..
.
Mata biru itu terbuka dari tidur lelapnya. Yang pertama ia lihat adalah putih dan mencium aroma yang tak nyaman. Tapi tak lama karena ada aroma lain yang selalu ia cium saat ia tidur. Aroma mint yang menenangkan.
"Kau sudah bangun sayang?" Sasuke menatap Naruto yang terlihat bingung. Ia tidur di samping Naruto sambil memeluknya. Tak tega membiarkan Naruto tidur sendirian di tempat asing.
Naruto menatap Sasuke lalu merubah tidurnya menjadi menghadap Sasuke. Membenamkan wajahnya pada dada Sasuke dan memeluk punggungnya dengan satu tangan. Untung tak ada infus yang menempel di tangannya jadi ia bisa bergerak bebas.
Sasuke mengangkat alisnya. Tapi ia mengikuti Naruto dengan memeluknya dan mengecup rambut Naruto.
"Masih terlalu pagi,tidurlah lagi" ucap Sasuke yang melihat jam dinding. Masih pukul tiga pagi. Lalu ia merasakan gerakan kecil kepala Naruto.
Tak lama terdengar samar dengkuran kecil Naruto. Sasuke tersenyum kecil.
Pandangannya menerawang,mengingat pembicaraannya dengan Gaara.
Ya. Sasuke sudah tahu jika Naruto adalah gadis. Walau tadinya tak yakin tapi dengan otak jeniusnya ia bisa mendapatkan keyakinannya. Dan memang sejak semula ia menyukai mata biru Naruto yang selalu berbinar cantik. Seiring waktu dia menyukai Naruto yang begitu polos dan jujur. Kebaikannya tak ada yang menandingi hatinya. Sasuke benar-benar tak bisa melepas pesona Naruto dari otaknya.
Dan pada akhirnya ia mendapatkan cara untuk memiliki gadis tercintanya. Walau harus dengan kebohongan disana-sini.
Entah bagaimana tanggapan Naruto jika mengetahui hal ini.
"Teme..." lirih Naruto.
"Hn?"
Naruto mendengus kecil dari dada Sasuke.
Dan Sasuke menyadari kebodohannya. Naruko tak pernah memanggilnya teme. Karena melamun dia tanpa sadar menyahut.
"Jadi kau sudah tahu..." masih membenamkan wajahnya di dada Sasuke Naruto memulai bicaranya."...tahu jika aku perempuan?" lanjut Naruto.
Sasuke terdiam.
Naruto melepas pelukannya dan bangun untuk duduk. Walau dengan susah payah.
"Hei,kau masih lemah" Sasuke ikut bangun. Ia turun dari ranjang dan membuat tempat tidur lebih tinggi dan menumpuk bantal agar Naruto nyaman.
Naruto yang memang masih lemas dan pusing menurut saja posisi yang diatur Sasuke. Lalu menatap Sasuke."Sejak kapan kau tahu?" tanya Naruto saat Sasuke duduk di kursi samping ranjang.
Ia menyadari kepanikan Sasuke adalah hal yang janggal. Naruko tak punya penyakit serius dan jarang sakit. Kalaupun sakit itu hanya demam ringan atau flu saja. Tak mungkin akan membuat Sasuke panik seperti tadi malam. Hanya pada Naruto Sasuke bisa sepanik itu. Karena Sasuke tahu jika tak segera ditangani kondisi Naruto akan semakin parah.
"Sejak kecil" jawab Sasuke cepat dengan wajah datar pula.
"Akh!" keluh Naruto saat mendapat respon Sasuke membuat kepalanya langsung berdenyut sakit.
"Naru!" Sasuke segera menekan tombol yang ada di pinggir ranjang."Sebaiknya kau kembali tidur,sebentar lagi dokter kemari" Sasuke akan kembali meluruskan tempat tidur terhenti karena Naruto mengangkat tangannya.
"Tidak...aku baik-baik saja" ucap Naruto sambil memijat pelipisnya berharap rasa sakitnya hilang.
Sasuke menggeleng kecil. Akhirnya Naruto kembali pada sifatnya,keras kepala. Yah..salahnya juga sih karena membuat Naruto berpura-pura jadi Naruko.
KAMU SEDANG MEMBACA
Blue Eyes
FanfictionMenjadi laki-laki adalah takdirnya dan menjadi Naruko membuat rumit masalah Naruto.