LONE WOLF

34 11 7
                                    

(draft bab 3 Lets Rock Yeerha)

Kelahiran kembali pergerakan 'Lone Wolf' ala @Yeerha dan @Flux, mendapat angin segar dengan tambahan 'teman' baru; Dipa. Sosok ini bukanlah orang baru. Dia adalah 'pemain' lama yang kembali bergabung. Bahkan dalam kenyataannya, Dipa-lah yang menginspirasi mereka berdua.

Dipa Atmajaya. Empat kali diciduk polisi dengan dakwaan yang berbeda, empat kali pula mampu melepaskan diri. Delapan kali berganti wajah dan identitas dalam delapan misi yang berbeda. Alasan terbesar @Yeerha dan @Flux menerima kehadirannya adalah tidak pernah ada korban selain target sasaran Dipa dalam misinya. Tepat sasaran, bersih, dan terpenting adalah tidak menimbulkan keributan yang berlebihan.

Malam ini, tiga bulan setelah terbongkarnya jaringan yang dipimpin Jalu. @Yeerha dan @Flux sudah standby di Alpaka sedari setengah jam yang lalu. Tidak ada obrolan yang serius untuk mengisi waktu sembari menanti kedatangan Dipa.

"Buku catatan baru? Gadis modern dengan lakuan tradisional hehe."

"Oh ini? Iya," jawab gadis tersebut.

"Sabtu, 20 Juni 1942. Seorang gadis remaja yang hidup dalam persembunyian selama penjajahan Nazi Jerman di periode Perang Dunia II, menuliskan sebuah kalimat seperti ini; "Kertas lebih sabar dari manusia." Jangan-jangan, dirimu ini  reinkarnasi gadis remaja itu ya?" goda @Flux.

"Mmm, Anne Frank? Tidak. Kau terlalu berlebihan hehe,"

"Hebat juga dirimu, bahkan kau bisa menebak nama gadis remaja itu hanya dengan sekali tebakan."

"Hahay, kau lupa kalau aku pernah menyelesaikan S1 Sastra?"

"Ahaha, iya iya iya, aku lupa. By the way, sudah satu jam, dan Dipa belum datang juga."

Gadis itu hanya mengangguk, namun beberapa detik kemudian, "panjang umur juga anak ini," pekiknya sembari menunjukkan layar handphone-nya ke arah @Flux.

"Ya, Dip? ... kamu gak sedang mabuk, kan? Alamat itu bukannya kompleks perumahan Angkatan Darat? Halo! Halo!" sambik mengisyaratkan kepada @Flux, bahwa Dipa menutup pembicaraan.

"Still misterius? Di mana dia?"
"Jalan Cakrabhirawa 2 no 18."
"Edan!"

Keduanya segera bergegas menuju alamat yang telah diberikan oleh Dipa.

***

Suasana rumah yang beralamat di Jl. Cakrabhirawa 2 no 18 ini sangat tenang. @Yeerha dan @Flux masih tak percaya jika Dipa mampu mengontrak rumah tersebut. Melihat ekspresi ketidakpercayaan kedua sahabatnya saat pertama kali masuk, Dipa merasa geli.

"Kalian seperti mengenal Dipa Atmajaya kemarin sore! Hahaha!"

Beberapa dokumen diambil oleh Dipa dari laci, kemudian menunjukkan pada keduanya. Beberapa menit kemudian pecahlah tawa di antara mereka.

"Edan!" hanya itu yang bisa keluar dari mulut @Flux saat mengetahui dokumen palsu tersebut mengatasnamakan Dipa sebagai Soebagyo Kepala divisi regional Badan Intelejen berlabel Red 1.

"Yayaya, kalau tidak edan, bukan Dipa namanya. Ok, waktu kita cuma tiga sampai lima hari. Aku ambil tiga hari saja sebagai masa penyamaranku ini. Lebih dari itu, pastinya kedok ini telah terbongkar oleh mereka. Dan satu-satunya alasanku memilih tempat ini, semata hanya agar benar-benar steril. Jalu, bisa jadi bukan teman yang baik bagi kita. Dan Alpaka, sudah tidak aman untuk tempat pertemuan."

Mendengar penjelasan Dipa, keduanya masih tampak ragu untuk percaya.

*bersambung

LETS ROCK, YEERHATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang