Waktu sudah hampir menunjukkan pukul tujuh malam. Namun, Sasa masih memilah-milih pakaian yang ada di dalam lemarinya. Hingga pintu kamar dibuka oleh seseorang, ia tak menghiraukannya.
"Ya Allah, kamar anak cewek kok gini banget sih." komentar Ziko saat mata hitam tajamnya menatap sekeliling kamar Sasa.
Sasa tetap tidak menoleh. Ia masih sibuk mencari baju yang cocok untuk ia kenakan saat pergi bersama dengan Bagas malam ini.
"Ampun deh, punya adek cewek cantik pinter, eh taunya bolot." ucap Ziko yang dibalas dengan tatapan tajam dari Sasa.
"Apaan sih lo bang, ngatain gue bolot segala. Gue bilangin mama tauk dah lo."
"Elah, jadi anak kok sukanya ngancem mulu. Lagian lo ngapain ngeluarin baju-baju lo dari lemari? Mau kabur ya lo?" Ziko menyeringai kepada Sasa.
"Diem aja sih. Gue mau pergi sama temen gue, dan sekarang gue bingung mau pake baju apa." Sasa duduk di pinggir kasurnya sambil menghela napas.
"Mau pergi sama siapa sih sampe bingung gitu nyari bajunya?" goda Ziko sambil berjalan mendekat ke adik perempuannya itu.
"Bagas." balas Sasa singkat tanpa memerhatikan ekspresi kakaknya yang dia yakin sekarang tengah membuka mulutnya dan matanya melebar.
"Hah?! Lo mau pergi sama cowok? Wah luar biasa, akhirnya adik gue bisa jatuh cinta juga." Ziko tertawa geli mendengar bahwa adiknya akan pergi dengan seorang laki-laki. Yang dia tahu, adiknya tidak pernah pergi berdua saja dengan teman lelakinya, bahkan adik perempuannya itu belum pernah berpacaran.
"Mendingan abang keluar deh, gue mau ganti baju."
"Oke, selamat berkencan adikku sayang, semoga langgeng yaa," ucap Ziko sambil melambaikan tangan kanannya saat ia sudah di batas pintu kamar Sasa, lalu menutupnya.
Sasa menghela napas panjang.
"Gila kali ya Bang Ziko, orang gue sama Bagas cuma temen dibilang langgeng." desis Sasa.Sasa melirik jam di dinding kamarnya, ia pun langsung terperanjat, "Omegot, udah jam tujuh lebih," ia melihat ke halaman depan rumah dari balkon kamarnya, dan di sana sudah ada Bagas yang sedang menggeser-geser layar ponselnya dan bersandar pada badan mobil berwarna hitam itu.
Sasa pun segera mengenakan pakaian yang cukup santai. Dengan atasan kaos hitam tanpa lengan dan rok putih yang panjangnya beberapa centi di atas lutut, ia terlihat sangat cantik. Rambut coklatnya ia biarkan tergerai dengan indahnya.
*Anggap aja mukanya jadi muka si Sasa ya ehehe😂*
Ia langsung memasukkan ponsel dan dompetnya ke dalam tas kecil bertali panjang. Secepat mungkin ia turun ke lantai satu.
"Sa, temen lo udah nungguin tuh di luar, tadi gue suruh masuk ngga mau katanya." ucap Bang Ziko.
"Iya bang, Sasa pergi dulu ya." Sasa mencium punggung tangan kakak laki-lakinya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Secret
Teen FictionDua tahun dengan perasaan yang sama, kepada orang yang sama, keadaan yang berbeda, yang entah kapan akan berujung bahagia. Kalissa Andara Vahendra. Gadis cantik, pintar, yang hidupnya dikelilingi banyak lelaki yang menjatuhkan hati mereka padanya. N...