[ps: Diwajibkan membaca sinopsisnya terlebih dahulu]
Author POV
Matahari mulai menunjukan sinarnya, semua orang mulai berlalu lalang di pagi hari dengan kendaraannya. Menyaksikan ribuan kendaraan yang ada di depan, belakang, kanan dan kiri untuk satu arah yang sama, itulah Jakarta.
Sebagian orang menganggap bahwa macet itu adalah neraka, untuknya. Tapi, tidak untuk Fellyana Hadley. Ia menganggap macet itu adalah surga. Kenapa? Karena ia bisa tidur pulas di mobil lebih lama, tanpa mendengar teriakan dari kakaknya yang menyuruhnya untuk bangun dan bersekolah.
Baginya, macet bisa dijadikan alasan untuk telat.
"Non, sudah sampai," ucap pak Dirman, supir pribadi Fellyana yang menoleh ke belakang-tempat Fellyana duduk.
"Hooaamm..." Fellyana yang masih mengantuk pun harus membuka kedua kelopak matanya dengan terpaksa sambil menutup kuapnya dengan telapak tangan.
"Pak Dirman, nanti gak usah di jemput. Saya bisa pulang sendiri!" Suruh Fellyana yang langsung dianggukan oleh pak Dirman, setelah puas dengan jawaban pak Dirman, Fellyana turun mobil.
Setelah dirasa mobil Daihatsu Ayla miliknya sudah tidak terlihat, Fellyana menghadap ke belakang, tepatnya dia di depan gerbang utama SMA Antariksa.
Fellyana berdecak kesal, karena gerbang utama sudah di tutup atau bahkan di gembok.
Sekolah SMA Antariksa adalah sekolah ter-elite disalah satu kawasan Jakarta Selatan, selain anak muridnya yang rata-rata anak pejabat, muridnya pun cakep-cakep bak model.
Jangan lihat dari casingnya, kawan. Menurut Fellyana, sekolah itu bagaikan penjara bintang Lima. Luas & mewah namun peraturannya sangatlah ketat. Salah satunya, gerbang sekolah akan digembok jika kita telat 1 menit saja.
Tapi, jangan khawatir. Fellyana banyak cara untuk masuk kelas.
Fellyana berjalan menuju belakang sekolahnya, setelah sampai di belakang sekolah yang dibatasi dinding yang cukup tinggi, Fellyana tersenyum jail. Otaknya memang tidak pintar di pelajaran, tapi dia cerdas dan banyak akal tentang yang namanya TELAT dan BOLOS.
Fellyana melemparkan tas sport nya ke atas dinding, lalu memanjat pohon mangga yang terletak tepat disampingnya. Setelah sampai di atas pohon, Fellyana menginjak atas tembok, lalu loncat turun kebawah, membuat dirinya tersungkur di rumput-rumput hijau.
"Aduh," pekiknya sambil memegang pinggulnya yang rada nyeri, pasalnya tembok itu cukup tinggi.
Fellyana berdiri dan mengambil tasnya lalu memakainya di pergelangan tangan kanan saja, membersihkan rok abu-abunya yang kotor, setelah dirasa cukup Fellyana berjalan dengan santai. Intinya, Fellyana sudah datang ke sekolah.
Dengan rambut yang di ikat acak-acakan seperti tidak disisir, baju yang tidak dimasukan, dan memakai sepatu Nike berwarna merah jambu dan tidak memakai kaos kaki, memasuki kelas 12 IPS 3 dengan santainya, walaupun di depan ada guru.
Fellyana masuk tanpa salam dan berjalan dengan santai menuju bangku nya yang paling belakang, seperti tidak ada guru.
"Heh, Fellyana Hadley. Sopan kali kamu! Masuk tidak beri salam, maen nyelonong aja! Padahal ada guru, dasar gak sopan!" Ketus Bu Rosaline dengan logat medannya, Fellyana hanya melirik sekilas lalu duduk di bangkunya, sekali lagi. Dengan tenang.
Bu Rosaline kini mukanya merah padam, mungkin sebentar lagi asap-asap dari telinganya akan keluar, tapi Fellyana malah asyik memainkan kukunya yang berwarna-warni. Justru itu menambah amarah Bu Rosaline meletup-letup.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Most Wanted Boy Vs Bad Girl [Completed]
Teen Fiction[SUDAH DI TERBITKAN CEK IG DI @venusian.publisher] Bagaimana jadinya, Gerald Fabian seorang The Most Wanted disekolahnya harus terjebak dalam permainan teman-temannya. permainan itu awal dari segalanya. dimana, seorang Gerald Fabian harus mem-pacari...