1.45 a.m
Dua pasangan muda tengah terlelap dalam waktu rehat mereka.
Nampak pula seorang wanita dengan proposi tubuh yang kecil, rambut kecoklatan yang memakai piyama doraemon bergerak kesana kemari mencari posisi tidur yang nyaman.
Seorang pria yang notabene adalah suaminya mulai merasakan kegelisahan dari wanita di sampingnya ini.
"Seona-ya.. berhenti bertingkah aneh. Ini masih dini hari." pria ini bersuara di atas kepala istrinya sambil memeluknya tanpa membuka kedua matanya.
"Aku tidak bisa, Cheol-ah." wajahnya menekuk cemberut, jari lentiknya bermain di dada bidang suaminya.
"Tidurlah, tidak baik untuk kesehatanmu." Seungcheol selaku suami yang baik, menepuk punggung Seona dengan lembut.
"Aku rasa aku ingin makan sesuatu." Seona mengangkat wajah mungil nya untuk memandang wajah Seungcheol.
Seungcheol menghembuskan napas. Dia benar-benar tidak menyukai bagian ini. Bagian dimana dia selaku suami yang baik harus memenuhi keinginan istrinya ini. Bukannya dia tidak mau, hanya saja waktu nya yang kurang tepat.
"Kau ingin makan apa?? biar aku panaskan makanan yang tadi, okay?" kini mata lelah nya terbuka untuk menatap wajah wanita kesayangannya.
Seona menggeleng sambil mengerucutkan bibirnya. "Aku tidak mau! Makannya tidak enak." Seona menenggelamkan wajahnya di dada Seungcheol.
"Kau kan yang memasak nya sendiri. Kau bahkan menghabiskan 3 mangkuk nasi, Seona-ya." gemas Seungcheol. Ingin sekali dia menyerang Seona saat ini juga.
"Tapi.. aku tidak mau memakannya lagi.." hening setelahnya, beberapa detik suara tangisan kecil mulai terdengar.
"Yaa! Seona, kenapa kau menangis?" Seungcheol melepaskan pelukan Seona.
"K-kau membentakku barusan.. hiks.."
'DEMI CELANA DALAM DOKYEOM YANG TIDAK PERNAH DI CUCI... KAU HARUS SABAR SEUNGCHEOL-AH.. KUATKAN DIRIMU..' Seungcheol hampir saja ingin mengamuk, kalau saja ia tidak ingat alasan mengapa istri nya bisa semenyebalkan ini.
"Aku tidak membentakmu, sayang. Maafkan aku, okay? sekarang kau ingin makan apa, hm?" Seungcheol mengelus surai kecoklatan Seona.
"euhmm.. aku ingin cilok." Seona mengatakannya dengan wajah tanpa beban.
"Hah?!"
"Iyaa,, aku ingin itu."
"Astaga Seonaa.. kemarin kau meminta ku untuk membelikan pecel lele. Di korea mana ada yang menjual seperti itu." Seona hanya menatap Seungcheol dengan pandangan lugu."Tapi kemarin aku melihat ada yang menjualnya, wajah penjualnya terlihat seperti artis korea, siapa itu namanya Kim Minggoo? Mingyeo? ah kim Mingyu? aku mau yang penjualnya seperti dia."
"ARGHHHH" Seungcheol mengambil bantalnya kemudian menenggelamkan wajahnya disana. Dia berteriak mengeluarkan semua kedongkolannya.
"Baiklah.. tapi kumohon.. ini akan menjadi yang terakhir kalinya, okay?" Seungcheol mengangkat kepalanya, menetralkan kekesalannya.
"Aku tidak bisa janji. Dia selalu meminta yang aneh-aneh." Seona mengelus perutnya yang sedikit membuncit.
"Untung itu benih dari ku. Kau harus sabar Seungcheol-ah. Ini demi kebaikan keluargamu." Seungcheol mengusap wajahnya.
"Kau tidur saja lagi. Kalau aku sudah membelinya, aku akan membangunkanmu." Seungcheol mengecup puncak kepala Seona sebelum dia beranjak dari kasur empuk ini.
Seungcheol hendak memakai jaket yang dia sampirkan di sofa dekat pintu kamar, sebuah suara mengiterupsi kegiatannya ini.
"Seungcheol-ah.. kau mau kemana? Kau meninggalkan ku sendirian? kau ingin bermain dengan para wanita ya? kau tega sekali.. hiks" Seona mulai menangis lagi sedangkan Seungcheol sudah menjatuhkan dirinya di sofa.
'Sebenarnya istriku ini hamil atau amnesia?!' pikirnya dalam hati.
Seungcheol kembali naik ke kasur, memeluk dan mengelus lembut rambut Seona.
"Aku tidak kemana-mana.. Aku memakai jaket karna aku kedinginan." bohongnya sambil mengeratkan jaketnya.
"Kau sudah tidak lapar?" tanya Seungcheol
Seona hanya menggeleng. "Ya sudah, ayo kita tidur lagi. Besok aku harus bekerja."
Seungcheol membenarkan posisi bantal kemudia menyelimuti Seona."Seungcheol-ah." panggil Seona lembut tapi bagi Seungcheol itu seperti bisikan setan.
"hm?" Seungcheol hanya berdeham sambil memikirkan kemungkinan yang akan terjadi.
"Aku ingin bertemu dengan oppaku." ujarnya sambil menatap langit kamar.
"Siapa? Jungkook?" Jungkook, kakak laki-laki Seona. Terpaut usia 2 tahun dari Seona.
Seona menggelengkan kepala nya. " Member seventeen, terutama Kim Mingyu."
Seungcheol menarik kepala Seona menuju ke dada bidangnya sebelum dia semakin membuatnya frustrasi.
"Cukup melihatku saja. Aku tidak kalah tampan di banding dengan mereka. Kenapa juga kau ingin bertemu dengan penjual cilok?" Sepertinya Seungcheol mencoba untuk memendam emosi nya sampai matahari hampir menampakan wajahnya.
END
Author tidak bermaksud menghina Mingyu :v
Just for fun, okay? ♡♡
KAMU SEDANG MEMBACA
SVT's IMAGINE and FF
FanfictionKumpulan imagine para member seventeen.. Mulai dari leader S.coups sampai si maknae Dino SEVENTEEN AND CARATS NB : Beberapa cerita sudah pernah di post di Line