Kau dan cinta milikku

29.8K 1.9K 81
                                    

Disclaimer: Naruto dan seluruh cast nya milik Masashi Kishimoto. Tulisan ini dibuat hanya untuk menghibur dan merupakan ungkapan seorang fans saja. Kesamaan dalam bentuk apapun yang ada dalam cerita ini hanya kebetulan semata.

Perceraian adalah kata telak yang menyesakkan untuk seorang Uchiha Sasuke. Menjadi duda di usia tiga puluh dua tahun bukan sesuatu yang buruk sebenarnya. Dia bebas, bukan begitu? Tapi dia baru memahami waktu tiga tahun yang ia lewati bersama mantan 'istrinya' ternyata merubah banyak tatanan hidupnya. Benar-benar merubahnya hingga jungkir balik.

Tanpa terasa dua tahun sudah ia menyendiri. Benar-benar sendiri. Ini harga yang pantas untuknya karena sudah menyia-nyiakan cinta yang ia punya.

"Uchiha-sama, apa anda akan menemui Menma hari ini? Jika iya, saya akan masukkan ke dalam jadwal anda hari ini" Tanya Iruka, yang tak lain tak bukan adalah sekretaris pribadi Uchiha Sasuke.

"Tidak" Jawab Sasuke cepat tanpa berpikir.

"Tapi—"

"Cukup Iruka, jangan membuatku tersinggung dengan mencampuri urusan pribadiku"

"Baik. Maafkan saya"

Sasuke menyadarkan kepalanya ke kursi besar miliknya. Setumpukan dokumen sudah melambai-lambai minta dikerjakan sedangkan pikirannya melayang jauh ke tempat dimana sang putra dan mantan 'istrinya' berada.

'Sudah terlambat rupanya'

Sasuke mengambil telepon yang ada di ruangannya.

"Iruka. Aku akan menemui Menma besok. Masukan itu kedalam jadwalku" Ujar Sasuke pada sekretarisnya.

Sasuke bisa mendengar Iruka menghembuskan napas lega. Bagi Sasuke, Iruka sudah seperti orangtuanya, pria paruh baya itu adalah satu-satunya orang yang bersedia berdiri di sisinya tanpa mencela dan menghakimi kesalahannya. Dengan kesabaran, Iruka membantu Sasuke keluar dari jurang kesalahan yang ia buat dan memberi saran tanpa menghinanya. Sifat Uchiha yang tidak ingin di cela mungkin hanya dapat dimengerti dengan baik oleh Iruka.

"Baiklah, Uchiha-sama"

.
.
.

"Ayaaah... " Teriak Menma saat melihat Sasuke masuk kedalam apartemen nya. Sasuke sendiri memeluk sang putra semata wayang dan menggendong nya.

Disisi lain, ia bisa melihat Naruto, mantan 'istrinya' berdiri tak jauh dari mereka. Naruto bukan wanita, ia pria. Hal inilah yang membuat pernikahan mereka goyah, pernikahan yang didasari keinginan kedua orangtua mereka.

"Kau datang Sasuke... Akan aku buatkan kopi" Kata Naruto sambil melangkah ke dapur. Sementara itu Sasuke hanya bisa memandang punggung itu menjauh.

"Kau tidak bekerja, Dobe?" Tanya Sasuke.

Naruto menggeleng. "Hari ini aku libur. Inikah hari Sabtu"

Sasuke terhenyak. Ia baru ingat kalau ini adalah hari Sabtu. Maklumlah, dia bekerja tanpa kenal waktu dan kantor miliknya tetap beraktivitas di hari Sabtu. Dia hanya libur di hari Minggu.

"Kau terlalu memaksakan diri, Sasuke. Hati-hati nanti kau sakit" Kata Naruto sambil membawa kopi ke meja ruang.

"Ayyah.... jalan-jalan" Kata Menma pada Sasuke. Balita berusia tiga tahun itu menarik dasi Sasuke untuk mengambil perhatian sang ayah.

"Kau mau jalan-jalan kemana, jagoan?" Tanya Sasuke.

"Zoo" Teriak Menma.

"Baiklah... baiklah" Kata Sasuke akhirnya.

"Eh? Tidak!" Naruto tiba-tiba melarang... membuat mata biru Menma yang awalnya berbinar-binar menjadi sedih.

"Ada apa, Dobe?"

Sutando bai me (Re-publish)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang