Aji sangat frustasi saat mengetahui Ev tak ada di rumah saat malam hari.
Aji menunggu kedatangan Ev di ruang tamu, bahkan dia tidak tau pasti Ev akan muncul di mana atau bahkan dia pulang atau tidak.
"DOR!" Ev mengagetkan Aji yang nampak tegang.
Aji berbalik, dan melotot pada Ev.
"Dari mana saja lo!" Aji.
"Pergi bentar" Ev.
"Kalo gak mau ngajak tuh seenggaknya izin, gue khawatir" Aji.
"Udah jangan marah marah entar cepet tua" Ev.
"Tua? HAHAHA. Lo lupa apapun yang terjadi kita gak bakal cepet tua" Aji.
"Udah ah ayo tidur, sekalian gue beresin kamar lo" Ev.
Mereka pun berjalan berdampingan menuju kamar Aji.
Setelah Ev menyihir semua isi kamar Aji menjadi seperti semula, mereka pun merebahkan tubuh di atas ranjang.
Aji mulai terlelap, tapi tidak dengan Ev.
Sesuatu yang baru saja dia ketahui mampu membuatnya tetap terjaga dan berpikir.
Jika selama ini apa yang gue lakuin sesuai ramalan, artinya secara gak langsung gue mengikuti takdir gue, gue pikir gue akan mencoba mengubah takdir, tapi ternyata. Memang benar apa yang di katakan Aji, tak ada yang bisa mengubah takdir, batin Ev.
Suara suara yang tadi sengaja di dengarkannya secara diam diam pun mulai terngiang di kepala Ev.
Jika ayah Antoni dan bunda Rani mengetahui ramalan itu maka harusnya mereka tak menyuruhku untuk melakukan ritual pertukaran darah dengan Alex dan membiarkan semuanya berjalan sesuai ramalan, batin Ev.
Ev terus berpikir, menerka nerka kemungkinan yang akan terjadi.
Ayah Malik berkata akan tercipta sihir putih setelah sihir biru lenyap, itu artinya aku memang akan mati walaupun tanpa aku menusuk jantungku sendiri, ini sangat rumit, besok aku akan menanyakannya langsung pada ayah Malik, batin Ev.
***
Jam sekolah telah usai. Ev, Aji, Juna, dan Alex terlihat masih membereskan buku buku mereka.
"Alex jangan pulang dulu, tunggu gue di sini" bisik Ev pada Alex.
Tanpa menunggu jawaban dari Alex, Ev langsung berjalan meninggalkan kelas kemudian Aji dan Juna mengikuti Ev bahkan mereka tak menyadari jika masih ada Alex di belakang mereka.
Sampailah Ev, Aji, dan Juna di belakang sekolah, Aji dan Juna menggenggam tangan Ev sambil memejamkan mata.
Ev mengeluarkan sihirnya, sinar biru menyelimuti Aji dan Juna kemudian mereka menghilang.
Ev berjalan kembali ke kelas untuk menemui Alex.
Ev berdiri di ambang pintu, dia melihat Alex tengah duduk di bangkunya.
Ev bersiul untuk memanggil Alex, Alex menghampiri Ev.
"Ada apa Ev?" Alex.
"Gue ikut lo pulang, gue ada urusan sama ayah Malik" Ev."Oh, jadi lo beneran naksir ayah gue"
"Lo ngomong apaan sih, ngaco, mana mungkin gue naksir om om""Ya kan dia lebih ganteng dari pada gue"
"Emang iya sih, tapi sayangnya gue lebih suka sama anaknya""Ciee yang udah mulai gombalin gue"
"Udah ayo buruan"Ev menarik tangan Alex menuju ke parkiran, dan segera menuju ke rumah keluarga Malik.
Sampailah mereka di rumah keluarga Malik.
Ev yang sudah tak sabar untuk bertemu ayah Malik pun segera masuk ke rumah dan mencari ayah Malik.
Alex yang melihat tingkah Ev pun hanya geleng geleng kepala.
Brakk
Ev membuka pintu ruang kerja ayah Malik dengan kasar."Ev, kau mengejutkanku" ayah Malik
Ev menutup pintu lalu menguncinya dari dalam.
Ev duduk di sofa kemudian ayah Malik menghampiri Ev dan duduk di sampingnya.
"Ada apa Ev?" ayah Malik.
"Aku sudah tau semuanya" Ev."Apa yang kau maksud?"
"Pembicaraan kalian di perpustakaan rahasia istana sihir kemarin malam""Kau mencuri dengar pembicaraan kami?"
"Ya, karna aku berhak tau apa yang terjadi padaku""Kau benar, harusnya Antoni menceritakan segalanya padamu, dia memang keras kepala"
"Apa yang terjadi padaku?""Kekuatanmu bertambah, baik fisik maupun sihirmu"
"Aku tau hal itu, maksudku jika mereka sudah tau tentang ramalan itu kenapa mereka menyuruhku untuk melakukan ritual itu? Seolah olah mereka menuntunku untuk mengubah takdir? Ada apa dengan mereka?""Sepeti halnya aku, mereka melakukan itu karna mereka tak ingin kehilanganmu, menurutmu kenapa aku menyembunyikan keberadaan Alex dan merahasiakan semuanya darinya? Karna aku tak ingin kehilangannya"
"Aku benar benar tak mengerti dengan semua ini""Lakukanlah yang menurutmu benar Ev, itu pilihanmu, jangan bergantung dengan ramalan"
"Kau benar ayah, sesuai ramalan atau tidak, aku akan lakukan semua yang menurutku benar"Tok tok tok
"Apa kalian masih lama?" Alex mengetuk pintu ruang kerja ayah Malik.Ayah Malik membuka kunci pintu dengan sihirnya.
"Masuklah Alex" ayah Malik.
Ceklek
Alex membuka pintu lalu menghampiri Ev dan ayah Malik."Apa kalian sudah selesai?" Alex.
"Ya, ada apa nak?" ayah Malik.
"Aku ingin bicara dengan Ev, ini penting" Alex.
"Ayo" Ev berdiri.
Ev dan Alex berjalan menuju ke kamar Alex.
KAMU SEDANG MEMBACA
World Of Magic [1]
Fantasy"Apa salah gue?" Ev "Gak ada yang bisa di persalahkan" Aji "Mungkin takdir yang salah" Juna "Takdir tak pernah salah" Aji "Apa gue yang salah memilih takdir?" Ev "Tak ada yang bisa menentukan takdirnya sendiri" Aji "Bukan dirinya sendiri, tapi oran...