BAB 2

6.6K 397 6
                                    

Di ruang makan belum ada siapapun. Ruang makan ini tidak seperti ruang makan-ruang makan lain. Ruang ini berada di sayap kanan rumah yang menghadap ke arah taman dan hutan yang mengitari Troglodyte Oinos. Ruangan ini diapit dua ruangan lain di sisi kiri kanannya.

Tembok yang menghadap taman dari ruangan ini terbuat dari kaca dengan sehelai tirai tipis yang menutupinya di waktu malam dan di siang hari tirai itu disibakkan, sehingga taman dapat terlihat jelas dari ruangan ini. Snow Angel duduk menghadap taman. Ia mengamati pemandangan yang indah di depannya sembari menanti kedatangan yang lain.

Tengah asyik memandangi kupu-kupu di luar yang hinggap dari satu bunga ke bunga yang lain, ia mendengar suara langkah-langkah kaki yang berat namun tegas mendekat. Sesaat kemudian didengarnya suara pintu ruang makan terbuka dan suara orang bercakap-cakap pelan di belakangnya. Tanpa menoleh pun ia tahu kalau yang datang dengan bercakap-cakap pelan itu kedua kakaknya dan Vladimer.

Ia tidak menyambut kedatangan mereka dan tetap memandang taman di depannya. Ia tak membalas sapaan mereka bertiga, bahkan ketika Vladimer duduk di sebelahnya, ia tidak menoleh seakan-akan matanya terpaku pada pemandangan siang hari yang cerah di hadapannya.

Vladimer memandangnya terheran-heran. Matanya mengikuti arah pandangan mata Snow Angel dan berkata: "Kelihatannya engkau begitu terpaku pada pemandangan di depan."

"Engkau salah, Vladimer bila menganggapnya terpaku pada taman itu. Kurasa ia cuma tidak mau menghiraukan kita," tukas Oscar.

"Kenapa begitu?"

"Oh ... Vladimer yang malang, tak tahukah kau bahwa delapan tahun itu sudah cukup untuk membuat orang berubah. Mengapa engkau tidak mengerti juga kalau anak manis yang bernama Angella itu sudah berubah menjadi gadis yang cantik jelita dan berhati sedingin es," desah Frederick yang selalu menyayangkan perubahan adik bungsunya itu.

Vladimer semakin terheran-heran melihat Angella karena gadis itu diam tak bereaksi mendengar perbincangan yang menyangkut dirinya. Padahal sewaktu kecil, mukanya akan langsung merah padam bila tahu ada orang yang sedang membicarakan dirinya. Semakin terheran-herannya ia, semakin besar pula keinginannya untuk mengetahui penyebab gadis itu berubah. Ia merasa aneh dengan perubahan Angella ini, ia tahu Angella memang pendiam. Tetapi ia tidak sediam dan sedingin ini waktu kecil.

"Apa yang menyebabkan ia berubah sedemikian rupa?" tanya Vladimer terheran-heran.

"Kami sendiri kurang tahu apa yang menyebabkannya berubah. Banyak yang telah terjadi dalam delapan tahun, delapan tahun itu bukanlah waktu yang singkat, Vladimer," jawab Countess yang tiba-tiba muncul di ambang pintu mengejutkan mereka yang asyik bercakap-cakap.

Vladimer yang duduk membelakangi pintu segera menoleh memandang Countess, demikian pula Frederick dan Oscar yang duduk menghadap pintu segera memandang ibu mereka. Rupanya mereka kecuali Snow Angel, terlalu asyik bercakap-cakap hingga tak menyadari kedatangan Countess. Bahkan Frederick dan Oscar yang duduk menghadap pintu pun juga terkejut melihat ibu mereka yang berdiri di ambang pintu.

Vladimer memang terkejut melihat Countess, tapi ia lebih terkejut lagi melihat Snow Angel yang tetap memandang ke depan. Kontan saja Frederick dan Oscar tertawa terbahak-bahak melihat Vladimer yang terkejut melihat Snow Angel diam bagai patung. Sesaat tampak seulas senyum menghias wajah Snow Angel saat ia memalingkan kepalanya ke arah Vladimer.

Tawa kedua kakak Snow Angel semakin keras ketika melihat Vladimer terpaku pada senyum sesaat di wajah Snow Angel. Bahkan Countess pun ikut tertawa melihat Vladimer yang tengah terpaku itu. Ia sama sekali tak menyadari kalau raut mukanya saat ini mirip seorang bocah yang baru saja mendapat hadiah yang mengejutkan, tapi hadiah itu langsung hilang. Vladimer saat ini memang terkejut, heran sekaligus senang. Ia terkejut dan heran melihat dua hal yang menyangkut diri Angella yang baru saja terjadi. Pertama karena kediamannya saat ibunya datang. Dan kedua karena senyumnya yang sesaat itu. Senyum yang tampak geli, namun pandangan matanya tak tampak geli, dingin ... seperti biasanya.

Runtuhnya Gunung Es (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang