Third

811 90 5
                                    

Setelah selesai berendam Yoona langsung memakai setelan santainya dan hendak turun kebawah. Saat Yoona berada dilantai dasar, dia berjalan menuju ruang keluarga dan ternyata disana sudah ada tuan dan nyonya Im yang tengah duduk disofa sambil menikmati siaran tv. Tak lupa juga Kai yang duduk diatas karpet dan tengah asik dengan gamenya. Yoona pun ikut duduk bersama dengan adiknya. "Aish.. Sehari saja meninggalkan tabletmu dikamar tanpa game apakah tidak bisa?" tanya Yoona mengacak pelan rambut adiknya "Hentikan nuna! kau bisa merusak rambutku yang indah ini." sahut Kai lalu memanyunkan bibirnya. Terlihat lucu membuat Yoona, tuan dan nyonya Im tak bisa menahan tawa mereka. Mendengar tawa dari kedua orang tua dan kakaknya Kai juga ikut tertawa. Keluarga yang hangat memang.

Setelah asik menghabiskan waktu bersama ayah ibu dan juga adiknya diruang keluarga tadi. Yoona memutuskan untuk masuk kembali kedalam kamarnya. Duduk diatas kasurnya dan bersandar pada bantalnya, hendak menorehkan sesuatu diatas buku diarynya. Menghela nafasnya sejenak, lalu menuliskan..

'Aku menatap rembulan malam ini. Dari bawah sini, diatas bumi. Keemasannya terpaut kolam kelam. Seolah aku dapat merengkuh rembulan sejauh rentangan tangan. Pada kenyataannya aku dapat dibutakan. Oleh jutaan jarak, atmosfer, dan kehampaan. Antara bumi dan bulan. Rembulan nampak begitu dekat dari sini. Sehela ingin ku hampiri. Namun seberapa jauhpun berlari. Aku hanya mendapati bayangan dirimu dibawah sini. Dan kebodohan yang selalu kuulangi. Lapisan tipis antara hasrat dan delusi. Untuk mengejarmu sekali lagi.'

Puisi. Itulah yang ditulis oleh Yoona. Ia hanya menungakan isi hatinya lewat bait bait puisi yang menggambarkan perasaannya. Setelah selesai menulis, entah kenapa kaki Yoona ingin melangkah pergi. Menuju kearah balkon. Menikmati angin malam yang berhembus menerbangkan surai kecoklatannya. Sesekali memejamkan mata indahnya. Terlintas kembali dipikirannya tentang pria itu. Kenapa Sehun memenuhi pikirannya malam itu. Dia bingung akan pemikirannya yang slalu tertuju kepada pria yang baru saja ia kenal.

'Aku tak tahu apa yang telah terjadi pada hatiku. Pemikiran apa yang sedang ku pikirkan. Namun entah kenapa semua tertuju pada dia. Pria itu, apa ini? Apa yang sebenarnya terjadi. Apakah mungkin perasaan itu tumbuh lagi? Apakah mungkin...'-batin Yoona

____________________________________

Tak kalah berbeda dengan Yoona ditempat lain Sehun juga tengah memikirkan gadis itu. Berdiri dibalkon kamarnya. Ditemani pikirannya yang slalu memikirkan gadis itu. Memejamkan matanya menikmati hembusan angin malam yang datang menerpanya.

'Oh Tuhan. Ada apa denganku. Kenapa aku slalu memikirkannya. Kenapa aku merasa tertarik pada gadis itu? Apakah pertemuan itu hanyalah sebuah kebetulan atau memang sebuah takdir yang telah kau persiapkan?'-batin Sehun

Lelah berdiri di balkon, Sehun pun pergi kembali kedalam kamarnya. Berbaring diatas kasurnya. Dengan pikirannya yang masih sama tanpa sadar ia mulai memejamkan mata dan pergi kealam mimpinya..

Berbeda dengan Yoona yang berada diatas ranjang miliknya. Memaksakan diri untuk segera tidur tapi matanya serasa tak bisa menutup. Dia lelah tapi anggota tubuhnya tak bisa bekerjasama. Hingga waktu yang terus berjalan dengan pikiran yang slalu mengganggunya. Perlahan matanya terasa berat. Dan akhirnya dia bisa tertidur pulas..

Sunday....
Pagi hari terasa lebih hangat berkat cahaya mentari yang bersinar. Tanpa awan hitam. Pagi itu terlihat cerah. Yoona nampak sudah rapi dengan setelan kaos blus warna putih dan celana jensnya. Tak lupa memakai sepatu adiddas yang selaras dengan kaosnya. Tanpa make up, namun tetap terlihat cantik. "Nuna! Cepatlah turun.. Eomma sudah menunggumu!" teriak Kai dari lantai bawah. Mendengar ucapan adiknya Yoona bergegas turun. "Eomma, kita akan pergi kemana?" tanya Yoona kepada nyonya Im yang berdiri di depan pintu. "Sudahlah jangan banyak tanya, kau akan tahu nanti. Kajja! Eomma tak mau membuang waktu lagi." tutur nyonya Im yang berjalan melangkah masuk kedalam mobil Yoona. Dengan langkah malasnya dia terpaksa mengikuti ibunya masuk kedalam mobil. Sedetik kemudian Yoona melajukan mobilnya.

Mereka sampai disebuah toko baju yang berukuran cukup besar. Yoona membulatkan matanya. Ia yakin ibunya sedang merencanakan sesuatu. "Kenapa kita disini?" tanya Yoona yang sedari tadi menahan rasa penasaram dihatinya "Jangan banyak tanya. Cepat turunlah!" sahut nyonya Im bergegas keluar. Lagi lagi Yoona melangkah malas menyamakan langkahnya dengan nyonya Im. Mereka pun memasuki toko baju itu. "Mmm dimana tempat dress untuk gadis seumuran dia?" tanya nyonya Im kepada seorang pegawai toko sambil menunjuk kearah Yoona "Ah.. Mari ikuti saya." ucap pegawai tersebut melangkah menunjukkan apa yang nyonya Im minta. Mereka berhenti didepan banyak gantungan dress. Mulai dari yang selutut bahkan hingga dress panjang dan berbagai macam warna yang ada. Nyonya Im sibuk memilihkan dress untuk Yoona. Melihat tingkah nyonya Im membuat Yoona semakin penasaran. "Eomma, apa yang kita lakukan disini? Dan kenapa kau memilihkan aku dress seperti ini?" oceh Yoona setelah sedari tadi diam dengan tanda tanya yang memenuhi pikirannya. "Kita akan menghadiri makan malam. Jadi aku ingin kau terlihat lebih cantik dengan sebuah balutan dress bukan celana jensmu itu. Mengingat kau yang slalu tampil simple namun terlihat agak tomboy membuatku malu jika mengajakmu makan malam mengenakan tampilan seperti itu." jelas nyonta Im panjang. Walaupun begitu nyonya Im tahu bahwa Yoona lebih suka tampil simple tapi terkadang orang memandang jikalau tampilan putrinya terlihat agak tomboy. Nyonya Im juga tahu bahwa Yoona adalah gadis yang lembut. Mendengar ucapan ibunya Yoona hanya bisa menghela nafas pelan tanpa membantah ucapan nyonya Im karna dia juga sadar bahwa dirinya memang terlihat agak tomboy. Merasa tertarik dengan dress yang ada dihadapannya Yoona pun juga ikut memilih. Lama memilih tiba tiba terlihat sebuah dress yang mencuri perhatiannya. Dress berwarna hitam bawahannya dihiasi oleh renda, berlengan sesiku. Tertutup memang tapi tetap terlihat elegan. Tanpa menunggu lama Yoona langsung meraih dress itu. "Eomma.. Aku mau mencoba yang ini!" ucap Yoona sambil berjalan menuju kamar ganti. Setelah beberapa menit Yoona keluar mengenakan dress tersebut. Hening, hanya senyuman simpul yang mengembang menghiasi wajah nyonya Im "Sepertinya bukan aku saja yang menyukai dress ini.." sahut Yoona mencoba menggoda ibunya sambari memecah keheningan antara mereka. Pluk! Nyonya Im menepuk pelan kepala putrinya seraya memberikan balasan karna telah menggodanya "Aish dasar anak nakal, kau pikir kau cantik? Cih. Ganti lagi pakaianmu, lalu segera menuju kekasir. Aku tunggu."

Setelah membayar dress yang sudah mereka pilih. Kedua wanita itu langsung menuju masuk kedalam mobil. Melajukan mobilnya dengan kecepatan rata rata. Mereka sampai disebuah caffe. Duduk disudut caffe berdinding kaca. Hening sesaat. Yoona asik sendiri dengan apa yang ia lihat. Melihat kepadatan yang ada dihadapannya. Tanpa sadar bahwa nyonya Im tengah menatapnya sekarang. Menatap Yoona seakan ingin mengungkapkan isi hatinya.

"Kau sudah besar Yoongie. Bukan lagi putri kecil eomma. Melainkan sudah tumbuh menjadi gadis yang baik. Kau tahu? Mungkin eomma hanya akan merindukanmu. Rumah juga akan sepi tanpa kehadiranmu." ucap nyonya Im lirih dengan tatapan sendunya, mendengar perkataan yang terlontar dari mulut ibunya refleks Yoona langsung memandangi wajah sendu itu. Menatap ibunya dengan lembut namun juga heran akan itu "Apa yang eomma bicarakan? Akukan masih tinggal bersama eomma dan appa. Kenapa tiba tiba berkata seperti itu?" tanya Yoona penasaran apa yang dimaksud oleh ibunya. "Ahh iya kau kan masih tinggal bersama kami. Yasudah lupakan saja. Kajja! Mari kita pulang. Eomma lelah."

'Aish, ada apa dengan dia?'-batin Yoona

'Benar. Kau sudah dewasa Yoongie. Sudah saatnya..'-batin nyonya Im

Mianhe changi.. Sampe sini dulu ya.

Athor bakal update secepetnya kok.. Jangan lupa buat voment. Gomawoyo.. Salam Cinta dari athor 💜

OwnedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang