3

16.3K 1.2K 10
                                    


Permukaan air danau yang tenang dan bening itu menggeliat pelan dan membentuk riak berupa lingkaran-lingkaran kecil yang perlahan menghilang. Beberapa lembar daun yang tampak kecokelatan bergerak mengapung di atasnya. Mata Julia membuka sedikit, kemudian tersenyum kecil melihat pemandangan di depannya. Dia menarik napas dalam, memenuhi rogga dadanya dengan udara segar dengan wangi musim gugurnya. Kedua tangannya direntangkannya ke atas, matanya kembali terpejam untuk meresapi suasana sunyi dan damai yang melingkupinya saat ini.

Beberapa detik kemudian dia menyadari sesuatu, gadis itu kemudian membuka matanya pelan, meneliti dirinya sendiri. Menatap tak percaya gaun putih panjang berbahan satin yang membungkus tubuhnya hingga ke mata kaki. Kedua tangannya meluncur ke bawah dengan cepat, tetapi sesuatu yang menyentuh pergelangannya membuat kelopak matanya semakin melebar. Tak cukup dia dikejutkan dengan gaun satin panjang putihnya, sekarang ada jalinan bunga liar berwarna-warni dan cantik yang memahkotai kepalanya.

"Ada apa denganku?" Bisiknya pelan pada dirinya sendiri. Dia bangkit berdiri, sekali lagi meneliti pakaian yang sedang dia kenakan saat ini. Dia dia menyentuh mahkota bunga itu.

"Julia...." Sebuah suara berat terdengar dari belakangnya. Untuk sesaat dia mencoba mengenali suara itu. Ada kelegaan kecil terbersit di wajah gadis itu. Dia cepat berbalik. Tapi...

"Ah..." Gadis itu mengaduh kemudian meringis kecil saat sesuatu yang keras mengenai bahunya.

"Kak Julia! Kak Lia! Kak Liaaaaaaaaaaa!" Perlahan mata Julia membuka. Pemandangan yang sangat familier terpampang di hadapannya. Dinding bercat biru muda yang dihiasi jam dinding bergambar anjing putih bernama Snoppy membuat jiwanya terenggut kembali ke dunia nyata.

"Tidur apa pingsan sih? Kakak nggak kuliah?" Julia mengerjap beberapa kali berusaha memfokuskan penglihatannya pada seseorang yang berdiri tepat di sebelah ranjangnya. Seakan masih tak percaya Julia kembali meneliti dirinya sendiri. Tak ada gaun satin putih. Tangan kanannya cepat menyentuh bagian atas kepalanya. Tak ada mahkota bunga. Hal tadi terasa begitu nyata.

"Kak?"

"Hanya mimpi?" Gadis itu bergumam sendiri. Dia tidak sedikitpun menanggapi panggilan Sinta, si gadis bawel yang sudah seminggu ini terus menempel padanya. "Mimpi yang aneh," gumamnya lagi.

"Mimpi apa Kak?" Sinta kembali bersuara.

"Ada apa, Sin?" Julia bergerak pelan turun dari ranjangnya. Dia tidak menjawab pertanyaan gadis itu malahan menimpalinya dengan pertanyaan lagi.

"Itu si Sekseh tadi nelpon dan nanyain kalau Kak Julia udah pulang kuliah dia mau ngomong sesuatu." Julia tersenyum kecil. Yang disebut Sinta si Sekseh adalah Lodi, gadis 20 tahun yang emang paling seksi di kos-kosan ini. Kalau kata Sinta, Lodi punya kecenderungan eksibisionis karena seragam harian di kosnya adalah tanktop ketat dan hot pants yang emang bikin gerah siapa saja yang melihatnya.

"Hmmm..." Julia berdehem pendek.

"Kak Lia bukannya nggak kuliah karena ketiduran kan?" selidik Sinta.

"Nggak. Dosennya sakit." Tangan Julia sibuk menyisir rambut panjang sebahunya. Pikirannya masih tersangkut pada mimpinya tadi. Julia yakin sangat mengenali suara itu. Namun, sekarang Julia bahkan tidak bisa menebak suara yang memanggilnya dalam mimpi tadi. Dia mencoba berpikir keras tapi tidak berhasil. Aneh. Kening Julia berkerut.

"Ya udah, aku cuma mau bilang itu." Sinta beranjak ke luar. Julia meringis menahan sebal karena anak itu sudah menariknya keluar dari mimpi indahnya hanya untuk membawa kabar yang tidak terlalu penting. Setelah Sinta menghilang, Julia kembali mencoba mengingat mimpi aneh yang baru saja menghampirinya tadi.

DESTINARE   [Bisa Baca sampai Tamat di Akun Saya di Dreame]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang