Seandainya

17.5K 1.7K 56
                                    

Disclaimer: Naruto dan seluruh cast nya milik Masashi Kishimoto. Tulisan Tulisan ini dibuat hanya untuk menghibur dan merupakan ungkapan seorang fans saja. Kesamaan dalam bentuk apapun yang ada dalam cerita ini hanya kebetulan semata.

Naruto duduk bersama Menma dan Shikamaru di sebuah kedai ramen sederhana yang dikenal karena ramen tomat nya. Ramen tomat adalah kesukaan Menma, Naruto hapal benar itu. Perpaduan makanan kesukaannya dan kesukaan Sasuke.

"Kau tak apa, Naru?"Tanya Shikamaru yang heran melihat temannya bengong.

"Tak apa.... hanya sedikit pusing" Ujar Naruto dengan gelagapan. Menma sendiri tak peduli dunia bila ramen sudah ada di depan mata, ia membiarkan ibunya berbicara berdua dengan Shikamaru.

"Kau terlihat tidak baik-baik saja, Naruto. Apa ada yang mengganggu pikiranmu? Mungkin aku bisa membantu"

"Tidak Shika. Sungguh aku tidak apa-apa. Hanya sedikit sakit kepala"

"Benarkah hanya sakit kepala? Atau mungkin karena mantan suamimu?"

Naruto terkesiap. Bagaimana Shikamaru bisa tau jika ia sedang memikirkan Sasuke? Apa karena Shikamaru sangat amat jenius?

"Jangan heran, Naru, aku tadi melihatnya di depan apartemenmu. Dia terlihat buruk... maksudnya ia terlihat marah seperti biasanya" Ujar Shikamaru dengan nada datar.

Naruto kembali kaget. Tapi sebenarnya tidak juga sih, toh Sasuke memang selalu terlihat pemarah.

"Dia mulai berubah lagi. Bertindak seakan aku ini masih istrinya" Naruto berkata lirih. Bahkan Naruto sudah tidak peduli pada ramen enak yang ada di depannya.

Shikamaru menghela napas panjang. Ia selalu tidak tega saat mendengar curahan hati teman baiknya ini. Dan itulah yang membuat dia sangat kesal pada Uchiha Sasuke.

"Rujuk lah dengannya" Saran Shikamaru.

"Apa???! Apa yang baru saja kau katakan Shikamaru?" Naruto kaget pada apa yang baru saja diucapkan Shikamaru, untunglah dia tidak sampai berteriak dan membuat para pengunjung kedai menoleh..... Bagaimana mungkin sahabatnya bisa memberi saran seperti itu?

"Aku pikir ada baiknya jika kau memberinya kesempatan kedua.... Dia sudah banyak berubah Naruto. Salah satu temanku sesama jurnalis pernah mewawancarai dia dan menanyai kenapa dia belum menikah lagi sampai sekarang.... Dan kau tau apa jawabannya, dia bilang, dia masih menunggu istrinya kembali meminta rujuk"

Naruto tertawa getir, sungguh dia tak habis pikir dengan jalan pemikiran Sasuke Uchiha. Setelah menyakitinya, pria itu meminta kembali. Dimana pria itu saat perayaan dua tahun pernikahan mereka? atau dimana pria itu saat Naruto membutuhkan kasih sayangnya di hari pemakaman sang ayah? Naruto tak habis pikir.

"Dia hanya Uchiha dungu yang menunggu hal mustahil. Aku tak akan kembali padanya, meskipun aku sudah memaafkannya.... Kembali padanya bukan hal ringan"

"Naruto, kau terlalu egois. Kau tau, dia juga menderita saat harus menerima kekasihnya bunuh diri karena harus menikahimu"

"Apa itu alasan untuk menyakitiku? Apa salah ku? Aku tidak tau apa-apa soal perjodohan ini. Aku.... sama menderitanya seperti dia"

Shikamaru kembali mengusap rambut Naruto yang sangat halus. "Dia mulai mencintaimu, Naru. Kau bukan orang yang egois, iya kan?" 

"Entahlah"

Menma menggoyangkan tangan Naruto memperlihatkan mangkok kecilnya yang sudah kosong.

"Ibu.... mau lagi" Ujar Menma dengan raut mengiba.

"Cukup sayang, kamu sudah makan banyak, kan?"

Menma merengut, padahal dia masih lapar tapi ibunya sangat pelit. Shikamaru yang melihat interaksi ibu dan anakku jadi terkikik geli. Naruto sepertinya tak sadar diri, padahal kalau sedang makan ia juga suka kalap.

Sutando bai me (Re-publish)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang