Like an idiot - DK

40 2 0
                                    

" Astaga kenapa Dokyeom lama sekali."

Aku melirik jam tangan yang melingkar indah di pergelangan tangan ku. Aku benar-benar kesal sekarang. Menunggu si kuda liar itu benar-benar menyebalkan. Aku sudah berpakaian rapi dan sekarang aku kedinginan karena musim yang tidak menentu seperti ini.

Tiba-tiba di depan ku sudah bertengger sebuah mobil berwarna putih. Seseorang keluar mobil dengan panik, siapa lagi kalau bukan si kuda liar.

"Sayang?! Maafkan aku. Apa kau kedinginan?" tanya si tersangka utama.

Aku memutar kedua bola mata ku kesal dan buru-buru masuk mobil. Dokyeom segera menyusulku.

"Aigoo~ kau benar-benar marah padaku sayang?" tanya Dokyeom sambil menghadap kearah ku.

"Yakk! Aku sudah hampir terlambat." Aku memayunkan bibir ku.

"Okay tapi maafkan aku dulu. Aku benar-benar tidak ingin membuatmu menunggu dan marah seperti ini." ujar Dokyeom memelas.

"Baiklahh.. Baiklahh aku tidak marah padamu. Ayo cepat kita berangkat." aku memasang sabuk pengaman dan membenarkan letak sling bag ku.

Huft sebenarnya aku tidak bisa marah dengan Dokyeom, dengan melihat muka nya saja aku langsung ingin tertawa terbahak-bahak.

Hari ini aku mengikuti ujian untuk masuk universitas. Aku benar-benar sudah belajar dengan keras. Aku harus merelakan diri untuk lembur bersama tumpukan materi pelajaran.

Dokyeom datang terlambat dan membuat mood ku turun. Tapi bukan Dokyeom si kuda gila jika dia tidak bisa membuat mood ku kembali naik lagi.

"Kita sudah sampai, aku akan mengantarmu sampai ke dalam ruangan tes." kata Dokyeom sambil melepaskan sabuk pengaman.

Aku memutar bola mata ku dan melepas sabuk pengaman.

"Astaagaa~ yang benar saja, aku ini sudah dewasa kyeom-ah. Kau tidak perlu mengantarku sampai ke dalam." Aku keluar dan merapikan pakaianku.

"Tidak ada penolakan sayang~ atau aku akan melakukan sesuatu yang lebih dari itu." kata Dokyeom saat berada di sampingku.

"Jangan berbuat macam-macam disini, kuda liar~" ancam ku pada Dokyeom.

Dia hanya nyengir kuda. Aku mendahuluinya menuju ruangan tes.

"Tunggu akuu sayaang~." teriak Dokyeom tidak tahu malu.

Rasanya aku ingin mengumpat di depan wajahnya persis. Aku hanya menutup telinga ku dan mempercepat langkah kaki ku.
________

"Okay.. Aku masuk dulu. Kau tunggu saja di mobil atau kau bisa ke cafetaria." kata ku saat akan memasuki ruangan tes.

"Baiklah sayangku~" ujar Dokyeom sambil mencubit kedua pipi ku. Kurasakan wajah ku mulai memerah.

"Sudahlah~ kita diperhatikan banyak orang." aku melepaskan tangan Dokyeom dari pipiku.

Lagi-lagi Dokyeom hanya nyengir.
Aku mendengus geli dan segera menuju bangku tes.

"Y/N SAYANGG! HWAITING! SARANGHAE!" teriak Dokyeom dari jendela di luar ruangan.

Dokyeom membuat big love sign dengan tangannya. Aku terkejut dan langsung menutupi wajahku. Aku bisa mendengar semua orang tertawa bahkan pengawas ruangan menggeleng-gelengkan kepala serta tertawa geli.

Aku benar-benar ingin menyumpal mulut besar nya itu. Sungguh memalukan.

"Pergi sanaa.. Hush.. Hush.. Kau membuatku malu." ujar ku pelan sambil membuat gestur mengusir ke Dokyeom.

SVT's IMAGINE and FFTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang