Chapter-3

59 5 0
                                    

Hanan kembali melangkahkan kaki, menuju lapangan basket. Memberikan bola yang tadi mengenai seorang gadis kepada teman-temannya, Bayu, Rizal, Yoga, dan Dhani.

Terdengar suara bel berbunyi, jam istirahat telah tiba.

"Bro, gue laper nih. Cabut dulu gue ya", Pamit Hanan kepada keempat temannya.

"Gue ikut dong, gue juga laper nih", sahut Bayu.

"Gue juga dong"

"Gue juga", sahut mereka bergantian

Mereka pun bergegas menuju ke kantin yang berada di dekat lapangan. Sesampainya disana, mereka pun segera mencari tempat duduk dan memesan makanan.

***

Sewaktu Hanan mengedarkan pandangan keseluruh penjuru kantin, matanya berhenti ke satu titik, dimana dilihatnya gadis yang tadi pagi terkena lemparan bola olehnya. Gadis itu yang sedang membawa dua minuman ditangannya. Tetapi, karena keadaan kantin yang sesak dengan siswa-siswi yang kelaparan, secara tak sengaja diri gadis itu terdorong oleh salah satu siswa. Alhasil, ia pun terjatuh dan mengenai sebuah meja disebelahnya. Dan minuman yang dibawanya pun tumpah mengenai siswi yang duduk di meja tersebut.

"Elo kalo jalan tuh hati-hati dong! Pake mata!", ucap Sheila, siswi yang terkena tumpahan minuman itu. Lalu berdiri penuh emosi

"Eh.. sorry gue nggak sengaja, tadi ada yang dorong gue"

"Alah, banyak alasan lo! Lo sengaja kan, numpahin minuman itu ke gue?!"

"Beneran, gue nggak sengaja"

"Gue nggak mau tau! Pokoknya lo harus ganti baju gue dengan yang baru"

"Loh, kenapa gue harus ganti baju lo? Dicuci juga bakalan bersih lagi tuh baju"

"Nggak tau diri banget lo ya! Udah salah, gak mau gantiin baju gue lagi!"

"Gue kan udah minta maaf tadi. Dan gue juga udah bilangkan, kalo gue nggak sengaja, dan tadi ada orang yang dorong gue. Kok lo malah ngotot kalo gue harus ganti baju lo, cuma gara-gara kesiram minuman doang?" Gadis itu hanya tersenyum sinis.

"Lo tuh ya!", tangannya melambung ke udara dan siap mendaratkannya di pipi gadis itu. Tetapi gagal, karena seseorang telah menahan tangannya.

"Masalah kayak gini doang lo besar-besarin? Lo gak dengar ya, tadi dia kan udah minta maaf sama lo. Tinggal maafin aja, apa susahnya sih? Lo tuh ya, kasar banget sih jadi cewek", Bela Hanan terhadap gadis itu, dan segera menepis tangan Sheila.

"Lo kok malah belain dia sih, Han?", ujar Sheila masih penuh emosi yang merasa tidak mendapat pembelaan dari Hanan.

"Karna dia nggak salah. Dan dia udah minta maaf sama lo. Mending lo cabut deh sana. Bikin ribut aja lo disini!", usir Hanan kepada Sheila.

"Ihhh", Sheila pun berdecak kesal. "Untung aja ya, gue suka sama lo. Kalo nggak, gue nggak bakal nurut sama lo", kemudian ia pun bergegas meninggalkan kantin bersama gerombolannya.

"Lo nggak pa-pa kan?", tanya Hanan kepada Alisha, memastikan gadis tersebut baik-baik saja.

"Gue nggak pa-pa, dan gue rasa, gue nggak butuh pembelaan dari lo", kemudian dirinya berlalu meninggalkan Hanan begitu saja.

"Busyettt.. sombong amat tuh cewek", sahut Bayu yang entah sejak kapan sudah berada di belakang Hanan.

"Nggak tau terima kasih", timpal Rizal

"Tau gitu, tadi lo nggak usah nolongin dia dari Sheila, Han", sambung Yoga.

Sementara Dhani hanya mengangguk-angguk setuju dengan ucapan teman-temannya.

"Nolong orang harus ikhlas kali bro. Udah lah, nggak usah di pikirin", Ujar Hanan, kemudian mengajak teman-temannya kembali ke tempat duduk mereka tadi.

***

"Lis, lo kenapa tadi sama si Sheila, anak kelas dua belas yang kecentilan itu?", tanya Salsa yang merasa kepo dengan kejadian tadi.

"Tadi ada yang dorong gue, terus gue jatuh, terus.. minuman yang gue bawa tadi, tumpah. Kena bajunya Sheila. Terus dia ngomel-ngomel minta gue buat ganti bajunya sama yang baru", jawab Alisha dengan santai.

"Terus, terus, gimana?", Tanya yang lainnya ikut merasa kepo.

"Ya, gue nggak mau lah. Gue nggak salah juga. Ngapain gue harus ganti"

"Eh, tapi gue liat ada si Hanan juga disana. Ngapain dia?", Salsa bertanya lagi.

"Tau tuh, sok-sokan jadi pahlawan"

"Lo dibelain sama dia Lis?", tanya Maira yang makin penasaran.

"Ho-oh", jawab Alisha singkat.

"Terus?"

"Terus.. ya gue tinggalin gitu aja dia"

"Nggak bilang makasih gitu?", tanya Salsa lagi dengan alis yang terangkat sebelah.

"Kagak", Alisha menjawab tanpa beban.

"Gilak.. parah lo, Lis. Udah dibelain juga sama cowok seganteng Hanan"

"Ngapain juga gue harus bilang makasih, gue kan nggak minta dia buat belain gue?"

"Parah lo, parah..", teman-teman Alisha hanya geleng-geleng kepala melihat kelakuan sahabat mereka yang satu ini.

"Udah yuk ah, dari pada ngomongin hal yang nggak penting, mendingan balik ke kelas aja deh. Bentar lagi bel nih", ujar Alisha sambil melihat jam di tangannya.

Mereka pun serentak, bergegas menuju kelas.

***

Okee, part ini lumayan panjang😄
Kasih masukan kalian, biar aku lanjut nulisnya😂

Vomment jangan lupa yaww😘

See you next chapter..

Senja di Langit BandungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang