Sick (Part 1) - Jun

241 11 0
                                    

Pagi ini cuaca nya benar-benar cerah. Bisa dikatakan cuaca yang cocok untuk para pasangan menghabiskan waktu berjalan-jalan bersama menghirup udara segar di sekitar taman.

Tapi tidak denganku. Aku masih bergelung di kasur king size ku dengan sebuah tangan besar melingkar di perut ku.

Rasanya benar-benar melelahkan ternyata bekerja sebagai seorang manager di sebuah perusahaan asing.

Beberapa hari ini aku sering pulang malam karena pekerjaanku yang hampir menyaingi gunung es di kutub utara sana. Ahh tidak-tidak ini terlalu berlebihan, tapi memang faktanya pekerjaan ku sangat menumpuk.

Bahkan Jun yang notabene nya adalah suamiku pernah sekali memarahi ku karena pulang larut malam dan kami terlibat pertengkaran kecil yang menurutku sepele. Pertengkaran sepele itu berakhir dengan Jun yang menyerah dan minta maaf padaku. Yaa.. kalian tau lah sifat seorang wanita seperti apa. Mereka adalah makhluk yang boleh dikatakan lemah dan sensitif. Kebetulan sekali aku orang yang sangat sensitif dan tidak suka di bentak. Waktu itu aku menangis dan Jun langsung kalang kabut. Mungkin mengalah adalah jalan satu-satunya yang terpikirkan oleh Jun. Aku cukup egois, bukan?

_______________

Hari ini aku merasa badan ku remuk menjadi kepingan-kepingan. Terlalu sering begadang, lembur dan ditambah tangan Jun ini pasti penyebabnya. Tulangku benar-benar akan patah satu demi satu sepertinya.

Aku memindahkan tangan Jun dari perutku. Jun hanya menggeliat dan kembali tidur. Aku beranjak ke dapur untuk melaksanakan tugas ku sebagai istri yang baik yaitu memasak sarapan.

________________________

Semuanya hampir siap di meja makan, tinggal seorang lagi yang sedari tadi masih tertidur. Saart aku membersihkan tanganku di wastafel.

Tiba-tiba ada tangan yang melingkar di perutku.

"Chagiya, Apa menu utnuk hari ini? Bau nya sungguh menggugah selera. Masakan mu sepertinya itu sangat lezat." tanya Jun dengan suara serak tepat di telinga ku.

Aku bergidik geli. "Jun oppa, kau membuatku geli."

Aku membalikkan badan. "Aigoo~ apa masakan ku membuatmu terbangun dari tidur nyenyak mu?" tanya ku geli pada Jun yang bahkan masih memejamkan matanya. Dia hanya mengangguk polos.

Aku mencubit pipinya." Bangunlah tuan tampan. Kita akan segera sarapan."

Jun menggeleng. "Tidak, aku ingin jatah morning kiss ku dulu sebelum menikmati sarapan."

"Uhmm nanti saja, oke?!" ucapku sambil melepas tangan Jun dan menepuk kedua pipi nya pelan.

Aku segera menuju meja makan, kalau tidak Jun akan menahan ku dan mulai menerkam ku di awal pagi ini. Jun hanya bisa mengerucutkan bibirnya.

Jun menatapku bingung. "Eoh, kenapa porsi makan mu sedikit sekali? Biasanya kau sedikit kalap saat melihat makanan, kau sedang diet ya? Uhmm.. kau memang sedikit gemuk sih." dia mengucapkannya tanpa sadar sepertinya.

Aku menengadahkan kepala menatap Jun. "eoh? Aku hanya tidak nafsu makanan searang." aku tersenyum tipis kemudian mengaduk-aduk makananku.

Jun berhenti melahap makanannya dan menatapku dengan pandangan bingung bercampur penasaran.

"Heol~ isanghanee.. biasanya kau akan marah saat aku mengataimu gemuk." gumam Jun sambil meletakkan sendoknya.

Jun agak mendekatkan tubuh nya ke arah ku. "Apa kau sakit? OH MY GOD!" tiba-tiba berteriak tidak jelas.

"Apa jangan-jangan kau hamil?!" Jun berdiri dari kursi nya dengan muka syok.

Aku langsung memberinya death glare, dia segera menutup mulutnya rapat-rapat dan kembali duduk.

"Eheheh.. mian~ ssepertinya kamu memang baik-baik saja." Jun tertawa renyah sambil memberikan V sign.

"Aku sedang tidak mood bercanda oppa." balasku dengan muka datar.

Kami melanjutkan makan dalam keheningan.

TBC

******
VOTE + COMMENT GUYS

SVT's IMAGINE and FFTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang