Bagian Lima
.
.
.
Katakan Jaejoong nekat.
Setelah memikirkan strategi selama satu malam, akhirnya ia memutuskan untuk memesan tiket pesawat.
Ya, ia akan menyusul Yunho ke Jepang.
Yunho pasti ada disana.
Dan ia tahu persis pada siapa ia harus bertanya.
Park Junjin.
Pagi di kediaman keluarga Kim, selagi keluarganya belum pulang, Jaejoong bersiap untuk berangkat. Kali ini ia mempersiapkan banyak hal karena ia punya misi besar.
Dan tak lupa, sebelum pergi dari rumah, ia menempelkan sebuah surat di pintu kulkas. agar keluarganya tak khawatir.
Misi Jaejoong pun dimulai.
.
.
.
Buk!
"Argh."
Yunho mengerang saat lagi-lagi wajahnya dihantam pukulan oleh orang-orang Chaerim. Ia tak bisa melawan karena saat ini kaki serta tangannya terikat kuat.
"Cih.. Kupikir sehebat apa kau, hanya anak ingusan rupanya." ucap salah seorang laki-laki yang berhasil menghajar Yunho.
Dirasa puas, tiga orang berbadan tegap itu akhirnya keluar dari tempat dimana Yunho disekap dan mengunci pintu dari luar.
Yunho, dengan darah mengalir dari pelipisnya bahkan tak mampu mempertahankan kesadarannya.
.
.
.
Jaejoong sesungguhnya sangat berdebar-debar, ia tak pernah berniat menceburkan diri ke dalam masalah besar seperti ini. Apalagi bisa saja nyawanya yang jadi taruhan.
Tapi demi Yunho, ia bulatkan tekadnya dan mulai memikirkan bagaimana caranya agar Yunho bisa segera ia temukan.
Begitu ia kembali menginjak bandara Narita, ia segera mengirim pesan pada Junjin—dari nomor yang diberi kakaknya. Jaejoong menunggu disana hingga sosok lelaki tinggi itu datang.
Dengan raut cemas, Junjin menghampiri sosok Jaejoong yang menunggunya.
"Jaejoongie..."
"Oppa." Jaejoong bangun dari duduknya dan berhadapan langsung dengan kakak kandung Yunho itu.
"Kenapa kau kembali ke sini? Apa keluargamu tahu?"
Jaejoong menggeleng. "Mereka belum pulang, dan aku harus pulang sebelum mereka menyadari kepergianku."
"Kalau begitu pulanglah, kau hanya akan masuk ke dalam bahaya kalau ada disini."
"Aniya, oppa. Oppa pasti tahu kalau aku harus menemukan Yunho."
Junjin mendecak pelan.
"Tapi apa yang bisa kau lakukan, Jaejoongie? Kau tidak tahu orang seperti apa ibuku itu. Aku tidak bisa membantumu."
"Aku tidak akan meminta oppa membantuku menyelamatkan Yunho, aku hanya minta bantuan oppa untuk mengantarku ke tempat dimana Yunho berada."
"Tapi—"
Jaejoong menggenggam tangan Junjin hingga kalimat pria itu terputus. Perlahan, gadis itu mengeluarkan sebuah kantung kain dari sakunya.

KAMU SEDANG MEMBACA
(Un)Lucky Day
Fiksi PenggemarJaejoong yang jauh-jauh ke luar negeri untuk bertemu idola kesayangannya justru berhadapan dengan kejadian yang luar biasa. Ini hari keberuntungan atau hari sialnya?