Farewell

3.1K 300 158
                                    


Hari ini adalah jadwal pemeriksaan kandungan Jeonghan, seperti biasa Taehyung akan mengambil cuti dan menjemput Jeonghan untuk pergi ke rumah sakit bersama.

Sekeluarnya dari asrama, pemuda awal 23 tahun itu mengendarai mobilnya menuju jalan kecil yang sudah dihafalnya dengan baik. Dari, Jauh Taehyung tersenyum saat melhat Jeonghan sudah menunggunya didepan pintu rumah.

“Hyung... masuklah dulu kedalam dan sarapan bersamaku, aku tahu kau belum sarapan...” Sapa Jeonghan begitu Taehyung menghentikan moblnya dan membuka jendela moblnya.

Taehyung terkekeh mendengarnya, “kau ingat saja kebiasaanku”.

Selesai sarapan bersama, Taehyung dan Jeonghan pergi menuju rumah sakit. Didalam mobil, Taehyung memutar lagu Kyuhyun-Hope is a dream that doesn’t sleep.

Jeonghan yang mendengarkan lagu itu mulai tersenyum, dan tanpa sadar ikut menyanyikan beberapa bait lagu itu. Taehyung yang melihatnya tertegun, sudah lama ia tak melihat Jeonghan tersenyum sebahagia ini. 6 bulan mengenal pria cantik itu, hanya sekedar senyuman simpul dan kadang tatapannya menyedihkan.

Selama ini, Taehyung selalu mendukung nya. Jeonghan menyadari itu, saat semua orang menganggapnya hanya setitik debu yang diabaikan. Pria itu dengan tulus memperhatikannya, merawatnya dan membantunya. Jeonghan tidak mengerti apa yang Taehyung rasakan padanya, apakah rasa iba? Rasa kasih sayang sebagai adik? Atau lebih?

Pria seperti Taehyung, adalah pria yang sempurna menurut Jeonghan. Pria atau wanita manapun yang mendapatkannya pastilah sangat beruntung.

Merasa diperhatikan, Taehyung menoleh dan tersenyum. “Kenapa Han? Lanjutkan saja menyanyinya... suaramu indah. Dan ku dengar musik klasik baik untuk ibu hamil...”

“Ah, benarkah? Baiklah aku akan sering-sering mendengar musik klasik...” Jeonghan balas tersenyum.

Sesampainya di rumah sakit Universitas Myungsei, Taehyung segera membawa Jeonghan menuju ruangan dokter Jun. Temannya  yang selama ini memantau kondisi dan kesehatan kandungan Jeonghan.

Begitu mereka masuk kedalam, mereka disuguhkan pemandangan Jun yang tengah menulis sesuatu diberkas rekam medis pasiennya. Pria itu tengah memakai kaus biru khas seragam dokter, jas nya hanya disampirkan di kursinya.

“Ekhem... apakah dokter Jun sedang sibuk sekarang?” tegur Taehyung, mencoba menggoda temannya yang sepertinya tengah kerepotan karna pekerjaannya.

Jun melepas kaca mata bening nya dan tersenyum melihat Jeonghan, pasien langganannya akhir-akhir ini. Jeonghan memang tidak melakukan pemeriksaan sejarang wanita  hamil yang hanya melakukannya per trimester, Jeonghan memeriksakan kandungannya paling jarang dua bulan sekali.

Begitu Jun mengisyaratkan Jeonghan agar berbaring diranjang periksa, Jeonghan langsung melakukannya. Sedangkan Taehyung menunggu pemeriksaan itu selesai, dia tersenyum sendiri saat memikirkan mereka terlihat seperti pasangan suami istri yang tengah memeriksakan kondisi calon anak pertama mereka.

Sementara itu, Jun dan Jeonghan tengah berbincang setelah mengakhiri proses pemeriksaan. “Bayimu dalam keadaan sehat, semoga dia lahir tepat diwaktu perkiraanku, jika kau merasa sangat kesakitan mungkin itu akibat kontraksi karna kandunganmu semakin mendekati waktu kelahiran. Tapi jika dibulan ke 9 terjadi kontraksi terus menerus diikuti ketuban... kau harus menelfon Taehyung atau ambulance agar kau segera dijemput arra?”

Jeonghan mengangguk mengerti, merekapun pergi menghampiri Taehyung yang masih berkhayal. Jun yang melihat kelakuan temannya hanya bisa menggelengkan kepalanya maklum.

“Taehyung-ah? Apa kau disana?” goda Jun.

“astaga!!!” Taehyung berjingkat mendengar suara Jun, hampir saja dia terjungkal kebelakang bersama kursi yang didudukinya.

MY MAID [JIHAN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang