1 - Arsenio Danial Afranzy

25K 744 19
                                    

BRUAK!!

Arsen mendorong tubuh Gilang dengan satu sentakan keras hingga punggung lelaki itu membentur pintu loker di belakangnya. Erangan tertahan terdengar dari mulut Gilang. Semua murid yang melihat hal itu, hanya bisa diam dan memperhatikan. Beberapa yang pernah dalam posisi itu bahkan sampai kesusahan meneguk salivanya.

Tak ada seorangpun yang berani mendekat atau menolong Gilang. Selain karena takut menjadi korban amukan Arsen berikutnya, mereka juga tidak ingin terlibat masalah.

Terlibat masalah dengan Arsen berarti siap-siap babak belur. Dan tidak ada seorangpun yang cukup gila untuk mengorbankan dirinya menjadi bulan-bulanan seorang Arsen.

Arsen maju, mencengkeram kerah seragam Gilang sebelum akhirnya melayangkan satu pukulan keras tepat di tulang pipi atas Gilang.

Gilang terjengkang ke samping, sekali lagi mengerang menahan sakit akibat pukulan dari Arsen.

"Taruh tangan lo ke depan!" perintah Arsen ketika telah berdiri tepat di depan Gilang. Posisinya yang berdiri sedangkan Gilang yang duduk seakan menjelaskan siapa yang lebih berkuasa di sana.

Gilang tampak sedikit ragu, akan tetapi dia tetap melakukan perintah Arsen.

"Buruan! Pake lama!" bentak Arsen.

Setelah tangan Gilang terjulur ke depan, Arsen tersenyum miring lantas menginjak tangannya dengan pelan tapi kuat.

"Aaa ...!!" Gilang mencoba menahan teriakan yang ingin keluar dari mulutnya karena rasa sakit di tangannya.

Semua murid yang menyaksikan hal itu hanya bisa meringis, seolah-olah mereka juga merasakan dalam posisi Gilang saat ini.

Apalagi Arsen semakin menekankan kakinya kuat-kuat pada tangan Gilang sambil memutar-mutarnya tanpa ampun. Mengabaikan ekspresi kesakitan dari Gilang.

"Lo tau apa kesalahan lo?" tanya Arsen dengan nada berat dan tajam.

Gilang mengangguk cepat. "Ma-maaf, Arsen. Gu-gue tadi nggak sengaja." Gilang meringis ketika merasakan Arsen semakin menekan pijakan kakinya.

Berdecih pelan, Arsen kemudian berjongkok mensejajarkan tinggi tubuhnya dengan Gilang.

Bola mata berwarna hitam milik Arsen menatap dingin pada Gilang, membuat Gilang bergidik dan menunduk takut, tidak berani membalas tatapan mata Arsen.

"Kalau lo nglakuin itu lagi, gue bakal patahin tangan lo," lirih Arsen penuh ancaman.

Gilang mengangguk cepat. Wajahnya bertambah merah dan semakin meringis merasakan sakit di tangannya yang masih diinjak oleh Arsen semakin menjadi. Bahkan Gilang yakin jika tulangnya sudah retak saat ini.

Arsen membuang napas singkat lalu berdiri dan mengangkat kakinya dari tangan Gilang.

Tanpa banyak bicara lagi, Arsen berbalik. Dan saat itu juga murid-murid yang sedari tadi berkumpul di lorong loker untuk menyaksikan apa yang baru saja terjadi langsung menyingkir ke kanan dan ke kiri, merapat ke pinggir loker milik masing-masing.

Mereka seolah sengaja memberi jalan seluas-luasnya kepada sang pemilik nama lengkap Arsenio Danial Afranzy untuk lewat.

Tidak ada seorang pun dari para murid itu yang berani membuka suara ataupun mungkin bernapas ketika Arsen melewati mereka. Bahkan menatap mata Arsen secara langsung pun tidak ada yang berani.

Kepergian Arsen diikuti dengan tiga orang siswa di belakangnya. Tiga orang yang memiliki pengaruh kuat di sekolah sama seperti Arsen yang merupakan putra dari pemilik tempat mereka bersekolah.

Save Me Love Me (Published On Dreame) - CompleteTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang