bagian 5

6.4K 222 5
                                    

Maulida tak pernah menyadari kalau dipondok putera fotonya menjadi viral, gara-gara waktu fashion show dia mengejar Farhan sampai komplek putera.

Hari ini maulida di sidang pengurus pondok.

"Mbak Ida punya hubungan apa dengan gus Farhan, kok foto yang beredar mesra sekali" tanya Mei pengurus bagian keamanan.

"Saya temenan saja sama si Farhan tengil , eh maap sama gus Farhan maksud saya, dia yang mulai usil sama saya jadi foto itu orang iseng yang kebetulan ngelihat saya lagi marahan sama gus Farhan" jelas Ida.

"Tak sopan sekali menyebut gus tanpa embel-embel, apa lagi ditambahi kata-kata tengil, seberapa dekat mb Ida sama gus Farhan, saya lihat tak ada yang seberani ini kecuali masih terikat saudara dengan ndalem (pengasuh pesantren).

Ida hanya tersenyum, tidak mau berterus terang, lebih baik dihukum saja batinnya.

"Mbak Ida ojo senyum dewe, hmm itu poin pertama, poin kedua mbak Ida punya novel yang sangat banyak padahal dipondok gak boleh baca atau mempunyai barang itu, poin ke tiga mbak Ida dahulu pernah keluar pondok ketemuan sama ustadz Ali.
Jadi mbak Ida hukumannya membersihkan kamar mandi semuanya plus toiletnya"

"Tunggu yang masalah ketemuan sama ustadz Ali, ada kesalahan mbak.
Saya cuma diajak Mbak maria, dan saya hanya menemaninya gak ngapa-ngapain sama ustadz Ali mbak" bela Ida.

"Apa pun itu, ketemu dengan santri putera yang bukan mahrom, apa lagi di luar pondok sangat berbahaya dan itu melanggar, hukuman tetap berlaku"

"Ya sudah,terus apa lagi hukumannya mbak"?

"Kamu nantang ya?" ucap Mei.

"Cuma tanya, gak nantang bisa bedain gak"? Balas Ida sambil menahan emosi.

"Sudah kerjakan bersih-bersihnya, jangan macam-macam lagi atau kamu akan dikeluarkan dari sini" ancam Mei.

"Lakukan kalau bisa" tantang Ida.

"Kau memintanya" tanya Mei ketus.

"Hmm aku ingin melihatnya" jawab Ida sambil tersenyum miring.
Lalu melangkah keluar kantor tanpa salam, sungguh tak sopan, tapi dia jengkel karena kasus Maria cuma dia yang dihukum.
Maria tetap bebas, harusnya dia yang parah hukumannya.

Ida segera mengambil sikat, ember, pembersih kamar mandi.
Dia segera melaksanakan hukumannya.

------

Semakin hari berita tentang Ida semakin viral di pondok.
Salah satu beritanya yang bikin Ida geli adalah, bahwa dia pacar Farhan dan ngejar-ngejar Farhan.
Tak cuma itu gosip yang beredar,  dia juga ngejar ustadz ali.

Sekarang banyak santri puteri yang membenci Ida.
masa bodoh dengan semua berita tak penting bagi Ida.

Bruak..

Aaaaaaaaaaaa aaaaaa

Ida dan teman-temanya menjerit,
Pintu kamar Ida dibuka paksa dari luar, saat mereka menikmati tidur siang.
Dan Farhan sudah berdiri dengan gagahnya di depan kamar Ida.

"Hei nyet, ini area perawan ngapain kamu seenaknya nyelonong kesini" Ida bangkit dari bontik nya lalu menghampiri Farhan dengan menahan amarah.

"Aku cuma mau nanya dan mastiin kalau si bar-bar sehat-sehat saja" ucap Farhan kalem.

"Katakan siapa yang menghukummu" tanya Farhan lirih dengan tatapan mengintimidasi.

"Kenapa?" tanya Ida.

"Kalau orang ngomong dijawab, bukan balik tanya da" ucap Farhan jengkel.

Farhan tak perduli banyak mata yang melihat aksinya, ada yang takut, ada yang penasaran.

"Sudahlah kamu gak usah tahu, sudah selesai kok takziran (hukumannya).

"Aku harus...." ucapan Farhan terpotong.

"Mas Farhan kok ke komplek puteri, ada apa?" tanya seorang cewek dengan nada manja.

"Ada perlu sama Ida" jawab Farhan tanpa menoleh ke cewek itu.

Dan si cewek menghampiri Farhan lalu bergelendotan di lengannya, disusul dua cewek yang lain.
Pemandangan ini membuat Ida geli.

Memang mereka suadara Farhan, tapi gak gitu juga kali, karena ada beberapa yang saudara jauh.

"Da kamu jujur atau aku laporkan ke Abah sama ibu nyai, aku kasih waktu dua hari, dan satu lagi salam buat Ara katakan padanya dicari ketua
MUI " ucap Farhan lalu melangkah pergi.

Setelah farhan pergi ida kembali masuk kedalam kamarnya.

"Ada apa to da" tanya Ara.

"Tuh sitengil Farhan cari gara-gara, pake ngancam segala, dia mau nanya siapa yang menghukum ku kemaren, padahal aku gak lapor ke dia lho Ra, rasanya kayak jadi istri muda deh, diperhatiin sama suami tapi dimusuhi sama bini yang lain" kelakar Ida.

"Kamu juga sih, ngapain pake nyembunyiin identitas" ucap Ara.

"Emangnya dikau tidak nyembunyiin identitas, dapat salam tuh dari Farhan katanya kamu dicari ketua MUI kalimantan"

Ucapan Ida membuat Ara sukses membungkam mulutnya.

"Ssstt Farhan kayak stalker ya" ucap Ara.

"Cinta kale sama kamu haha" ledek Ida.

"Tunggu-tunggu jadi kalian berdua ini hmm kami baru tau semuanya , kenapa sih pake bohong segala" ucap Reni, yang ternyata sedari tadi belum tidur dan mendengarkan semua pembicaraan mereka.

"Tapi aku salut lho, mbak Ida dan mbak Ara malah masuk ke kamar ini, yang jelas-jelas kamar monster idiot" lanjut Latif.

"Sebenarnya dari awal aku udah agak curiga sih kalau mbak Ida sama mbak Ara tuh menyimpan rahasia" timpal vina.

Ida dan Ara terpekik kaget, lalu mereka tanpa sadar mengucapkan istighfar. Sungguh mereka tak mengira ternyata teman-temannya mendengar semua ucapan mereka, raut penyesalan terpancar dari wajah mereka berdua, menyesal karena selama ini menyembunyikan identitas nya. 

"Sssttt sudah cukup, maafkan kami sudah bohongi kalian ,tapi kalian tahu kita ya kayak gini aselinya, gak pake topeng" ucap Ara.

"Aku senang sekali ternyata kalian keluarga ajib" lanjut Reni.

"Maksudku selama disini baru kali ini ada santri keluarga terhormat, malah berteman dengan orang tanpa kasta" lanjut Reni.

"Kita itu sama, cuma bedanya Allah melebihkan sedikit harta dan sedikit pangkat ke kita" ucap Ida.

"Kayak orang cantik sama orang pinter, sebenarnya sama dengan kita.
Allah memberinya sedikit kelebihan di wajah dan di otaknya, dan ingat kelebihan itu hanya titipan suatu hari kalau masa nitipnya dah habis dan diambil, hasilnya kita gak punya apa-apa, jadi syukuri apa yang kita punya" ucap Ara.

"Jauhi sifat membeda-bedakan dengan yang lain, merasa baik dan sempurna dari pada yang lainnya, karena sebenarnya semua sama.
Meskipun berbeda pangkat ,berbeda derajat, berbeda suku, etnis,agama dan pendapat jangan pernah kita menjadi musuh, ingat Allah menciptakan kita berbeda-beda untuk saling mengenal, menghormati, menghargai dan belajar dari semua perbedaan, jika kita merasa paling baik dari yang lain sesungguhnya dihadapan Allah kita mahluk yang paling hina" lanjut Ida.

"Wah ternyata mbak Ida dan mbak A ra sangat top,kami termotivasi dengan kata-kata kalian" teriak Latif.

"Asal jangan niru kita yang keras kepala, dan suka ngelanggar aturan" ucap Ara

Disambut tawa penghuni kamar.

Cinta Dipesantren (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang