(lanjutan draft bab 3)
"Kalian seperti mengenal Dipa Atmajaya kemarin sore! Hahaha!"
Beberapa dokumen diambil oleh Dipa dari laci, kemudian menunjukkan pada keduanya. Beberapa menit kemudian pecahlah tawa di antara mereka.
"Edan!" hanya itu yang bisa keluar dari mulut @Flux saat mengetahui dokumen palsu tersebut mengatasnamakan Dipa sebagai Soebagyo Kepala divisi regional Badan Intelejen berlabel Red 1.
"Yayaya, kalau tidak edan, bukan Dipa namanya. Ok, waktu kita cuma tiga sampai lima hari. Aku ambil tiga hari saja sebagai masa penyamaranku ini. Lebih dari itu, pastinya kedok kita ini telah terbongkar oleh mereka. Dan satu-satunya alasanku memilih tempat ini, semata hanya agar benar-benar steril. Jalu, bisa jadi bukan teman yang baik bagi kita. Dan Alpaka, sudah tidak aman untuk tempat pertemuan."
Mendengar penjelasan Dipa, keduanya masih tampak ragu untuk percaya.
"Seperti yang kalian tahu, akun @Bagong terbongkar. Kerjasama kalian terhenti. Jalu? Dia sekarang berada di negara pusat jaringan kalian dulu, Roma. Satu-satunya alasan orang-orang pusat menariknya, adalah misi terakhir @Bagong tidak berhasil, dan tidak ada berita tentangnya. Ya. Tujuan utama dari peristiwa kemarin adalah mengorbankan kalian berdua. Ketika kalian tertangkap, maka Jalu bisa lebih leluasa dalam bermain-main. Kau tahu? @Dozzer yang mengobrak-abrik akun kalian, bukan akun asli. Seandainya kalian lebih detail dan tidak tergesa menutup akun, IP adress sama persis dengan milik Jalu. @Dozzer hanya 'mask' dari @Jalaludin."
*Bersambung
KAMU SEDANG MEMBACA
LETS ROCK, YEERHA
Historical FictionSejarah memang milik sang pemenang, jangan sekali-kali kita mengkritisi kebijakan penguasa orde baru. Karena Pada masa itu memang tidak ada namanya buku-buku atau informasi pembanding yang berkaitan dengan peristiwa gestok 1965, semua pelajaran seja...