Bonus

1.8K 160 41
                                    

"Aku pergi ya," kataku sambil berjalan menuju ke pintu depan. Tanganku sudah sampai di knop pintu untuk membukanya, namun suara Mum yang berteriak memanggil namaku membuatku berhenti dan menolehkan kepalaku kebelakang. Kepala Mum menyembul dari dinding ruang tengah dan aku menunggunya untuk mengatakan sesuatu.

"Kau mau kemana?" 

"Cari angin segar." jawabku. Tanpa menunggu jawaban apapun dari Mum, aku langsung membuka pintu dan segera pergi. Sejak awal aku sudah memutuskan untuk tidak menaiki mobil. Cari angin segar, aku hanya akan pergi jalan-jalan di pinggir kota dan melihat jalanan raya yang sibuk. Memang sebenarnya tidak ada pengaruhnya juga jika kau mau mencari angin di kota yang sibuk seperti London. Hal yang kau lihat setiap harinya akan tetap sama. Kendaraan-kendaraan serta orang-orang yang berjalan dengan cepat, mengejar waktu mereka. Setidaknya itu cukup bagiku untuk mencari angin segar, dibanding harus terus berdiam diri di kamarku dan tidak henti-hentinya melepaskan mataku dari layar ponselku. Ada daya tarik tersendiri bagiku, melihat padatnya kota London di malam harinya. Meskipun aku cenderung orang yang lebih menyukai sendirian, ramainya kota ini selalu berhasil menarik perhatianku. Hanya sekedar jalan-jalan di pinggir jalan saja, kau tidak akan merasa kesepian. 

Terkadang aku melihat orang-orang yang berkumpul di satu sisi, biasanya berkerumun mengelilingi sesuatu. Memperhatikan pertunjukan orang yang bernyanyi dengan gitar mereka. Mencari keuntungan dengan menunjukan bakat bernyanyi dan orang-orang akan berkumpul dan sekedar memberinya uang kecil. Itu cukup menghibur, bagiku. 

Apalagi yang bisa kau temukan di kota saat malam hari? Orang-orang yang sibuk mengangkat tangan mereka dipinggir jalan, memanggil sebuah taksi agar datang mendekat pada mereka. Itu satu hal yang paling sering kutemui. Melihat restoran-restoran yang menyediakan fastfood di pinggir jalan, dimana saat kau melewati restoran tersebut hidungmu bisa langsung mencium wangi makanan mereka yang bisa membuat perutmu langsung meraung-raung. Atau beberapa foodtruck yang berhenti, menarik perhatian semua orang dengan gambar-gambar mencolok pada truck mereka.

"Terimakasih." gumamku pada lelaki yang menjaga stand nya. Ia memberikan satu cup berisi kopi panas padaku dan aku tersenyum seraya menyerahkan sejumlah uang padanya. Aku berbalik begitu menerima kopi milikku dan mulai berjalan lagi. Aku pun berhenti begitu melihat sebuah bench yang letaknya di atas trotoar jalan. Aku segera duduk disana, yang kebetulan memang sedang kosong. Kuletakkan kopi yang masih panas itu dan mulai berkutat dengan ponselku. Abaikan saja perkataanku sebelumnya mengenai 'lebih baik mencari angin segar daripada harus terus menatap layar ponsel'.

Ujung mataku menangkap sesuatu yang terjatuh tepat di hadapanku, membuatku langsung mendongak dan melihat benda apa yang barusan terjatuh di hadapanku. Seorang lelaki dengan hooded vest merahnya yang sebagian menutupi kaus putih yang Ia kenakan membungkuk di hadapanku, mengambil benda yang terjatuh.

"Sial, maaf." gumamnya seraya mengambil kembali ponselnya yang tadi sempat terjatuh di dekat kakiku. Ia menarik kembali tubuhnya menjadi ke posisi berdiri tegap dan aku memperhatikan setiap gerak-geriknya. Aku tersenyum kecil kepadanya, sebagai balasan dari permintaan maafnya yang sebelumnya. Senyumanku luntur dengan perlahan begitu mengenali wajah serta rambut pirangnya yang terlihat familiar di mataku.

"..Charlize?" dia menghela napas, mendahului aku yang baru saja akan menyebutkan namanya. Dia terdiam dan menatapku tak percaya, seolah melihat kembali orang yang tidak pernah Ia temui lagi untuk bertahun-tahun lamanya--meskipun itulah cerita yang sebenarnya. Aku seakan kembali dijatuhkan ke masa sekitar 2-3 tahun yang lalu, merasakan perasaan yang sama seperti yang pernah kurasakan dulu. Degupan jantungku yang berubah menjadi tak normal, tubuhku yang rasanya langsung melemas, sama halnya seperti yang kurasakan setiap kali aku bertemu dengannya dulu. 

Fall-In Love [ on editing ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang