Bagian Tiga
.
.
.
Jaejoong berjalan lebih cepat mengikuti Yunho.
Ia lelah sebenarnya.
Apalagi langkahnya tentu tidak bisa disamakan dengan langkah lebar Yunho. Gadis itu terus saja menggerutu di belakang.
"Apa kau tidak punya kendaraan? Kakiku sakit! Memangnya kita akan terus jalan seperti ini sampai ke Seoul?" Keluhnya.
Jaejoong berusaha menyamankan kakinya yang terbalut sepatu kets berwarna putih sesaat, tapi Yunho tetap berjalan, jadi mau tak mau ia harus kembali berjalan mengejar pria itu sambil berdecak kesal.
"Hei! Bicaralah dulu! Kau bilang kau akan mengambil uang dari penjualan berlian-berlian itu. Mana?"
"Diamlah. Kau membuatku semakin pusing."
Jaejoong mengernyitkan dahi, "Ada apa sebenarnya dengan Paman itu?"
"Samchon menelponku dan memintaku untuk segera pergi karena anak buah Chaerim menemukannya. Ia memintaku untuk pergi ke salah seorang relasinya di Seoul untuk mengambil uangku. Aku tidak tahu lagi apa yang terjadi karena sambungannya di putus tiba-tiba."
Jaejoong merubah rautnya menjadi lebih serius.
Ia tak tahu kalau ternyata keadaannya se-gawat itu.
"Ja-jadi... Kita benar-benar akan langsung ke Seoul?"
"Tentu saja. Jadi diamlah dulu."
Mereka terhenti di pinggir sebuah jalan raya, Yunho mendapat ide bagus ketika melihat mobil yang lalu lalang.
"Cari mobil yang bisa membawa kita ke Seoul."
"Aku?"
"Tentu saja. Kau kan perempuan, pasti bisa menarik perhatian salah satu pengemudi."
Jaejoong menatap tak percaya padanya.
Apa otak pria ini sudah bergeser? Bagaimana bisa ia menyuruh seorang gadis mencari tumpangan untuk mereka di jalan raya seperti ini? Ditambah lagi, ia adalah korban disini! Kor-ban!
"Bagaimana mungkin aku melakukan itu?"
"Kenapa tidak mungkin? Kau ingin pulang ke Seoul atau tidak?"
"Tentu saja... Aishhh..." Jaejoong yang merasa tak ada gunanya berdebat dengan Yunho pun segera menuju ke bagian paling tepi di trotoar.
Sambil menatap ke arah datangnya mobil-mobil, ia mencoba menarik perhatian pengemudi agar ada yang mau berbaik hati menyadari keberadaannya dan membawanya ke Seoul.
Kalau sudah menemukan mobil yang bersedia mengantarnya, tentu saja ia akan meninggalkan pria itu sendirian di pinggir jalan. Khukhukhu~
Yah, tapi itu masih ekspetasi.
Kenyataannya, tak ada satupun mobil yang mau menepi untuk sekedar menyapanya.
Jaejoong putus asa ketika sudah hampir setengah jam melambaikan tangannya seperti orang gila. Sementara Yunho hanya memperhatikan, hal itu membuatnya sangat iritasi.
"Yahh! Kenapa kau diam saja? Kau pikir aku ini pesuruhmu! Bantu aku!"
"Ck! Kau gagal terus karena sama sekali tidak memasang ekspresi menggoda. Coba lebih berani lagi!"
Jaejoong merengut kesal. Bagaimana bisa pria sialan ini menyuruhnya berpose seperti gadis murahan? Ia pun melangkah menjauhi trotoar menuju arah lain.

KAMU SEDANG MEMBACA
(Un)Lucky Day
Fiksi PenggemarJaejoong yang jauh-jauh ke luar negeri untuk bertemu idola kesayangannya justru berhadapan dengan kejadian yang luar biasa. Ini hari keberuntungan atau hari sialnya?