Bagian 17

52.5K 4.3K 288
                                    

Sekitar pukul delapan, Syafa dan Keyra memasuki halaman rumah kost Kencana. Huft, hampir satu setengah jam mereka keliling pasar demi mencari kipo. Kue tradisional pesanan Laila memang tergolong langka. Nah, setelah menemukan penjualnya, mereka masih harus mengantre kipo selesai dipanggang. Kipo enak dimakan selagi hangat.

Menurut hasil investigasi Syafa pada seorang ibu yang mengantre, kata kipo merupakan singkatan dari iki opo (ini apa)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Menurut hasil investigasi Syafa pada seorang ibu yang mengantre, kata kipo merupakan singkatan dari iki opo (ini apa). Kue ini terbuat dari tepung ketan, santan yang telah diberi perasan daun suji, dan garam sebagai bahan kulitnya. Sedangkan bahan isi yang disebut enten-enten terdiri dari parutan kelapa bercampur gula jawa. Kelezatannya sudah terbayang dari aromanya selama dipanggang. Berkali-kali Syafa menelan ludah. Terlebih kue yang kecil-kecil seukuran jempol itu benar-benar menggoda minta ditelan. Akhirnya Syafa memutuskan kembali berkeliling pasar mencari gambar menarik.

Ingatannya berlari pada pemuda dengan kaos oblong hitam yang kerepotan bersama kerupuk-kerupuknya. Hahaha... Pemandangan yang lumayan menyegarkan.

"Yeeyy... Mbak Ke-ya te-ko," (Yeee, Mbak Keyra datang) Laila muncul menyambut mereka, "en-di ki-po-ne, Mbak?" (Mana kiponya?) tagihnya.

Syafa menyerahkan bungkusan di dalam kantong plastik kecil berwarna hitam.

"Wuih, sih anget," ucapnya riang, "Su-wun, Mbak."

Laila tergesa membuka bungkusan daun pisang. Dia mengambilnya sebuah dan langsung memasukkannya ke dalam mulut.

"Mbak, ora pareng ngunu. Kudu lenggah," (Mbak, nggak boleh gitu. Harus duduk) Syafa mengingatkan.

Laila mengangguk. Sekadar mengangguk saja karena dia tetap makan dengan berdiri.

Syafa mengedikkan bahu. Yah, begitulah Mbak Ila. Dia tidak bisa berpikir lengkap. Otaknya kurang se-ons kalau kata Intan.

"Mbak, aku mlebu disik, yo?" (Mbak, aku masuk dulu, ya) pamit Syafa ketika melihat Keyra sudah masuk kamar dan mio merah Intan terparkir manis di samping rumah.

Laila hanya mengangguk. Mulutnya penuh kipo.

Ehm, Syafa menggeleng maklum. Dia kemudian melenggang masuk paviliunnya.

Selesai sholat dhuha, Syafa bergabung dengan teman-temannya di ruang tengah. Di antara aneka jajanan yang dibeli Keyra, Syafa memilih kipo yang berhasil membuatnya kepo. Rasanya sesuai bayangannya, lezat. Perpaduan gurih dan manis. Tiga kipo tanpa terasa telah lolos dari kerongkongannya. Nggak heran kalau Laila suka dengan jajanan ini.

Pilihan kedua jatuh pada jadah manten. Cara penyajian yang unik berhasil mengusik penasarannya. Syafa mengunyah pelan untuk mendapatkan gambaran rasa yang tepat. Uhm, uhm, jadah manten ini rasanya mirip lemper. Bahan isinya sama-sama daging cincang berbumbu.

 Bahan isinya sama-sama daging cincang berbumbu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Serenyah RasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang