper Gak suka jangan baca/? It's yaoi ff Happy read!