Aku terbangun ketika merasakan sebuah guncangan hebat pada tubuhku, dan ketika aku membuka mata pemandangan pertama yang aku lihat adalah wajah sahabat ku yang sedang tersenyum tanpa dosa.
" AXEL! BISA GA SIH LO GAUSAH LONCAT-LONCAT DIATAS KASUR GUE?!" teriakku murka. Kalian bisa bayangkan aku sudah mengganti 2 kasur dalam setahun karena kelakuan Axel, dan sekarang sepertinya Axel ingin membuat kasur rusak lagi.
" makannya lo jangan kayak kebo dong, Liv!" ejek Axel
Aku memilih mengabaikan ucapan Axel barusan dan memilih meninggalkan Axel yang sekarang sedang asik menonton tv dikamarku. Aku berjalan kea rah dapur untuk mengambil dua gelas susu tentunya untukku dan Axel juga.
Aku kembali ke kamarku dengan dua gelas susu di tangan, kalian jangan aneh ya dengan kelakuan Axel barusan. Dia adalah sahabat kecilku , nama aslinya adalah Axel Putra wijaya sedangkan aku Olivia Deansandra Abimana. Axel memang sudah menganggap rumahku sebagai rumahnya sendiri begiupun aku, orang tua kami pun saling mengenal. Bahkan Ayah dan Bunda ku sudah tidak heran dengan kelakuan Axel contohnya ya seperti tadi.
Saat aku masuk ke dalam kamarku, aku melihat Axel yang sudah tertidur dengan pulasnya di atas karpet. Mungkin dia tertidur ketika menonton TV tadi, wajahnya terlihat damai begitu polos bagaikan bayi baru lahir.
Apa kalian ingin mengetahui rahasiaku? Rahasia yang aku sembunyikan dari semua orang termasuk Axel. Aku menyukai Axel bahkan mencintainya, perasaan ini sudah hadir dari 2 tahun yang lalu. Entah bagaimana perasaan ini bisa hadir didalam hatiku, aku pun tidak mengerti. Selama dua tahun itu juga aku berusaha melupakan perasaaku untuk Axel tapi bukannya menghilang perasaan itu justru semakin kuat.
Aku tidak berani mengungkapkannya karena aku takut jika perasaanku tidak terbalaskan dan juga aku takut persahabatanku dengannya akan hanucur. Tapi aku pun tidak bisa memendam ini terus menerus, aku tahu ada saatnya aku harus memberitahu Axel tentang ini. Entah itu sekarang ataupun nanti.
Saat aku sedang sibuk memperhatikan wajah Axel, tiba-tiba Axel membuka kedua matanya. Aku tidak bisa menghindari tatapannya, seolah tatapan Axel telah mengunci mataku.
" udah kali liatin guenya, gue tau gue ganteng kok" goda Axel yang berhasil membuatku kembali ke alam sadarku dan membuat rona merah di sekitar pipiku. Aku pun langsung bangkit dari tempatku, namun tanpa disangka-sangka Axel menarikku kedalam pelukannya.
" Xel, lepasin! Gue gak bisa nafas!!!"
Aku terus berusaha melepaskan pelukan Axel, namun semakin aku berusaha melepaskannya semakin erat juga Axel memelukku. Akhirnya aku pun hanya bisa pasrah, toh percuma juga tenaga ku dan Axel tidaklah sebanding.
Duh tuhan, jantung gue! semoga Axel ga ngrasain detak jantung gue deh-batin Oliv panic
" Liv, lo deg-degan ya?" pertanyaan Axel benar-benar membuatku mati kutu. Kenapa dia bisa ngerasain detak jantung ku ya tuhann??.
" Eh? Apaan sih, xel!" jawabku gugup, aku pun segera melepaskan pelukannya dan untungnya kali ini Axel tidak menahannya.
" Sana ganti baju! Gue tunggu dibawah 15 menit, kita jalan bosen bat dirumah lo!" ujarnya kemudian berjalan keluar dari kamarku. Aku pun langsung menghembuskan nafas lega ketika Axel sudah tidak ada lagi di dalam kamarku. Mungkin ini saat yang tepat untuk memberitahunya.
Aku memilih menggunakan kaos bertuliskan ' I LOVE YOU, DARLING!' , celana jeans berwarna putih, dan sepatu convers kesayanganku. Setelah merasa siap, aku pun keluar dari kamarku lalu berjalan menghampiri Axel yang sedang sibuk dengan handphonenya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Oneshoot Stories Serial
RandomKumpulan cerita oneshoot karya 6 kepala. Hope you enjoy it!