..
.
Mata biru itu menatap takjub apartemen yang di beli Sasuke. Ini sih bukan apartemen tapi mansion di lantai 17. Walau di luar gedung terlihat seperti gedung biasa tapi di dalamnya sungguh sangat menakjubkan.
Lantai pertama begitu luas dengan beberapa sofa yang berjejer rapi. Lalu ada pintu di sebelah tangga. Di dalamya ada ruang makan dan dapur yang di jadikan satu. Lalu ada pintu lain di bawah tangga. Itu pintu untuk lorong kamar pegawai di apartemen ini. Sasuke dan Naruto akan sibuk bekerja mereka pasti tak sempat hanya untuk membuat kopi. Jadi mereka mempekerjakan beberapa orang,termasuk supir untuk mereka. Hanya itu di lantai satu.
Di lantai dua terdiri beberapa kamar. Kamar utama yang akan di tempati Sasuke dan Naruto. Lalu ada kamar yang akan jadi kantor Sasuke dan perpustakaan. Lalu ada dua kamar lagi yang sekarang di jadikan kamar tamu. Nanti jika sudah punya anak itu akan jadi kamar anak-anak mereka. Begitu yang Sasuke jelaskan.
Di tengah-tengah semua itu ada ruang kosong. Yang Sasuke isi dengan televisi dan berbagai elektronik lainnya. Seperti DVD dan konsol game. Tergeletak karpet luas di depan semua itu. Karpet yang begitu empuk dan lembut. Juga sofa yang besar dan terlihat empuk.
"Sepertinya tidur disini enak" Naruto berguling-guling di karpet itu. Hampir melupakan dirinya yang sedang terluka.
"Lalu aku akan tidur dengan siapa? Smartphonemu?" Sasuke menunjukan ponsel Naruto yang kebetulan Sasuke pegang.
Naruto nyengir.
"Aku mau lihat kamar" Ia segera bangkit.
Kamar Sasuke dan Naruto sangat luas. Ranjang king sizenya berkanopi kayu yang berukir sangat indah. Tirainya berwarna biru gelap dengan renda kuning keemasan.
Ada pintu kamar mandi dan pintu lemari pakaian. Banyak foto yang terpajang,termasuk foto pernikahan yang ukurannya paling besar.
Foto di ambil dari atas,seperti selfi. Sasuke memeluk Naruto dari belakang dengan wajah menghadap kamera,ada senyum tipis di foto itu. Sasuke terlihat bahagia. Sedangkan Naruto sama menghadap kamera dengan senyum lebar,begitu cantik. Tangannya ia letakkan di atas tangan Sasuke,dan kepalanya ia senderkan di bahu Sasuke. Pasangan yang begitu mesra. Begitulah saat melihat foto itu.
"Kenapa fotonya besar sekali?" Naruto menatap foto yang lebarnya 2 meter dan tingginya setinggi dinding. Naruto hampir sweatdrop melihat itu.
"Biar dari luar sana orang bisa tahu kita sudah menikah" Sasuke menunjuk jendela full kaca dan ada gedung apartemen lain.
Naruto semakin sweatdrop.
Tak perlu foto itu juga semua orang tahu mereka sudah menikah. Bukankah pernikahan mereka masuk tv.
.
.
.Beberapa hari kemudian kehidupan mereka berjalan begitu saja. Bangun,kerja lalu tidur lagi. Tak ada hal yang istemewa.
Sasuke pulang dari kantor dan langsung duduk di sofa. Menghela nafas lelah. Seperti biasa Sasuke selalu di buat lelah oleh tugas kantor.
Seorang pelayan datang."Apa anda mau makan Sasuke?" tanya pelayan itu.
Sasuke menatap pelayan itu. Umino Iruka namanya. Ia sudah menjaga Sasuke sejak kecil,karena itu dia menarik dirinya dari rumah ayahnya.
"Apa Naruto sudah pulang?" tanya Sasuke. Biasanya Naruto yang menyambut jika dia pulang. Sasuke minta pada ayah mertuanya agar Naruto tidak lembur. Tapi lihat ini hampir jam 8 malam tapi Naruto blm ada di rumah. Biasanya Naruto ada di rumah saat pukul 6.30.
KAMU SEDANG MEMBACA
Blue Eyes
FanfictionMenjadi laki-laki adalah takdirnya dan menjadi Naruko membuat rumit masalah Naruto.