Yakin?

3.1K 101 0
                                    

Ada beberapa takdir yang selalu berjalan menyenangkan, jika di samping kamu.

Suara monitor itu  selalu bergerak naik turun, namun tak membuat ibunya bisa terbangun dari koma

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Suara monitor itu  selalu bergerak naik turun, namun tak membuat ibunya bisa terbangun dari koma.

Sejak mamahnya pergi, enggak ada lagi tempat yang bisa membuat hati Raka damai, rasa sedih yang selalu ia kubur dalam-dalam agar semua orang mengira bahwa Raka tak pernah merasakan sedih.

"Mah... kapan Mamah bangun? Raka kangen Mah, Raka mau dijodohin sama orang yang gak Raka suka," lirih Raka, menatap nanar ibunya.

Lagi, tidak  pernah ada jawaban setiap kali Raka mengeluh, setiap kali Raka menuangkan kesedihannya, hanya suara angin di rungan ini yang ia tangkap.

"Mah, Raka kangen, Mamah bangun ya, bantuin Raka ngomong sama Ayah kalau Raka enggak mau di jodohin."

Raka mengatakan hal yang sama lagi, sudah waktunya Raka kembali ke gedung atlit untuk latihan taekwondo.

"Mah besok Raka balik lagi."

"Doakan Raka supaya Raka masuk ke atlit National," sambung Raka menahan nyeri di dada saat meninggalkan ibunya sendirian lagi di ruangan bercat putih ini.

***

"Gila-gila jam berapa ini?" Gadis berteriak kesal, saat dirinya terbangun dalam keadaan yang masih kepalanya pusing habis bergadang.

"Ric, bangun lo!"

"Hahh?" Rico memicingkan matanya mengambil handphone untuk mengecek jam, sialan hampir jam 8 pagi.

"Gila-Gila, aduh gimana dong." Gadis meresah, menatap Rico dengan menyesal, karena membuatnya bangun kesiangan.

"Pagi semuanya," ucap Winda, yang membuat Rico dan Gadis diam di tempat.

"Aduh, Mah. Kenapasih enggak di bangunin? Tuh kan jadi telat sekolah," protes Gadis.

"Bukan telat lagi, tapi udah gak bisa masuk kelas." Rico berseru meralat perkataan Gadis.

"Jadi gimana, kalian mau sekolah atau enggak?" tanya Winda menaikan satu alisnya.

"Gimana Ric, lo mau sekolah?" pertanyaan itu malah di tayangkan ke pada Rico yang masih belum sempurna membuka mata.

"Gak usah aja deh, sekali-kali bolos gak papa kan?" kata Gadis kembali.

Rico mendesah pelan, sebagai ketua Osis, seharusnya dia bisa menjadi teladan bagi siswa-siswi di sekolah, bukan memberikan contoh yang buruk. Apalagi bolos, sesuatu yang gak pernah Rico lakuin saat duduk di sekolah.

"Iya gak papalah bolos sehari Ric, nanti Tante buatkan surat izin buat kalian berdua, eh atau surat sakit?" tanya Winda kembali.

"Surat izin aja deh, Mah, kalau sakit takutnya nanti malaikat nulisin lagi."

Tiga Belas DetikTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang