Jambi, 03 Juni 2020
Mata Desy tak lepas dari sesuatu yang ada ditangannya. Ia memandang lekat 'barang' tersebut dengan tatapan nanar.
Satu tiket pesawat 'Lion Air' untuknya menuju Pulau Bangka, tepatnya Kota Pangkal Pinang yang telah ia pesan seminggu yang lalu.
Kakinya mulai memasuki burung besi mencari tempat duduknya. Ia sengaja memilih tempat duduk didekat jendela sebelah sayap kiri.
Masih terukir jelas perjanjian konyol sahabat-sahabatnya 8 tahun yang lalu ketika mereka sama-sama masih duduk di kelas 6 Sekolah Dasar.
"Perjanjian konyol" desis Desy tepat bersamaan dengan meluncurnya pesawat dari Jambi tempat ia menyelesaikan Sekolah Menengah Akhir-nya menuju Kota Pangkal Pinang. Tempat perjanjiannya dengan sahabat-sahabatnya.
-Teman atau Pacar?!-
Pangkal Pinang, 03 Juni 2020
"10 menit lagi Desy nyampe. Aku udah dibandara, kamu dimana?" "...." "Ah kebiasaan deh! Kan kemarin udah aku bilang. Tau gitu tadi aku jemput dirumah, biar pergi jmput Desynya berengan." "...." "Bodo amat, kutunggu. Awas kalo lama!". Syifa mematikan gawai dan meletakkannya kasar ke dalam tas ransel miliknya. Ia menggerutu didalam hati. 'Ih tu anak. Udah tau, temen mau datang. Malah asyik-asyikan main timezone!'
Syifa kesal. Untuk kesekian kalinya ia melirik kearah jam tangan yang melingkar indah di pergelangan tangan kirinya. Mengendus kesal. 'Ke mana tu anak. Lewat 15Menit belum datang!'.
Syifa Zazira Zain, nama gadis ini, lama ia menunggu sampai suara pesawat kembali menggema dilapangan dan ruangan. Pesawat tumpangan Desy sudah sampai. Tapi? Temannya yang 20 menit lalu ia telepon di mana keberadaannya? Dari tadi belum datang.
Senyum Syifa mengembang ketika mendapati teriakan maut dari seseorang. Desy. Desy Fitriani. Desy berlari kearahnya sambil menyeret koper dan memikul tas ranselnya.
Syifa menyambut Desy dengan pelukan hangat. Setelah 8 tahun lebih berpisah akhirnya bertemu kembali. Memang sih. Mereka sering berkomunikasi, tapi bukankah hal yang paling menyenangkan itu adalah bertemu dengan seseorang yang dirindukan secara langsung?
Mereka menangis haru. Bukan karna hal itu saja. Tapi juga karena mereka telah bersahabat sejak berumur 5 tahun. Sedangkan dengan kedua sehabatnya lagi. Mereka bersahabat sejak kelas 4 Sekolah Dasar.
Syifa melepaskan pelukannya. Menatap Desy. "Aku tu kangen banget samamu, des. Aku, nanda, kangen kamu dan Wiwit." Desy kembali memeluk Syifa dengan erat. "Hahaha sama." balas Desy terkekeh sambil mengusap lembut punggung Syifa.
Tanpa mereka sadari sepasang mata sedang memperhatikan mereka dari kejauhan. Ia menyunggingkan senyumnya. Air matanya yang sudah menggenang ia tepis dengan kasar. Ia berjalan menghampiri kedua sahabatnya yang sedang berpelukan.
"Ehem. Maaf, bisakah sesi kangen-kangennya ditunda dulu. Ini tempat umum!"
Syifa dan Desy serempak menoleh ke sumber suara. Mereka amat kenal dengn suara tersebut.
"Wiwit" teriak mereka berdua antusias. Widia hanya nyengir, tertawa lebar.
Nah yang ini namanya Widia Febiona.
"Lo, lo bilang lo nggak jadi pulang hari ini? Katanya besok?" Widia tampak tertawa lebar mendengar pertanyaan Syifa dengan raut wajah yang bingung. Ia hanya mengangkat bahu dan tertawa kencang tanpa menjawab pertanyaan Syifa. Widia tertawa renyah. Sedangkan Desy terbahak-bahak melihat wajah Syifa yang manyun.
Detik kemudian. Tawa mereka terhenti ketika mereka baru menyadari ada sesuatu yang kurang. Ya sahabatnya tak ada disini. Ya sahabatnya satu lagi tak datang menjemput mereka. Nanda. Mereka mencari Nanda.
KAMU SEDANG MEMBACA
Teman atau Pacar?!
Fiksi RemajaNanda jatuh cinta pertama kali kepada Alfa, tetangga masa kecilnya yang dulu pernah pindah ke Jakarta untuk mengikuti pekerjan papanya. Dan alfa sendiri menganggap Nanda seperti adiknya sendiri, karena Nanda berusia satu tahun di bawahnya. Widia...