LONE WOLF (3)

31 4 8
                                    

(Draft lanjutan BAB 3 Lets Rock Yeerha)

Lagi, @Flux dan @Yeerha cuma bisa mengerutkan kedua alisnya. Dipa semakin tak tahan menahan tawa saat melihat betapa culun wajah kedua sahabatnya. Dia menyadari hal ini tidak mudah untuk dimengerti, karena mereka berdua pernah terlalu dekat dengan kelompok @Jalu. Tidak ada ruang bagi mereka untuk berpikir out of the box. Dan hal ini butuh waktu yang tidak sedikit untuk mencapai tataran dipahami dengan benar.

Tidak mau membuang waktu, Dipa menunjukkan dua lembar foto kepada @Flux dan @Yeerha.

"Foto pria itu, pasti kalian tahu."

@Yeerha mengarahkan pandangannya kepada salah satu foto yang diberikan oleh Dipa sebelumnya.

"Jaksa?" celetuk tanya @Yeerha kepada Dipa.

Dipa tanggap menggangguk.

"Dan satunya?"

@Yeerha dan @Flux tak bisa menjawab. Karena memang mereka tidak mengenal perempuan yang terdapat di foto satunya.

"Yien Ling. Putra Salim, atau Liem Sie. Taipan. Salah satu penggerak invisible hand di negara ini. Hampir semua kebijakan di Negara ini, adalah bagian dari monopolinya. Beliau adalah sutradaranya. Peristiwa satu tahun belakangan sepertihalnya pencopotan Kapolri, tragedi konflik antar etnis di Jakarta, dan langkanya komoditas cabai serta bawang, tidak lain adalah campur tangan beliau."

@Flux sepertinya bisa menangkap peristiwa yang baru saja diceritakan oleh Dipa.

"Lantas apa hubungan Si Jaksa dengan Yien Ling?" tanya @Flux penasaran.

"Seperti yang kita ketahui. Bahwasanya kekuatan otoritas terbesar di negeri ini bukan pada tongkat Sang Presiden. Presiden hanya boneka yang dikendalikan kekuasaan di belakang layar. Salah satu pemegang kendali tersebut adalah para Jaksa Senior. Dan saat ini, terjadi 'mis' dalam menentukan kebijakan untuk tetap pro atau kontra dengan pihak Amerika di bawah pimpinan presiden baru, Trump. Para Mafioso Jaksa bersikukuh untuk tetap 'menyusu' pada superioritas Amerika, demi menyelamatkan 'bussines' ilegal mereka dalam bidang Alutsista. Karena para Mafioso yakin, Amerika, di bawah kepemimpinan Trump, akan semakin gencar mewacanakan peperangan. Sedangkan di sisi lain, Taipan Yien Ling semakin dekat dengan blok 'Russian Movement'. Yien Ling mencoba mengambil keuntungan dari keributan yang tak pernah usai di negara-negara berakhiran 'stan'. Keadaan ini, sampai saat ini belum bisa ditemukan jalan tengahnya. Mafioso mengajukan nama baru, Soebekti Hardjoko sebagai bonekanya. Sedangkan Yien Ling sebagai perwakilan para Taipan tidak sependapat. Mereka masih ingin mempertahankan petahana. Karena selama ini kebutuhan mereka bisa terakomodasi dengan baik, meski petahana cenderung berkiblat ke Amerika. Namun, sekali lagi, para Taipan yakin, Presiden hanyalah boneka."

@Yeerha menyahuti, "sebentar. Apakah keduanya pecah kongsi? Atau masih mengusahakan jalan tengah?"

Mata Dipa tampak berbinar terang mendapat pertanyaan dari @Yeerha. Pertanyaan yang cerdas itulah yang telah ditunggunya saat menjabarkan kedua sisi pemegang kendali kebijakan negara ini.

"Tiga hari lagi kedua kubu akan mengadakan pertemuan di kota ini. Di hotel Sahid Montana II. Keduanya datang dengan kecurigaan masing-masing karena telah mendapat kabar kurang baik. Maka dari itu, kedua kubu akan datang dengan kekuatan penuh, meski 'invis'. Dan yang sebaiknya kalian pahami adalah; aku si pemberi kabar tersebut. Kita hanya perlu menggoyangnya sedikit, agar terjadi konflik pada pertemuan itu."

@Yeerha dan @Flux sebenarnya sangat paham dengan maksud penjabaran Dipa, namun keduanya sepakat untuk menanyakan keuntungan dari konflik yang terjadi buat mereka sendiri apa? Jika kubu Mafioso menang, atau jika sebaliknya, apa yang akan terjadi?

Dengan sabar Dipa menjelaskan misi pertama mereka ini. Mafioso atau Taipan yang menang, tidak berpengaruh apa-apa. Karena capaian yang sesungguhnya hanya sampai meletusnya konflik di antara dua kubu tersebut. Tentunya, akan menarik para wartawan, dan terjadilah liputan. Media memang tidak akan pernah mem-publish berita ini sebelum mendapat ijin dari kubu Yien Ling, dan mungkin memang tidak akan ada ijin untuk itu. Media apapun itu. Siapapun yang berani menyebarkan berita 'penting' tanpa ada ijin resmi dari Yien Ling, bisa dipastikan akan tiba-tiba lenyap dari peredaran. Pada titik ini misi sebenarnya. Dipa akan menjadi reporter, @Yeerha akan menjadi kameramen, dan @Flux bertugas membobol akun resmi media online Tempo, meng-upload berita tersebut, dan kemudian sebanyak-banyaknya men-share ke media sosial. Dengan ini, Harlan Danial, pemilik media Tempo akan 'dilenyapkan' oleh kubu Yien Ling. Pasti. Tidak ada tawar menawar dalam hal ini.

"Wah. Harlan Danial! Kena juga kau!" pekik @Flux.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 09, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

LETS ROCK, YEERHATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang