AGAIN (2)

11 3 6
                                    

" Bagaimana rasanya dilupakan? Apakah sakit atau tidak? Seperti itulah perasaanku saat bertemu kamu kembali. Sakit, sangat sakit ketika kamu dilupakan oleh orang yang kamu sayangi. Dilupakan oleh orang yang selama ini kamu tunggu kedatangannya. Satu hal yang kubenci di dunia ini yaitu kenyataan bahwa aku sudah dilupakan oleh orang yang ku sayangi."
.
.
.
.

" Bugh "

Kulihat seorang laki-laki sedang memukuli ketiga pereman tersebut. Karena gelap aku tak dapat melihat wajahnya dengan jelas. Walaupun badanya tinggi dan lumayan berisi tapi tetap saja pertarungan ini tidak imbang. Kulihat kembali badanya yang sempoyongan kayak orang yang habis mabok.

Karena kasihan dengan laki-laki itu, aku pun mengambil kayu yang berada di sekitarku. Kupukul mereka bertiga, yang sedari tadi menghajar laki-laki itu.

" Peremannya udah pergi, makasih ya udah mau bantu aku " ku ulurkan tanganku kepada laki-laki yang sedang tersungkur itu.

" Kamu....... iya itu kamu kan " sahutnya dengan wajah yang sudah dipenuhi memar itu. Tapi seketika dia jatuh pingsan.

" Aduh gimana nih, kok bisa pingsan di sini sih. Mana badanya berat lagi. " rutukku sambil memopong dia menuju kosanku.

************************

Sesampainya di kosan, kurebahkan badanya di atas sofaku. Betapa terkejutnya aku ketika menyadari bahwa laki-laki yang menolongku dan kubawa ke kosan ini adalah Vando.

Kulihat kembali wajahnya yang dipenuhi memar itu. 'Kasihan dia' gumanku. Dengan cepat Kuambil kotak P3K yang ada di lemariku dan langsung mengobati luka di wajahnya.

" Kamu dia kan. Orang yang selalu hadir dalam mimpiku. Iyakan jawab jawab " gumannya dalam mimpinya. Pantes aja tadi ngak sanggup ngadepin pereman itu, ternyata dia juga mabok.

Jujur, baru kali ini aku lihat vando mabok dan rasanya aneh.

Tapi, tiba-tiba aku merasa ' DE JAVU ' ya, terutama saat aku ingat kembali saat aku SMA.

******************

FLASHBACK:

" Tolongggg ada pereman Tolonggg "
Teriakku saat melihat dua pereman sedang menghadang jalanku.

" Jangan pernah coba untuk menyentuh pacarku banci. "

" Wowwww ada pahlawan kesiangan nih "

Dengan hitungan detik mereka sudah berkelahi. Kulihat wajah Vando yang mulai bengkak. Ya, vando karena dialah yang menolongku. Namun, dia tetap berusaha untuk melawan dua pereman tersebut. Aku takut melihatnya. Takut melihat vando mati dihajar oleh pereman itu.

" Kalau jalan itu jangan sendiri "
Kubuka mataku dan melihat wajah orang yang sudah menolongku. Wajahnya bengkak dan dipenuhi oleh darah, sedangkan pereman itu lari entah kemana.

***************************

Itulah hal yang paling kusesali dalam hidupku. Yaitu, membiarlan vando hadir dalam hidupku. Mengisi hari-hari ku, membuat ku bergantung padanya, selalu mengharapkannya, dan tak bisa meninggalkannya. Hingga detik ini pun aku masih sama. Bagaikan terjebak di sebuah tempat yang sama, Tak ada jalan keluar. Vando, dialah pemeran utama dalam cerita ini. Tapi dia juga yang menggantungkan cerita ini. Kemudian kembali seakan ingin menyelesaikan cerita ini. Tapi apa, bagaimana bisa dia menyelesaikan cerita ini kalau dia tidak mengingatku?. Bisa, dia dapat menyelesaikannya tanpaku karena aku hanyalah pemeran pembantu. Ah...... kepalaku semakin pusing.

" Kenapa kamu kembali Van, membuatku semakin rakus dengan menginginkan mu kembali "
Ujarku sambil mengelus rambut Vando.
.
.
.
.
.
.
.


Maaf ya pendek dan gaje

Oh iya jangan lupa vote dan comment ya

PAINFUL TRUTHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang