Baekhyun menatap jalanan dari luar jendela mobil Chanyeol. Mobil Chanyeol? Ya, ingatkan Taeyeon menyuruhnya untuk berangkat dan pergi kekampus bersama Chanyeol. Diam-diam, Baekhyun melirik kearah Chanyeol yang tampak fokus menyetir, seolah jika ia melirik kearah yang lain sedikit saja mobilnya itu akan menabrak mobil lainnya, Baekhyun bergidik ngeri, apa yang baru saja dipikirkannya?
Setelah mereka pergi bersama kemarin, sikap Chanyeol kembali berubah, pemuda itu kembali cuek seolah diantara mereka tidak terjadi apapun. Baekhyun seharusnya senang, tapi tidak, Baekhyun malah merasa kesal dengan sikap Chanyeol. Ini aneh, kan? Ya, benar-benar aneh.
Merasa bosan, Baekhyun berdehem dan menatap Chanyeol yang masih fokus pada jalanan.
"Kalau bukan karena Ibu memaksaku, aku tidak mau berangkat bersamamu"
"Kalau bukan Ibumu yang memaksamu, tentu saja aku yang akan memaksamu untuk berangkat bersama" jawabnya sambil masih terus menyetir.
"Dasar pemaksa"
"Aku hanya memastikan kau baik-baik saja, aku yakin Taeyeon juga bermaksud begitu"
Baekhyun mendengus.
"Kau sedang berusaha menjadi Ayah yang baik, huh?"
"Memang seharusnya begitukan" jawab Chanyeol datar. Baekhyun tiba-tiba berbalik menghadap Chanyeol, menatap pemuda dengan tatapan sebal.
'Kenapa dia seperti itu sih!'
"Kau— kenapa sikapmu jadi seperti ini padaku? Kau dendam padaku?"
"Seperti apa? Aku biasa saja, dan dendam?" Chanyeol terkekeh pelan "Kau ini bicara apa, untuk apa aku dendam pada anakku sendiri"
Baekhyun mengerjapkan mata sipit bereyeliner-nya, sementara Chanyeol mulai menepikan dan mematikan mesin mobilnya. Mereka saling bertatapan sejenak.
"Anak?"
"...Ya, kau anakku. Bukankah begitu?" Chanyeol tersenyum dan mengedikkan dagunya "Turunlah, sudah sampai" lanjutnya.
Baekhyun mengalihkan tatapannya dari Chanyeol dan memandang sekelilingnya, benar ia sudah sampai dikampus. Tanpa menatap Chanyeol atau sekedar mengucapkan salam perpisahan, Baekhyun langsung keluar begitu saja dari dalam mobil. Kakinya tanpa sadar berjalan menghentak.
Ia kesal. Tapi kesal untuk apa? Karena apa?
Sementara itu, Chanyeol mengembuskan nafas pelan menatap kepergian Baekhyun.
"Ini akan sulit" bisiknya.
Ia hanya berusaha bersikap untuk membuat Baekhyun tidak semakin membencinya.
>>>
"BAEKHYUN!"
Baekhyun mendesis sambil menyentuh dada kirinya, jantungnya hampir saja copot dari tempatnya. Ia menoleh kebelakang dan mendapati Minseok tengah berlari kearahnya.
"Kenapa kau berteriak begitu, Hyung? Membuat kaget saja!"
"Baekhyun, kau baik-baik saja, kan? Ah, atau kau ada masalah? Cerita padaku! Apa yang terjadi? Kemarin kau berteriak dicaffe dan pergi begitu saja! Lalu esoknya kau tidak pergi kekampus! Kau tahu? Itu membuatku khawatir! Astaga! Kau tidak berniat untuk bunuh—"
"Stop it, Hyung! Bertanya satu-satu, oke? Dan bisakah kau berbicara menggunakan spasi? Ucapanmu itu seperti kereta api tanpa rem" Baekhyun mendengus.
"Baekhyun, aku hanya cemas" Minseok mencebikkan bibirnya. Baekhyun tersenyum dan menepuk pelan kepala Hyung-nya itu.
"Aku baik-baik saja, kau bisa lihat sendiri. Terima kasih sudah cemas padaku, Hyung"
KAMU SEDANG MEMBACA
𝗠𝘆 𝗦𝘁𝗲𝗽 𝗙𝗮𝘁𝗵𝗲𝗿
Fanfiction[CHANBAEK] - COMPLETE ✔ Byun Baekhyun benci kenapa Park Chanyeol bisa menjadi Ayah tirinya.