22

12 0 0
                                    

Sampailah Ev dan Alex di dalam kamar Alex, Alex langsung mengunci pintu kamarnya.

Alex berdiri tepat di depan Ev bahkan hampir tak ada jarak di antara mereka.

Ev merasa jika ada yang mengawasi setiap pergerakan mereka.

"Ev gue rasa-" Alex.

Ev mengusap pelan pipi Alex agar Alex berhenti bicara.

Ev mengerti maksud Alex, tentang apa yang akan Alex bicarakan padanya.

Alex menatap Ev kemudian Ev mengedipkan matanya sebagai kode agar Alex tetap diam dan mengikuti alur yang Ev ciptakan.

Alex mengerti dengan kode dari Ev, dia hanya diam sambil terus menatap Ev.

Usapan tangan Ev yang awalnya berada di pipi Alex perlahan turun ke dada Alex, kemudian di susul tangan Ev yang lain -tangan yang masih berada di samping tubuh Ev.

Kedua tangan Ev bermain di dada bidang milik Alex.

"Kau membuatku tegang" lirih Alex.
"Oh ya?" Ev.

Ev tersenyum menggoda.
"Ikutilah permainanku" bisik Ev di telinga Alex.

Mendengar bisikan Ev, satu tangan Alex melingkar di pinggang Ev dan menekan tubuh Ev hingga tak ada jarak yang tersisa di antara mereka.

"Angkat gue dan bawa gue ke ranjang" bisik Ev.

Tanpa menjawab, Alex langsung menggendong tubuh Ev, Ev tersenyum dan mengalungkan kedua tangannya di leher Alex.

Alex merebahkan tubuh Ev ke ranjang dengan perlahan.

Alex hendak menjauhkan tubuhnya dari Ev setelah merebahkan tubuh Ev, tapi tangan Ev menarik leher Alex, sontak tubuh Alex tertarik.

Hampir saja Alex menindih tubuh Ev karna gerakan Ev yang tiba tiba, tapi reflek Alex cukup bagus sehingga dia hanya mengurung tubuh Ev dengan kedua tangannya tanpa menindih tubuh Ev.

"Berpura puralah mencium leherku" bisik Ev.

Alex tersenyum misterius, kemudian mendekatkan wajahnya di lekukan leher Ev.

Ev memejamkan matanya untuk menetralkan keterkejutannya atas perlakuan Alex.

Ev menyuruh Alex untuk berpura pura, tapi Alex dengan sengaja benar benar menciumi leher Ev.

"Kenapa lo cium beneran!" lirih Ev.
"Gue hanya manfaatin keadaan yang ada" Alex.

"Brengsek!"

Alex tak menghiraukan umpatan Ev, dia kembali menciumi leher Ev.

"Lihatlah dia, bahkan dia tetap mengawasi kita" bisik Ev.

Alex menghentikan ciumannya karna pembicaraan serius telah di mulai.

"Kenapa dia mengawasi kita?" bisik Alex.
"Bukan kita, tapi hanya lo" bisik Ev.

"Gue? Untuk apa?"
"Entahlah, gue juga gak ngerti"

"Mungkin dia ngincer gue karna gue manusia murni"
"Jika dia ingin ngambil lo, dia bisa lakuin itu dari awal"

Alex mengangkat kepalanya dan mendekatkan wajahnya dengan wajah Ev bahkan hidung mereka hampir bersentuhan.

"Maksudnya lo udah tau kalo dia selalu ngawasin gue?"
"Ya, ayah Malik yang kasih tau gue"

Perlahan Alex mendekatkan wajahnya.

"Kenapa gue gak di kasih tau?"
"Tanyain aja langsung sama ayah lo"

Alex semakin mendekatkan wajahnya hingga hidung mereka bersentuhan.

"Gue rasa, dia udah pergi" lirih Ev.

"Lalu?" Alex dengan cepat mencium bibir Ev.

Ev mendorong dada Alex agar menjauh.

"Ada apa?" Alex.

"Mau bangun sendiri atau gue dorong pake sihir" Ev.

Alex berdecak lalu bangkit, Ev pun ikut bangkit.

Alex dan Ev duduk berdampingan di atas ranjang Alex.

"Lo curi first kiss gue, itu sangat gak sopan" Ev.
"Kayaknya bukan first kiss deh tapi second kiss" Alex.

"Maksud lo?"
"Gue pernah cium lo saat malam di mana pesta ulang tahun Luna, saat itu lo tenggelam dan pingsan, layaknya pahlawan gue selametin lo dari maut dengan ciuman gue, dan gue baru tau kalo itu first kiss lo"

"Sialan lo!"
"Ev?"

Ev menoleh pada Alex, mata Alex terpaku pada leher Ev kemudian dia tersenyum bangga.

"Ada apa?"
"Hmm sebelum lo bunuh gue, mending gue keluar dulu ya cari perlindungan"

Tanpa perlu menunggu jawaban dari Ev, Alex segera berlari menuju pintu kamar.

Sebelum Alex benar benar keluar kamar, Alex sempat berkata agar Ev berkaca sebelum keluar kamar, kemudian Alex menutup pintu kamarnya.

Ev penasaran, dia berjalan menuju lemari dan berkaca.

Ev terkejut melihat tanda merah di lehernya.

"ALEX, AWAS YA LO!" teriak Ev.

Alex yang masih berada di luar kamar pun terkikik membayangkan ekspresi wajah Ev.

"KALAU LO KELUAR JANGAN LUPA ILANGIN TANDA ITU PAKE SIHIR LO YA EV" teriak Alex dari luar kamarnya.

"ALEX! ABIS LO SAMA GUE" teriak Ev sambil berlari menuju keluar kamar.

Saat Ev sampai di luar kamar, dia melihat Alex yang berlari sambil tertawa menuju ruang kerja ayah Malik.

"JANGAN LARI LO!" Ev.

Ev menghilang lalu muncul di depan Alex.

Alex yang tadinya berlari pun sontak berhenti dan terjatuh karna terkejut.

"Hehehe, ampun Ev" Alex.
"Bangun" Ev.

Alex berdiri dengan perlahan, ayah Malik keluar dari ruang kerjanya dan menghampiri Alex dan Ev.

"Ada apa, kenapa ribut ribut?" ayah Malik.

Ev berbalik karna tubuhnya membelakangi ayah Malik.

"Ev? Ada apa dengan lehermu?" ayah Malik.

Ev membelalakkan matanya kemudian tersenyum aneh pada ayah Malik.

"Udah gue ingetin kalau keluar jangan lupa ilangin tanda itu" bisik Alex di telinga Ev.

Ev menyikut perut Alex, ayah Malik hanya menggelengkan kepalanya melihat kelakuan mereka.

World Of Magic [1]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang