6

17 4 0
                                    

Alex sedikit bosan, dia mengetukkan jari telunjuknya pada meja untuk menghilangkan kesunyian.

Ev melihat jari Alex, kemudian dalam fikiran Ev muncul sebuah bandul jam yang bergerak dan menimbulkan suara tong... tong...

Tanpa sadar Ev mengepalkan kedua tangannya yang ada di atas meja.

Alex mengernyit melihat tangan Ev.

Alex mengusap kedua punggung tangan Ev, Ev tersadar, dia menatap Alex tepat di matanya, perlahan Ev mengendurkan genggaman tangannya dan memejamkan mata sebentar.

Ev menggenggam kedua tangan Alex dan muncul sinar biru menyelimuti mereka , Alex terkejut ketika merasakan tubuhnya seperti melayang kemudian tiba tiba dia sudah ada di gudang sekolah bersama Ev yang masih menggenggam tangannya dan terpejam.

Perlahan Ev membuka mata, hal pertama yang di lihatnya adalah mata Alex.

Ev menatap dalam tepat di manik mata Alex, begitu juga dengan Alex.

"Lo, waktu, penantian, musuh, melindungi" lirih Ev kemudian dia tersadar dan mengedipkan mata sesaat.

"Siapa lo?" Ev melepaskan genggaman tangannya.

"Gue Alex" Alex.

"Magic apa yang lo miliki?"
"Gue gak punya sihir"

"Siapa lo sebenarnya?"
"Gue Alex, gue bukan penyihir kayak lo, dan gue gak punya kekuatan apapun"

Mata Ev berubah menjadi warna biru terang.

"Kenapa gue bisa lihat semua itu di mata lo"
"Emang apa yang lo lihat? Gue tau, pasti masa depan kita kan, lo dan gue sama dua anak kecil"

"Gue bukan Aji, tapi kenapa gue bisa?"
"Lo kenapa sih? Lo ilang ingatan?"

Ev memejamkan matanya dan bertelepati dengan Aji.

Aji ada hal serius, gue di gudang sekolah.

Ev membuka mata, tak lama Aji dan Juna datang, mereka langsung duduk bersila bersama Ev dan Alex.

"Ada apa Ev?" Aji.

"Gue melihat sesuatu di mata Alex" Ev.

"Apa yang lo lihat?" Aji.

"Alex, waktu, penantian, musuh, melindungi, gue bingung" Ev.

"Alex lihat mata gue" Aji.

Alex hanya menuruti karna dia juga bingung jadi dia menurut saja.

Alex melihat mata Aji berubah menjadi warna merah.

Aji nampak fokus tepat di mata Alex.

"Kalian saling berhubungan, kalian akan selalu saling membutuhkan, entah di kehidupan sekarang atau di kehidupan berikutnya, memiliki magic hitam untuk melindungi magic putih yang kuat" lirih Aji.

Aji mengalihkan pandangannya pada Ev tepat di manik mata Ev.

"Mati, putih, terlindungi kekuatan hitam" lirih Aji.

Aji memejamkan matanya, kemudian membuka mata dan warna matanya kembali ke warna semula.

"Kita harus bawa Alex pada ayah dan bunda" Aji.

Alex terlihat sangat bingung dan tak mengerti dengan pembicaraan ini.

***

Alex berdiri di depan rumah megah milik keluarga Antoni. Alex melihat sekelilingnya dengan kagum.

World Of Magic [1]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang