14

18 3 0
                                    

Jadi dia nolongin gue, kayaknya gue pernah ketemu tuh orang, dimana ya? Oh gue inget, dia kan yang nyerang gue dan Ev waktu itu, kenapa dia nolongin gue?, batin Alex.

Adam berdiri dia menyeka darah yang keluar dari mulutnya.

Brakk
Ev terpental dan menabrak pohon, tapi itu tak berpengaruh untuknya, dia langsung berdiri seperti tak terjadi apa apa.

Ev menatap geram pada Adam, dia membalas menyerang Adam.

Terjadilah pertarungan antara mereka, Ev mengeluarkan sayapnya yang berwarna putih, Adam pun mengeluarkan sayapnya yang berwarna hitam.

Ev dan Adam bertarung di udara.

Alex menghampiri Aji dan Juna kemudian membantu mereka berdiri.

Mereka hanya bisa mendongak melihat pertarungan antara Ev dan Adam tanpa bisa melakukan apapun.

"Kenapa kalian diem aja?" Alex.

"Emang kita bisa apa?" Juna.

"Bantuin Ev" Alex.

"Pake apa?" Aji.

"Sihir" Alex.

"Sihir gue berfungsi saat matahari tenggelam" Juna.

"Kalo lo pasti bisa pake sihir lo kan Ji?" Alex.

"Gue gak punya sihir, gue cuma cenayang" Aji.

"Terus kita cuma bisa liatin mereka dari sini?" Alex.

"Kalo lo mau jadi pemandu sorak teriak teriak buat nyemangatin Ev juga gak papa" Juna.

Aji tertawa terpingkal pingkal, sedangkan Alex nampak bingung melihat Aji yang masih sempat sempatnya tertawa di saat adiknya sedang mempertaruhkan nyawa.

"Apa kalian gak ada rasa khawatir sedikitpun?" Alex.

"Apa yang perlu di khawatirin? Lo tau kan kalo Ev gak bisa terluka" Aji.

Alex baru mengingatnya jika darah Ev adalah penyembuh jadi dia tak akan terluka.

Brakk
Ev kembali menapakkan kedua kakinya dan berdiri tepat di depan Aji, Juna, dan Alex.

Mata Ev telah kembali menjadi warna semula.

"Apa gue nyelakain kalian?" Ev.

Alex, Aji, dan Juna menggeleng pelan.

"Apa lo baik baik aja?" Aji.

Ev mengangguk.

"Di mana Adam?" Juna.

"Dia kabur" Ev.

"Apa dia terluka parah?" Aji.

"Nggak, dia selalu menghindar tanpa menyerang, terus dia menghilang" Ev.

"Gak biasanya" Juna.

Ev hanya menghedikkan bahu acuh.

***

Di istana kegelapan, sang ratu menunggu kedatangan Adam.

"Akhirnya kau datang juga" ratu Jenifer.
Adam duduk di hadapan sang ratu.

"Jadi bagaimana?"
"Ada kabar buruk bunda ratu"

"Katakan"
"Sepertinya, kekuatan sihir Ev semakin kuat dan dia sering tak terkendali, dia hampir saja mencelakai Alex, tapi saya berhasil menyelamatkannya, saya menyerang Ev dan kami terlibat pertarungan"

"Lalu?"
"Saya sudah mencampurkan darah saya pada makanan Alex, tapi tak terjadi apapun padanya"

"Bagaimana bisa?"
"Entahlah bunda ratu"

"Baiklah, terus awasi dia"
"Baiklah bunda ratu"

Adam berjalan meninggalkan sang ratu.

Bagaimana bisa tak ada reaksi sama sekali?, batin sang ratu.

Sang ratu berjalan ke lemari tua dan mengambil sebuah kotak yang isinya adalah sebuah buku tua dan sangat tebal tapi masih terawat karna buku itu tak berdebu.

Sang ratu membuka buku itu, dia terus mencari hingga dia menemukan apa yang dia cari, dia membacanya dengan serius.

"Jadi itulah sebabnya tak terjadi apapun padanya setelah meminum darah Adam, aku mengerti sekarang, dan aku juga mengerti apa yang harus di lakukan" sang ratu tersenyum.

***

"Lalu apa yang terjadi? Apa Alex tak terluka?" bunda Rani.

Aji, ayah Antoni, dan bunda Rani sedang berada di ruang bawah tanah.

Aji menceritakan apa yang terjadi pada ayah Antoni dan bunda Rani.

"Kenapa bunda menanyakan keadaan Alex, bukannya Ev?" Aji.

"Karna bunda tau, tak akan terjadi apapun pada Ev" bunda Rani.

"Alex baik baik saja bunda" Aji.

Ayah Antoni dan bunda Rani menghela nafas lega.

"Aji ingin bertanya, kenapa Ev semakin tak terkendali?" Aji.

"Emosi, dia belum bisa mengendalikan emosinya sendiri, dan juga karna kekuatannya yang akan semakin kuat seiring menjelang umurnya yang ke 17 tahun" ayah Antoni.

"Apa Ev tak memiliki kelemahan?" Aji.

"Jantungnya, jika jantungnya di tusuk oleh apapun benda yang berasal dari emas murni, bukan emas campuran ataupun karna sesuatu yang sengaja diubah menjadi benda yang terbuat dari emas dengan sihir, maka dia akan meninggal dan kekuatannya pun sirna" bunda Rani.

"Termasuk darahnya?" Aji.

"Ya, darah Ev tak akan berfungsi jika detak jantungnya berhenti" ayah Antoni.

"Ini adalah rahasia besar, hanya bunda dan ayah yang mengetahuinya, selama mereka yang mengincar darah Ev tak mengetahui maka Ev akan tetap aman" bunda Rani.

"Kenapa kalian memberitahuku?" Aji.

"Kau selalu bersama dengan Ev, kau juga harus mengetahui agar kau bisa menjaga Ev" ayah Antoni.

"Aku akan memberitahukannya juga pada Juna" Aji.

"Jangan" ayah Antoni.

"Kenapa?" Aji.

"Sebaik apapun dia, sesayang apapun dia terhadap Ev, dia tetaplah dari golongan kelelawar, dia budak sang ratu dan incaran utamanya adalah Ev" ayah Antoni.

"Aji mengerti ayah" Aji.

Tanpa sepengetahuan mereka, sepasang mata dan telinga tengah memperhatikan dan mendengarkan setiap ucapan mereka, seseorang itu pun tersenyum karna dia mengetahui sesuatu yang akan mengubah takdirnya.

World Of Magic [1]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang