Disclaimer: Naruto dan seluruh castnya milik Masashi Kishimoto. Tulisan ini dibuat hanya untuk menghibur dan merupakan ungkapan fans saja. Kesamaan apapun dalam cerita ini hanya kebetulan semata.
Menma menggeliat nyaman di kasur nya. Mansion Sasuke sangat berbeda dengan apartemen Naruto, bahkan pendingin ruangannya pun dua kali lebih dingin dari miliknya... Kasurnya juga lebih nyaman ribuan kali. Kadang Naruto bingung, apa ranjang ini terbuat dari bulu angsa atau... Apa?
Dulu saat ia masih tinggal di rumah ini, ia tidak pernah menyadari betapa nyamannya fasilitas yang ia punya. Yang saat itu bisa Naruto rasakan hanya sesak... Sesak karena Sasuke tak menganggapnya ada.
"Ibu... Makan... Lapar" Celoteh Menma saat ia baru bangun dari tidurnya.
"Jagoan lapar? Ibu masak sup jamur dan tomat, mau?" Jawab Naruto sambil mencubit pipi gembul putranya.
Menma mengangguk setuju. Ia tersenyum saat membayangkan betapa enaknya makanan buatan sang ibu.
Naruto akhirnya menggendong Menma menuju ruang makan di lantai satu. Saat menggendong Menma ia melewati kamar Sasuke. Naruto tersenyum miris saat melewati kamar itu. Kamar itu dulunya juga kamarnya.... Walaupun pada satu tahun pertama pernikahannya ia selalu tidur sendirian.
Naruto kembali teringat, hubungannya dan Sasuke berlalu dengan sangat buruk di tahun awal, namun membaik di tahun ketiga... Walaupun tetap saja berujung dengan perceraian.
Menma duduk di kursi meja makan. Meja makan milik Sasuke sangat besar, sepertinya cukup untuk menampung lebih dari sepuluh orang. Di meja ini, biasanya ia sering makan sendirian sampai di saat Menma lahir, Sasuke baru mulai makan di rumah bersamanya.
"Tunggu sebentar jagoan. Ibu masak dulu" Kata Naruto.
Menma mengangguk nurut. Ia menunggu Naruto dengan tenang sambil memainkan alat makan yang ada didepannya sampai membuat bunyi dentingan yang lucu.
Naruto mulai memasak. Ia menyiapkan segala keperluan untuk memasak. Yang Naruto sukai dari dapur rumah ini adalah... Semuanya selalu lengkap, kulkas juga penuh. Naruto merasa tak kekurangan apapun. Dalam hati Naruto mengakui bahwa Menma mungkin akan hidup lebih layak jika hidup bersama Sasuke. Bila hidup dengannya, Menma hanya bisa menghadapi kesulitan.
"Kau sedang memasak?"
Deg.
Naruto kaget saat tiba-tiba mendengar suara seseorang di telinga nya. Naruto segera mematikan kompor dan menoleh kebelakang. Rupanya Sasuke. Pria itu sudah menggunakan pakaian formal yaitu kemeja dan jas. Sasuke menuangkan air mineral ke gelas nya. Naruto hanya melihat si raven. Kadang risiko juga.... Bagaimanapun mereka pernah menikah dan yaa, Naruto pernah menemani suaminya 'tidur'
"Ya. Kau mau, tuan?"
Sasuke membuatkan matanya saat mendengar panggilan Naruto untuknya. Oh sungguh, kini Sasuke terdengar seperti menginjak-nginjak harga diri Naruto. Tidak. Bukan itu keinginan Sasuke.
"Kenapa kau memanggilku 'tuan'? Kau ingin menghinaku dengan memanggilku 'tuan'. Kau ingin aku terlihat jahat?"
"Ah. Sungguh, kenapa kau pikir begitu. Apa aku harus menghinamu?.... Apa untungnya buatku? Aku hanya menawari mu sarapan" Dengus Naruto tak suka. Ia kemudian kembali menyalakan kompor dan melanjutkan masaknya. Naruto yakin jika Menma sudah kelaparan.
Sasuke kemudian berlalu meninggalkan Naruto. Saat baru beberapa langkah, ia berbalik dan melihat pada Naruto. "Aku tunggu sarapannya di meja bersama Menma. Masaklah dengan cepat, Menma mulai menghancurkan alat makan yang ada di meja"
"Jika dia mulai melakukan itu, maka kau harus menyuruhnya berhenti, tuan" Balas Naruto kesal. Sedangkan Sasuke tak kalah kesal.
"Berhenti memanggilku 'tuan', Naruto" Desis Sasuke lalu berjalan ke meja makan. "Kau pengasuhnya.... Jadi cepatlah lakukan tugasmu"
KAMU SEDANG MEMBACA
Sutando bai me (Re-publish)
Fanfiction(Complete) akan di upload sampai tamat jadi tenang Kita berpisah seperti apa yang paling aku takutkan, kau memintaku.... memang harga yang pantas untuk apa yang aku lakukan padamu. Harga mati yang harus aku terima. Tapi tak adakah pintu maaf, sepert...