bagian 8

5.7K 194 6
                                    

Meskipun Ida pindah ke malang, setiap ada kesempatan Ida selalu berkunjung ke pesantren ANNUR.

Tapi sayang diujung penantian yang hampir dua tahun,
Ustadz Ali menikah dengan Erna, santri baru yang sangat cantik.

Sakit, sedikit rasa itu pasti ada meskipun Ida sudah menguatkan hatinya  dan mengikhlaskannya.
Dia sadar inilah akhir dari penantiannya, inilah jawaban dari doa-doannya.

ALLAH akan memberikan yang terbaik buat hambanya.
Ustadz Ali memang bukan jodohnya, biarlah Ida tetap menjaga hatinya meskipun ustadz Ali bukan cinta pertamanya tapi dia adalah cinta terindahnya.
Akan selalu terkenang karena tak bisa untuk dilupakan.

Ida melanjutkan kuliyahnya jurusan PAI, dan dia meneruskan pesantrennya disebuah ma'had yang berbasis tahfidz (hafalan Qur'an).

Genap tiga tahun ida dimalang, ida berkunjung ke pesantren annur karena ada acara haul.

Ida asyik berbagi cerita dengan teman-teman kamarnya, Ara menceritakan semua kejadian setelah Ida pergi, kisah tentang ustadz Ali dan istrinya.

Setelah selesai melepas rindu, mereka kebawah untuk ikut kerja bakti, bersih-bersih, memasak dan menyiapkan makanan dan pernak-pernik  untuk acara nanti malam.

Saat asyik-asyiknya bekerja suara seseorang yang sangat Ida hindari memanggilnya.

"Idaaaa"

Ida pun menoleh, dia tak bisa sembunyi karena jarak mereka sudah sangat dekat.

Pria itu berlari kecil menghampiri ida, tanpa memperdulikan tatapan heran para santri.

"Ida, bagaimana kabarmu"

"Baik" jawab Ida singkat.

"Ida, maafkan aku" ucap pria itu lirih.

Ida yang menunduk reflek mendongakkan wajahnya.

"Tak ada yang perlu di maafkan, kau jangan membuat mereka salah paham" ucap Ida lirih sambil melirik kearah santri yang sibuk kerja bakti.

"Ida, hatiku masih seperti dulu, aku masih mencintaimu" ucap pria itu lirih.

"Semua berakhir dan takdirmu bukan untukku, jalani hidupmu dengan baik sayangi dan jaga istrimu, jagalah hatimu seperti aku yang selalu menjaga hatiku"

"Aku tak bisa mencintai wanita lain, selain dirimu"

"Kenapa kau menikahinya  kalau kau tak mencintainya, mengapa kau tak menjaga perasaan istrimu, kau sudah memilih jalan maka jangan pernah menoleh atau berfikir mengambil jalan lainnya, berusahalah mencintainya apa pun yang terjadi dia adalah wanita yang terbaik untukmu, jagalah hatimu agar kau tak menyesal, maafkan aku ustadz" ucap dengan penuh emosi, bagaimana pria di depannya begitu egois, tak sadrkah dia jika perilakunya ini sangat menyakiti istrinya.  ida melangkah pergi meninggal pria yang pernah dicintainya itu dengan hati yang bergemuruh.

Ida duduk dikamar yang sepi, air mata sukses jatuh ke pipinya.

"Cinta kenapa sesakit ini, cinta kenapa hadir jika tak bisa bersatu, kenapa kau katakan cinta jika kau tak pernah bisa menjaganya" guman Ida ditengah isak tangisnya.

Ida memeluk kakinya, dia mencoba meredamkan tangisnya, tiba-tiba seseorang memeluk tubuh Ida dari belakang.

"Menangislah biar beban mu hilang, lelaki itu mahluk egois, dia sudah menghianati cintamu tapi dia masih mengharapkan dirimu, padahal istrinya tengah mengandung anaknya" bisik Ara.

"Aku sangat merasa bersalah pada istrinya, aku merasa menjadi wanita jahat Ra" ucap Ida lirih.

"Jangan kau hiraukan pria itu Da, dia pria pengecut yang pernah ku kenal, aku yakin kita akan mendapatkan jodoh yang terbaik selama kita masih berbuat baik dan menjaga hati kita" hibur Ara.

"Terima kasih saudaraku" bisik Ida.

"Besog pagi balik kemalang, karena izinku cuma satu hari"

"Cepat sekali, aku masih kangen Da"

"Lain kali aku akan lama di sini, tapi kalau kuliyah dan libur ma'had nya barengan" ucap Ida.

"Janji ya Da"

"Insya Allah Ara"

"Kebawah yuk, kita lanjutin kerja baktinya, tapi ikut bantu yang didalam aula saja biar si pengecut itu gak ganggu kamu lagi" ajak Ara.

"Siap nyonya" balas Ida.

Lalu mereka melangkah ke aula, membantu membungkus kue-kue buat acara nanti malam.

-----------

Cinta tidak harus memiliki.
Jika kau mencintai seseorang maka jagalah hatimu jagalah raga mu dari berbuat yang iya iya.
Agar cintamu tak sia-sia dan yang pasti mendapat ridho-NYA.

Maaf jika ceritanya absurd ya readers.

Buat ustdaz ali dan erna semoga kalian berbahagia.
Ustadz ali jaga hatimu untuk istrimu dan jangan mencoba kembali berharap pada ida ya... sakit hati saat teringat adegan ini.

Terima kasih semuanya mau membaca karyaku yang acak adul.

Peluk cium dari author gaje muach muach muach.

The End

Cinta Dipesantren (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang